Minggu, 14 Januari 2018

MAKALAH PENDIDIKAN SEBAGAI SEBUAH SISTEM



BAB II
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
 Pendidikan merupakan sebuah sistem. Sebagai sistem, aktivitas pendidikan terbangun dalam beberapa komponen, yaitu pendidik, peserta didik, tujuan pendidikan, alat pendidikan, dan lingkungan pendidikan. Semua komponen yang membangun sistem pendidikan, saling berhubungan, saling tergantung, dan saling menentukan satu sama lain. Setiap komponen memiliki fungsi masing-masing dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Aktivitas pendidikan akan terselenggara dengan baik apabila didukung oleh komponen-komponen dimaksud. Fungsi  pendidikan sebenarnya adalah menyediakan fasilitas yang dapat memungkinkan tugas pendidikan dapat berjalan lancar, baik secara struktural, maupun secara institusional. Secara struktural menuntut terwujudnya struktur organisasi yang mengatur jalannya proses kependidikan. Secara institusional mengandung implikasi bahwa proses kependidikan yang terjadi dalam struktur organisasi itu dilembagakan untuk lebih menjamin proses pendidikan itu berjalan secara konsisten dan berkesinambungan mengikuti kebutuhan dan perkembangan manusia yang cenderung ke arah tingkat kemampuan yang optimal.

1.2 Rumusan masalah
1.      Apa pengertian sistem dan pendidikan?
2.      Apa saja komponen-komponen dalam suatu sistem?
3.      Apa saja macam-macam teori sistem?








BAB III
     PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem dan pendidikan
            Sistem dapat diartikan sebagai suatu kesatuan unsur-unsur atau komponen-komponen yang saling berinteraksi secara fungsioanal dalam memproses masukan menjadi keluaran. Menurut definisi tradisional, sistem adalah seperangkat komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.  
            Pendidikan pada hakikatnya merupakan interaksi komponen-komponen yang esensial dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Perpaduan antara keharmonisan dan keseimbangan serta interaksi unsur esensial pendidikan, pada tahap operasional sangat menentukan keberhasilan pendidikan.[1]
2.2  komponen-komponen suatu sistem
1.      Pendidik
            Pendidik adalah orang yang diserahi tugas atau amanah untuk mendidik. Pendidikan itu sendiri dapat berarti memelihara, membina, mendidik. Pendidikan itu sendiri dapat berarti memelihara, membina, mendidik. Pendidikan itu sendiri dapat berarti memelihara, membina, membimbing, mengarahkan, menumbuhkan. Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab XI pasal 39 tentang Pendidik dan Tenaga Kependidikan dinyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik di perguruan tinggi. Dengan demikian, pendidik adalah orang yang diberi amanah untuk tidak saja membuat perencanaan, melaksanakan pembelajaran, menilai, membimbing, tetapi juga melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Hal ini berarti bahwa seorang pendidik tidak hanya bertugas untuk mentranfer ilmu, melainkan harus selalu mengadakan penelitian dalam rangka menyesuaikan pengetahuannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat.[2]


2.      Anak Didik atau Peserta Didik
            Anak didik atau peserta didik konotasinya adalah pada orang-orang yang sedang belajar. Anak didik lebih dititik beratkan kepada anak-anak yang masih dalam tarap perkembangan, baik fisik maupun psikis, belumdewasa, dan masih membutuhkan bantuan dan pertolongan dari orang-orang dewasa di sekitarnya. Istilah peserta didik mengandung makna yang lebih luas, mencakup anak yang belum dewasa, dan juga orang yang sudah dewasa, tetapi masih dalam tarap mencari atau menuntut ilmu dan keterampilan. Anak didik atau peserta didik semuanya menjadi salah satu sub sistem dalam sistem pendidikan. Keberadaan peserta didik dalam sistem
pendidikan merupakan hal yang mutlak untuk berlangsungnya aktivitas pendidikan. Tanpa peserta didik, pendidikan tidak mungkin berjalan, sebab tidak ada gunanya guru tanpa anak didik.[3]
3.      Tujuan Pendidikan
 Tujuan (tujuan akhir) merupakan dunia cita yang sulit untuk diwujudkan. Ia berada di dunia sana yang hanya ada dalam angan-angan. Untuk mencapai tujuan itu diperlukan usaha yang sangat maksimal. Itulah sebabnya tujuan itu dibuat berjenjang seperti anak tangga. Untuk mencapai anak tangga paling atas, harus melalui anak tangga-anak tangga di bawahnya. Sebelum melaksanakan sebuah aktivitas, termasuk pendidikan, yang pertama-tama harus ditetapkan adalah tujuan.
Tujuan berfungsi untuk:
a. Mengakhiri usaha
b. Mengarahkan usaha
c. Merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain
d. Memberi nilai pada usaha (berhasil atau gagal).
Jika fungsi tujuan di atas dibawah ke dalam aktivitas pendidikan, maka fungsi tujuan pendidikan adalah sebagai batas atau ukuran apakah tujuan itu sudah tercapai atau belum. Tujuan pendidikan juga mengarahkan aktivitas pendidikan, sehingga tidak salah arah. Tujuan pendidikan harus ditetapkan secara berjenjang, sehingga mudah diukur, Dalam aktivitas pendidikan ditetapkan tujuan-tujuan antara yang diarahkan untuk mencapai tujuan akhir dari pendidikan.[4]
4.      Alat Pendidikan
            Alat pendidikan adalah segala sesuatu atau apa saja yang dipergunakan dalam usaha mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan sebagi usaha, juga merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Jadi alat pendidikan dapat alat dari suatu alat, yaitu alat pendidikan. Segala perlengkapan yang dipakai dalam usaha pendidikan disebut dengan alat pendidikan.
5.      Lingkungan Pendidikan
            Lingkungan merupakan salah satu faktor pendidikan yang ikut serta menentukan corak pendidikan yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap peserta didik. Lingkungan dapat berupa lingkungan sosial, lingkungan nonsosial. Lingkungan sosial berupa lingkungan yang terdiri atas manusia yang ada di sekitar anak yang dapat memberi pengaruh terhadap anak, baik sikap, perasaan, atau bahkan keyakinan agamanya, misalnya lingkungan pergaulan. Lingkungan nonsosial adalah lingkungan alam sekitar berupa benda atau situasi, misalnya keadaan ruangan, peralatan belajar, cuaca, dan sebagainya, yang dapat memberikan pengaruh pada peserta didik.[5]
Dari beberapa pengertian dan komponen-komponen sistem tersebut di atas, dapat diungkapkan bahwa sistem memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Sistem bertujuan bersama dan berorientasi pada tujuan.
b. Tujuan sistem dapat dijabarkan kepada beberapa fungsi.
c. Sistem memiliki komponen-kornponen yang dapat menjalankan fungsi-
    fungsi tersebut.
d. Komponen-komponen sistem saling berkaitan dan tergantung satu sama    
    lain.
e. Sistem memiliki aspek keterpaduan antar komponen.
f. Sistem memiliki mekanisme umpanbalik
g. Memproses masukan (input) menj adi keluaran (output).[6]
2.3 Macam-macam teori
a.       Karakteristik Teori Sistem
1)      Keseluruhan adalah hal yang utama dan bagian-bagian adalah hal yang kedua.
2)      Integrasi adalah kondisi salaing hubungan antara bagian-bagian dalam satu sistem.
3)      Bagian-bagian membentuk sebuah keseluruhan yang tak dapat dipisahkan.
4)      Bagian-bagian memainkan peranan mereka dalam kesatuan untuk mencapai tiujuan dari keseluruhan.
5)      Sifat bagian dan fungsinya dalam keseluruhan dan tinkah lakunya diatur oleh keseluruhan terhadap hubungan-hubungan bagianya.
6)      Keseluruhan adalah sebuah sistem atau sebuah kompleks atau sebuah konfigurasi dari energi dan berperilaku seperti suatu unsur tunggal yang tidak kompleks.
7)      Segala sesuatu haruslah dimulai dari keseluruhan sebagai suatu dasar, dan bagian-bagian serta hubungan-hubungan, baru kemudian terjadi secara berangsur-angsur.
b.      Karakteristik umum sistem
1)      Cenderung kearah entropi
Semua sistem cenderung menuju kepada suatu keadaan terpecah belah, tidak teratur, lamban, dan akhirnya mati.
2)      Hadir dalam ruang waktu
Semua sistem berada dalam ruang waktu, atau berada dalam rangkaian waktu yang tidak dapat di hentikan.
3)      Mempunyai batas-batas
Semua sistem mempunyai batas-batas yang tidak menetap, tapi berubah-ubah.
4)      Semua sistem mempunyai sebuah lingkungan atau sesuatu yang berada diluarnya.
Semua sistem mempunyai lingkungan proksimal ( lingkungan yang disadari oleh sistem), dan lingkungan distal ( lingkungan yang tidak disadari oleh sistem).
5)      Mempunyai variabel dan parameter
Semua sistem mempunyai faktor-faktor yang mempengaruhi sruktur dan fungsi dari sistem. Faktor-faktor dalam sistem adalah variabel, dan faktor-faktor di luar adalah parameter.
6)      Mempunyai subsistem
Semua sistem, termasuk sistem yang paling kecil sekali pun mempunyai subsistem, dan setiap subsistem merupakan sebuah kesatuan yang terbatas, terbentuk dari bagian-bagian, dan karakteristik-karakteristek tertentu.
7)      Mempunyai suprasistem
Semua sistem, kecuali sistem yang terbesar dan beberapa sistem tertutup, mempunyai suprasistem, atau sistem yang lebih besar.
c.       Model dasar sistem
1.      Masukan (Input)
Masukan adalah sumber-sumber yang ada dalam lingkungan atau suprasistem yang masuk dalam sebuah sistem. Masukan dapat berbentuk:
a.       Informasi
Informasi adalah keterangan yang disampaikan kepada pihak lain.
(1)   Informasi produk
Keterangan tentang bahan olahan, bahan yang akan di proses menjadi suatu produk.
(2)   Informasi operasional
Keterangan tentang bahan-bahan yang dipergunakan untuk memproses bahan olahan.
b.      Energi atau tenaga
Energi adalah gerak dari alat-alat kerja yang di pergunakan dalam proses informasi atau semua operasi yang terjadi dalam transformasi. Bentuk operasi tersebut  dapat berupa:
(1)   Operasi yang dilakukan manusia.
(2)   Operasi yang dilakukan mesin-mesin.
c.       Bahan-bahan
(1)   Bahan-bahan produksi adalah bahan-bahan olahan yang akan dijadikan hasil produksi.
(2)   Bahan-bahan operasional adalah sumber-sumber yang dipergunakan sebagai pelancar proses trasnsformasi. 
2.      Transformasi
Proses pengubahan masukan olahan menjadi hasil produksi atau jasa, yang dilakukan oleh manusia atau mesin-mesin, atau manusia dengan mesin-mesin.
(1)   Proses manajemen
Metode-metode yang dipergunakan untuk melakukan perencanaan, kepemimpinan, pengorganisasian, pengawasan, dan perbaikan.
(2)   Proses fungsional
Metode-metode yang dipergunakan untuk mencapai tujuan-tujuan fungsional dari sekelompok orang atau seseorang.
(3)   Proses fungsional silang
Metode-metode yang dipergunakan untuk tujuan tertentu yang perlu kerja sama dengan orang lain atau unit lain.
3.      Hasil
Barang atau jasa yand dapat dikeluarkan, disampaikan dan digunakan oleh lingkungan.
d. Tipe-tipe sistem
1.      Sistem alami dan sistem buatan
a.       Sistem alami
Sistem ini merupakan benda-benda atau peristiwa-peristiwa alam yang berkerja berdasarkan hukum-hukum alam, dan hubungan antara masukan dengan hasil dappat di ramamalkan secara ilmiah.
b.      Sistem Buatan Manusia
Sistem yang di rancang, dilaksanakan, dan dikendalikan oleh manusia, dan hubungan antara masukan yang diambil dari sistem alami, dengan hasil diataur oleh manusia.

2.      Sistem Tertutup dan Terbuka
a)      Sistem Tertutup
Sistem yang sruktur organisasi bagian-bagianya tidak menyesuaikan diri dengan lingkunganya, sekurang-kurangnya dalm jangka waktu pendek. Sruktur bagian-bagian tersusun secara tetap dan bentuk operasinya berjalan otomatis.
b)      Sistem terbuka
Sistem yang sruktur bagian-bagianya terus menyesuaikan diri dengan masukan dari lingkungan yang terus menerus berubah-ubah dalam usaha dapat mencapai kapasitas optimalnya. Sruktur bagian-bagian bersifat lentur dan bentuk operasinya dinamis, karena bagian-bagian dalm sistem dapat berubah karakteristik dan posisinya. [7]
  Berbicara tentang pendidikan sebagai sistem kita lihat bagaimana sistem yang di terapkan di Indonesia.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terbagi dalam 34 provinsi. Ibukota Indonesia adalah Jakarta, suatu kota yang terletak di Pulau Jawa. Bisa kita lihat bahwa jarak antara kota yang satu dan kota lain yang berbeda pulau tidaklah mudah untuk ditempuh. Mungkin perbedaan jarak dan sulitnya menjangkau kota yang satu dengan yang lain, memberi banyak pengaruh terhadap berbagai aspek, termasuk aspek pendidikan Indonesia. Ketika kita berbicara tentang pendidikan Indonesia, tidak sedikit masyarakat yang mengatakan bahwa kita termasuk negara yang tertinggal dalam hal pendidikan.
Lalu bagaimana dengan sistem pendidikan Indonesia saat ini? Apakah pemerintah sudah mampu memberikan yang terbaik untuk rakyatnya? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, terlebih dahulu kita lihat pendidikan di Amerika, di negara maju tersebut terdapat kurikulum terintegrasi (integrated curriculum), metode mengajar yag berpusat pada siswa (student centered teaching method), pengajaran atas dasar kemampuan dan minat individu (individualized instruction), dan sekolah alternatif.
Kemudian, bagaimana dengan Indonesia? Apakah pemerintah perlu merasa “iri” dengan segala kemajuan pendidikan di negara lain? Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum pendidikan yang berkembang di Indonesia. Kalau kita tinjau dari konsep pengadaan kurikulum tersebut, kurikulum kita tidak kalah dengan kurikulum yang diterapkan di negaranegara maju lain, seperti Amerika. Akan tetapi, yang terjadi di negara kita adalah sangat sulit untuk menerapkan seperti apa yang telah dikonsepkan. Dalam penerapan kurikulum tersebut, banyak terjadi ketidaksesuaian. Mungkin pemerintah sering mengadakan studi banding terhadap pendidikan di negara lain. Akan tetapi, pemerintah juga harus melakukan studi banding di dalam negeri. Pemerintah dapat melihat langsung kondisi dan kemampuan masyarakat sehingga pemerintah dapat menerapkan suatu kurikulum yang asli Indonesia yang benar-benar sesuai untuk digunakan di Indonesia sehingga dapat menjawab keinginan bangsa Indonesia akan pendidikan. Penerapan yang tidak sesuai dengan konsep juga terjadi pada pengadaan sekolah gratis. Padahal, apabila subsidi dan pengadaan sekolah gratis bisa berjalan sebagaimana mestinya, pasti rakyat Indonesia yang tidak mempunyai biaya pendidikan bisa mendapatkan haknya untuk mendapatkan pendidikan yang layak, seperti yang telah diatur dalam UUD 1945. Lalu, Mengapa pendidikan di negara kita sangat jauh dari kata “baik”? Apakah persoalan sarana prasarana pendidikan yang tidak memadai merupakan suatu masalah untuk pendidikan Indonesia? Banyak masyarakat yang mengatakan bahwa pemerintah sangat tidak adil terhadap pendistribusian segala hal di bidang pendidikan, sebut saja penyebaran tidak merata. Tidak semua sekolah memiliki fasilitas yang memadai untuk menunjang berlangsungnya sistem pendidikan. Namun, terdapat juga sekolah yang fasilitasnya sudah memadai, tetapi ssekolah tersebut tidak dapat memaksimalisasikan fungsi dari fasilitas penunjuang pendidikan tersebut. [8]
 
 
BAB IV
PENUTUP
3.1  KESIMPULAN
sistem adalah seperangkat komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.  
Pendidikan pada hakikatnya merupakan interaksi komponen-komponen yang esensial dalam upaya mencapai tujuan pendidikan.
Komponen-komponen yang ada dalam sebuah sistem antara lain pendidik, peserta didik, alat pendidikan, lingkungan pendidikan, dan ptujuan pendidikan. Dan pemerintah pun juga berperan penting dalam menunjang kualitas dan kuantitas pendidikan di Indonesia.


[1] Radja Mudyaharjo. Pengantar Pendidikan. (Jakarta: PT Rajagrfindo Persada, 2001).217-218
[2]Sulaiman saat, faktor-faktor determinan dalam pendidikan, 8 (Desember, 2015). 3

[3] Sulaiman, Ibid,  7
[4] Sulaiman Saat, ibid. 9
[5] Sulaiman Saat, ibid.11-12
[6] Salamah, Penelitian dan Teknologi Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. 12 (Desember, 2006). 153
[7] Tatang, ilmu pendidikan. (Bandung: Pustaka Setia, 2012). 91-110
[8] Ricardo F. Nanuru, Progresifisme Pendidikan dan Relevasinya di Indonesia, 2(Agustus , 2013). 138