Jumat, 02 Februari 2018

MAKALAH PENDEKATAN SUPERVISI ARTISTIK KELEBIHAN DAN KELEMAHANNYA



KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Yang Maha Kuasa dan Maha Berkehendak, karena hanya dengan kuasa dan kehendak-Nya lah penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini, sesuai dengan waktu yang ditentukan. Kedua, shalawat dan senantiasa mengalir deras kepada baginda Rosulullah SAW, karena beliaulah sang tokoh revolusioner sejati yang telah berhasil membawa umat islam dari alam biadab, menuju alam yang beradab.
Supervisi Pendidikan merupakan salah satu mata kuliah yang diajarkan diprodi pendidikan agama islam STAIN Kediri. Tujuan diajarkannya mata kuliah ini sendiri ialah untuk mengenal serta mengetahui sedikit tentang pengertian supervisi dan kegiatan-kegiatan yang ada didalamnya.. 
Sebagai pelajar dan penulis pemula, tentunya karya tulis ini masih jauh dengan kata sempurna. Penulis masih memiliki banyak kekurangan, oleh karenanya, apabila ada saran dan kritik dari pembaca, penulis akan menyampaikan terima kasih yang tiada tara, semoga karya ini selalu dapat dijadikan salah satu sumber belajar bagi kita semua.


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam pembangunan bangsa dan negara untuk kemajuan era globalisasi. Dari proses pendidikanlah tercipta manusia-manusia dengan kemampuan yang luar biasa, karena dalam pendidikan pendidik menyiapkan sumber daya manusia dengan segenp kemampuannya untuk dapat merukan pola pikir setiap manusia.
Untuk membangun pendidikan yang lebih baik lagi maka supervisi menjadi penting di lakukan demi pengembangan pendidikan selanjutnya. Karena dalam supervisi tersebut akan di berikan pembinaan-pembinaan terhadap apa yang di butuhkan oleh setiap individu maupun lembaga melalui supervisi yang berkaitan.
Untuk lebih meningkatkan supervisi akademik maka di butuhkan beberapa pendekatan dalam pelaksanaanya. Dan dalam hal ini akan di bahasa sedikit tentang pendekatan artistik yang merupakan salah satu pendekatan yang ada dalam supervisi akademik.   

B.  Rumusan Masalah
1.    Bagaimana pengertian dari  pendekatan supervisi artistik?
2.    Bagaimana ciri-ciri pendekatan supervisi artistik?
3.    Bagaiman kelebihan dan kelemahan dari pendekatan supervisi artistik?

C.  Tujuan Rumusan Masalah
1.    Untuk mengetahui pengertian dari pendekatan supervisi artistik.
2.    Untuk mengetahui ciri-ciri pendekatan supervisi artistik.
3.    Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan pendekatan supervisi artistik.




BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pendekatan Supervisi Artistik
Supervisi pengajaran berkembang melalui pendekatan-pendekatan yang memiliki pijakan ilmu tertentu. Perkembangan pendekatan supervisi pengajaran seiring dengan berkembangnya ilmu manajamen salah satunya adalah pendekatan supervisi artistik. Supervisi pengajaran dengan menggunakan pendekatan artistik muncul sebagai respons atas ketidakpuasan terhadap supervisi pengajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah yang di pengaruhi oleh aliran scientific management[1]. 
Jika kita uraikan pendekatan sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah proses, cara, perbuatan mendekati. Pendekatan memiliki peran sebagai upaya dalam proses menuju yang di inginkan, sehingga dalam pendekatan terdapat rasa ingin mencapai tujuan dengan usha, cara untuk mendapatkannya atau memperolehnya. Dari sisi lain, pendekatan juga berasal dari kata approad yang berarti cara mendekatkan diri kepada objek atau langkah-langkah menuju objek. Atau pola perilaku yang tepat untuk mempengaruhi orang lain[2]. Menurut Piet A. Suhertian pendekatan dalam supervisi tergantung kepada prototipe guru. Sedangkan glickman sendiri dapt dibedakan menjadi empat yakni guru yang profesional, guru tukang kritik, guru yang selalu sibuk dan guru yang tidak bermutu. Keempat prototipe tersebut di pilah berdasarkan dua kemampuan guru yaitu berfikir abstrak dan komitmen[3].
Pada hakikatnya ada dua cara untuk memahami konsep supervisi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan artistik. Pertama, melalui definisi pembelajaran dengan pendekatan artistik yang di maksud yaitu bahwa pendekatan artistik dalam supervisi pengajaran adalah suatu pendekatan yang menyadarkan pada kepekaan, persepsi dan pengetahuan supervisor sebagai sarana untuk mengapresiasi kejadian-kejadian pembelajaran pembelajaran yang bersifat subtle (halus) dan sangat bermakna di dalam kelas. Pendekatan artistik ini mencoba menempatkan supervisor sebagai instrumen observasi untuk mendapatkan data dalam rangka mengambil langkah-langkah supervisi. Oleh karena supervisor sendiri yang di tempatkan sebagai instrumennya, maka dialah yang membuat pemaknaan atas pembelajaran yang sedang berlangsung. Kedua, melalui observasi siapa saja yang terlibat dalam kegiatan supervisi. Dalam pemahaman jenis ini, supervisor benar-benar mengobservasi situasi dan kondisi pembelajaran secara menyeluruh dan utuh. Observasi yang di lakukan, tidak dengan menggunakan jaring-jaring instrumen baku yang di persiapkan sebelumnya sebagaimaana pendekatan ilmiah. Observasi yang di lakukan berangkat dari keingintahuan supervisor terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung sebagaimana adanya tanpa ada pretensi apapun[4]. Seorang supervisor yang melakukan observasi pengajaran dikelas, tidak bermaksud untuk mendapatkan data pengajaran yang kompleks itu dari segi apa adanya, dari variabelnya. Melainkan pada saat observasi itu, ia baru mendapatkan mana yang seharusnya menjadi aksentuasi perhatianya. Dari hasil pengamatan pada pengajaran yang sedang berlangsung, bisa saja dihasilkan hal-hal yang berbeda, sebab karakteristik pengajaran yang sedang berlangsung tersebut senantiasa berkembang. Kadar partisipasi guru dalam proses belajar-mengajar kadang kala tinggi dan rendah. Oleh karena itu, supervisor harus tetap mencapai maksud, mengapresiai karakteristik dan kualitas penampilan pengajaran secara utuh. Sehingga dapat mengapresiasikan karakteristik dan kualitas penampilan pembelajaran secara utuh. Lebih lanjutnya kata artistik diselaraskan dengan musik. Seorang pendengar musik yang baik bukan hanya mendengar tetapi menyimak musik tersebut. Demikian juga dengan kerja seorang supervisor, ketika melihat seorang guru mengajar, ada dua hal yang harus diperhatikan. Pertama adalah yang berkaitan dengan karakter dan kualitas pengajaran sebagai suatu keseluruhan dan juga berbagai macam bagian yang ada didalamnya. Hal kedua adalah bahwa setiap guru mempunyai gaya dan kekuatan mereka sendiri. Seorang supervisor yang berorientasi artistik mampu mengenali gaya tersebut dan akan membantu guru tersebut mengembangkan gaya tersebut ke arah yang positif.
Pendekatan artistik dalam pengajaran berupaya menerobos kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh pendekatan ilmiah dalam menagkap pembelajaran. Pendekatan artistik ini berupaya melihat pembelajaran dengan menjangkau latar psikologi dan sosiologis pelakunya. Hal ini terjadi karena secara psikologis manusia satu itu berbeda dengan manusia yang lain, sehingga menuntuk perlakuan yang berbeda pula sesuaidengan keragamannya.
Mengenai keberhasilan pembelajaran, menurut sudut pandang pendekatan artistik tidak dapat di ukur dengan membandingkan pembelajaran satu dengan pembelajaran yang lainn hal ini karena pelakunya berbeda. Sehingga pembelajaran tidak dapat di ukur dengan menggunakan peristiwa pembelajaran yang dalam konteks yang lainnya lagi. Oleh karena itu, pendekatan artistik menyarankan agar supervisor dan guru bersama-sama mengamati, merasakan, dan mengapresiasi pembelajaran yang di laksanakan oleh guru. Supervisor harus mengikuti guru pada saat mengajar dengan cermat, teliti, dan utuh. Menurut Eisner supervisor bagaikan melihat tampilan-tampilan karya seni, yang tidak dapat dilihat sebagian demi sebagian akan tetapi harus di lihat secara menyeluruh dengan pengamatan cermat, turut merasakan dan mencoba menagkap maknanya. Sehingga supervisor harus berupaya mengapresiasi pembelajaran yang di laksanakan oleh guru[5].
Aplikasi pendekatan artistik dalam supervisi pembelajaran ini supervisor harus tahu soal pembelajaran dan berpengalaman menjadi seorang pengajar, sehingga tatkala yang bersangkutan memberikan makna atas pembelajaran yang sedang berlangsung tidak menyimpang. Dalam mengaplikasikan pendekatan artistik ini, ada beberapa langkah panduan yang dapat di ikuti oleh supervisor. Pertama, tatkala mau berangkat ke lapangan (sekolah), ia tidak boleh punya pretensi apapun tentang pembelajaran yang akan di amati. Ia harus merasa bahwa dirinya yang akan menyaksikan tampilan-tampilan pembelajaran, masih dalam keadaan kosong. Kedua, mengadakan pengamatan terhadap guru yang sedang mengajar. Pengamatan hendaknya dilakukan dengan cermat, teliti, utuh dan menyeluruh. Ketiga, supervisor memberikan interpretasi atas hasil pengamatan secara formal. Artinya, kejadian-kejadian dalam pembelajaran setiap kali di lihat setiap itu pula di interpretasikan agar makna yang di kandungnya dapat di tangkap. Keempat, supervisor menyusun hasil interpretasinya dalam bentuk narasi. Narasi di sini tidak senantiasa harus berbentuk tulisan. Kelima, penyampaian hasil interpretasi mengajar yang sudah di narasikan oleh supervisor kepada guru. Hal ini bisa dilakukan secara tertulis maupun secara lisan. Yang terpenting dalam penyampaian hal ini supervisor harus memberikan informasi kepada guru bahwa hasil interpretasi ini bukan untuk di tolak ataupun di terima tatapi ini terjadi senyatanya dalam pembelajaran. Keenam, balikan dari guru terhadap supervisi yang di lakukan oleh supervisor. Dalam balikan ini, bisa terjadi semacam diskusi dan dapat juga tidak diskusi. Supervisor dan guru, secara berganti dapat mengemukakan visimereka masing-masing atas pembelajaran yang di berlangsungkan. Dari penyampaian visi masing-masing tersebut akan dapat meningkatkan kegiatan pembelajaran[6].



B.  Ciri-Ciri Pendekatan Supervisi Artistik
Pendekatan supervisi artistik dalam supervisi pengajaran ini memiliki beberapa ciri yang diantaranya adalah[7]:
1.    Menaruh perhatian terhadap karakter ekspresiftentang peristiwa pembelajaran yang terjadi. Pendekatan artistik tidak menyederhanakan kejadian yang luas dan kompleks ia mengartikan kenyataan secara benar.
2.    Memerlukan ahli seni dalam pendidikan yang dapat melihat sesuatu yangsubtle (halus, lembut dan untuk menjangkaunya perlu dengan rasa) dalam pembelajaran. Karena sesuatu yang subtle tersebut mempengaruhi individu dalam bertindak.
3.    Mengapresiasi setiap konstribusi unik para guru yang di supervisi terhadap pengembangan siswa. Kritik yang di berikan oleh supervisor adalah sebagai kritik seni, kritik musik, dan kritik film dan bukan kritik negatif. Kritik yang di kemukakan sebagaimana kritik seni ini sangat bermanfaat bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran.
4.    Menaruh perhatian pada kehidupan kelas secara keseluruhan.
5.    Memerlukan hubungan yang baik dan menyenangkan antara supervisor dan guru. Karena melalui hubungan yang baik dan menyenangkan ini suasana dialogis dan akrab akan tercipta.
6.    Memerlukan kemampuan penggunan bahasa yang dapat menggali potensi-potensi guru. Penguasaan ini diperlukan karena guru-guru yang berpotensi adakalanya mengalami kesulitan dalam mengekspresikan potensinya. Kesulitan yang terjadi bisa di sebabkan oleh hal-hal intern yang berasal dari dirinya sendiri, atau sifat dari potensi tersebut yang sukar diekspresikan dan bahkan bisa jadi di sebabkan oleh terbatasnya kemampuan bahasa yang dimiliki untuk mengekspresikan serta terbatasnya medium-medium ekspresi.
7.    Memerlukan kemampuan untuk mendiskripsikan dan menginterpretasikan setiap peristiwa pembelajaran yang terjadi. Sebab, apa-apa yang signifikan dalam pendidikan tidak dapat di tentukan sekedar melalui tes-tes statistik. Tes statistik tidak dapat menangkap nilai dan makna, melainkan hanya dapat berhubungan dengan hal-hal yang bersifat mungkin atau probabilitas saja.
8.    Menerima kenyataan bahwa supervisor dengan segala kelebihan dan kekurangannya, kepekaan dan pengalamannya merupakan instrumen pokok. Berarti, dialah yang memberikan makna atas segala kejadian pembelajaran yang diamati.

C.  Kelebihan dan kelemahan pendekatan supervisi artistik
Dalam pendekatan supervisi artistik ini tidak lepas dari adanya kelebihan dan kerurangan. Kelebihan dari pendekatan supervisi artistik sendiri ialah terlihat dalam melihat fenomena pengajaran dalam hal ini supervisor melihat secara teliti, halus, dikaitkan dengan gejala yang lain. Peristiwa yang sama mungkin memiliki penyebab yang berbeda, sehingga pembinaan yang di lakukan supervisor bisa berbeda pula sesuai dengan persepsi supervisor. Dan kelemahan dari pendekatan supervisi artistik ini adalah tidak semua supervisor mampu mengapresiasikan fenomena secara tepat, mungkin dari segi waktu juga agak lama.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
pendekatan artistik dalam supervisi pengajaran adalah suatu pendekatan yang menyadarkan pada kepekaan, persepsi dan pengetahuan supervisor sebagai sarana untuk mengapresiasi kejadian-kejadian pembelajaran pembelajaran yang bersifat subtle (halus) dan sangat bermakna di dalam kelas. Pendekatan artistik ini mencoba menempatkan supervisor sebagai instrumen observasi untuk mendapatkan data dalam rangka mengambil langkah-langkah supervisi.
Ciri dari pendekatan supervisi artistik ini yang pertama, Menaruh perhatian terhadap karakter ekspresiftentang peristiwa pembelajaran yang terjadi. Kedua, Memerlukan ahli seni dalam pendidikan yang dapat melihat sesuatu yangsubtle (halus, lembut dan untuk menjangkaunya perlu dengan rasa) dalam pembelajaran. Ketiga, Mengapresiasi setiap konstribusi unik para guru yang di supervisi terhadap pengembangan siswa. Keempat, Menaruh perhatian pada kehidupan kelas secara keseluruhan. Kelima, Memerlukan hubungan yang baik dan menyenangkan antara supervisor dan guru. Keenam, Memerlukan kemampuan penggunan bahasa yang dapat menggali potensi-potensi guru. Ketujuh, Memerlukan kemampuan untuk mendiskripsikan dan menginterpretasikan setiap peristiwa pembelajaran yang terjadi. Kedelapan, Menerima kenyataan bahwa supervisor dengan segala kelebihan dan kekurangannya, kepekaan dan pengalamannya merupakan instrumen pokok.
Kelebihan dari pendekatan supervisi artistik dalam hal pengajaran supervisor melihat secara teliti, halus, dikaitkan dengan gejala yang lain. Dan kelemahan dari pendekatan supervisi artistik ini adalah tidak semua supervisor mampu mengapresiasikan fenomena secara tepat, mungkin dari segi waktu juga agak lama.



DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Imam. Mengembangkan Alternatif-Alternatif Pendekatan Dalam Pelaksanaan Supervisi Pengajaran, Manajemen Pendidikan. No. 6 Vol 24. September 2015.
Imron, Ali. Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidika. Jakarta:Sinar Grafika Offset, 2011.
Muslim, Sri Banun. Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru. Jakarta: Alfabeta, 2019.
Sahertian, Piet A.. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan: Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta, 2000.

                                                                                                                




[1] Imam Gunawan, Mengembangkan Alternatif-Alternatif Pendekatan Dalam Pelaksanaan Supervisi Pengajaran, Manajemen Pendidikan, No. 6 Vol 24 (September 2015), 469.
[2] Sri Banun Muslim, Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru (Jakarta: Alfabeta, 2019), 77.
[3] Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan: Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), 44-45.
[4] Ali Imron, Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidika (Jakarta:Sinar Grafika Offset, 2011),  51.
[5] Ibid., 470.
[6] Ibid., 55-59.
[7] Ibid., 53-55.