KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT Yang
Maha Kuasa dan Maha Berkehendak, karena hanya dengan kuasa dan kehendak-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini, sesuai dengan waktu yang
ditentukan. Kedua, shalawat dan senantiasa mengalir deras kepada baginda
Rosulullah SAW, karena beliaulah sang tokoh revolusioner sejati yang telah
berhasil membawa umat islam dari alam biadab, menuju alam yang beradab.
Supervisi Pendidikan merupakan
salah satu mata kuliah yang diajarkan diprodi pendidikan agama islam STAIN
Kediri. Tujuan diajarkannya mata kuliah ini sendiri ialah untuk mengenal serta
mengetahui sedikit tentang pengertian supervisi dan kegiatan-kegiatan yang ada
didalamnya..
Sebagai pelajar dan penulis
pemula, tentunya karya tulis ini masih jauh dengan kata sempurna. Penulis masih
memiliki banyak kekurangan, oleh karenanya, apabila ada saran dan kritik dari
pembaca, penulis akan menyampaikan terima kasih yang tiada tara, semoga karya
ini selalu dapat dijadikan salah satu sumber belajar bagi kita semua.
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan
merupakan suatu hal yang sangat penting dalam pembangunan bangsa dan negara
untuk kemajuan era globalisasi. Dari proses pendidikanlah tercipta
manusia-manusia dengan kemampuan yang luar biasa, karena dalam pendidikan
pendidik menyiapkan sumber daya manusia dengan segenp kemampuannya untuk dapat
merukan pola pikir setiap manusia.
Untuk
membangun pendidikan yang lebih baik lagi maka supervisi menjadi penting di
lakukan demi pengembangan pendidikan selanjutnya. Karena dalam supervisi
tersebut akan di berikan pembinaan-pembinaan terhadap apa yang di butuhkan oleh
setiap individu maupun lembaga melalui supervisi yang berkaitan.
Untuk lebih
meningkatkan supervisi akademik maka di butuhkan beberapa pendekatan dalam
pelaksanaanya. Dan dalam hal ini akan di bahasa sedikit tentang pendekatan
artistik yang merupakan salah satu pendekatan yang ada dalam supervisi
akademik.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
pengertian dari pendekatan supervisi
artistik?
2.
Bagaimana
ciri-ciri pendekatan supervisi artistik?
3.
Bagaiman kelebihan
dan kelemahan dari pendekatan supervisi artistik?
C. Tujuan Rumusan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari pendekatan supervisi
artistik.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri pendekatan supervisi artistik.
3. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan pendekatan
supervisi artistik.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pendekatan Supervisi Artistik
Supervisi
pengajaran berkembang melalui pendekatan-pendekatan yang memiliki pijakan ilmu
tertentu. Perkembangan pendekatan supervisi pengajaran seiring dengan
berkembangnya ilmu manajamen salah satunya adalah pendekatan supervisi
artistik. Supervisi pengajaran dengan menggunakan pendekatan artistik muncul
sebagai respons atas ketidakpuasan terhadap supervisi pengajaran dengan
menggunakan pendekatan ilmiah yang di pengaruhi oleh aliran scientific
management[1].
Jika kita
uraikan pendekatan sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
proses, cara, perbuatan mendekati. Pendekatan memiliki peran sebagai upaya
dalam proses menuju yang di inginkan, sehingga dalam pendekatan terdapat rasa
ingin mencapai tujuan dengan usha, cara untuk mendapatkannya atau
memperolehnya. Dari sisi lain, pendekatan juga berasal dari kata approad yang
berarti cara mendekatkan diri kepada objek atau langkah-langkah menuju objek.
Atau pola perilaku yang tepat untuk mempengaruhi orang lain[2].
Menurut Piet A. Suhertian pendekatan dalam supervisi tergantung kepada
prototipe guru. Sedangkan glickman sendiri dapt dibedakan menjadi empat yakni
guru yang profesional, guru tukang kritik, guru yang selalu sibuk dan guru yang
tidak bermutu. Keempat prototipe tersebut di pilah berdasarkan dua kemampuan
guru yaitu berfikir abstrak dan komitmen[3].
Pada
hakikatnya ada dua cara untuk memahami konsep supervisi pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan artistik. Pertama, melalui definisi pembelajaran
dengan pendekatan artistik yang di maksud yaitu bahwa pendekatan artistik dalam
supervisi pengajaran adalah suatu pendekatan yang menyadarkan pada kepekaan,
persepsi dan pengetahuan supervisor sebagai sarana untuk mengapresiasi
kejadian-kejadian pembelajaran pembelajaran yang bersifat subtle (halus) dan
sangat bermakna di dalam kelas. Pendekatan artistik ini mencoba menempatkan
supervisor sebagai instrumen observasi untuk mendapatkan data dalam rangka
mengambil langkah-langkah supervisi. Oleh karena supervisor sendiri yang di
tempatkan sebagai instrumennya, maka dialah yang membuat pemaknaan atas
pembelajaran yang sedang berlangsung. Kedua, melalui observasi siapa
saja yang terlibat dalam kegiatan supervisi. Dalam pemahaman jenis ini,
supervisor benar-benar mengobservasi situasi dan kondisi pembelajaran
secara menyeluruh dan utuh. Observasi yang di lakukan, tidak
dengan menggunakan jaring-jaring instrumen baku yang di persiapkan sebelumnya
sebagaimaana pendekatan ilmiah. Observasi yang di lakukan berangkat dari
keingintahuan supervisor terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung
sebagaimana adanya tanpa ada pretensi apapun[4].
Seorang supervisor yang melakukan observasi pengajaran
dikelas, tidak bermaksud untuk mendapatkan data pengajaran yang kompleks itu
dari segi apa adanya, dari variabelnya. Melainkan pada saat observasi itu, ia
baru mendapatkan mana yang seharusnya menjadi aksentuasi perhatianya. Dari
hasil pengamatan pada pengajaran yang sedang berlangsung, bisa saja dihasilkan
hal-hal yang berbeda, sebab karakteristik pengajaran yang sedang berlangsung
tersebut senantiasa berkembang. Kadar partisipasi guru dalam proses
belajar-mengajar kadang kala tinggi dan rendah. Oleh karena itu, supervisor
harus tetap mencapai maksud, mengapresiai karakteristik dan kualitas penampilan
pengajaran secara utuh. Sehingga dapat mengapresiasikan
karakteristik dan kualitas penampilan pembelajaran secara utuh. Lebih lanjutnya kata artistik diselaraskan
dengan musik. Seorang pendengar musik yang baik bukan hanya mendengar tetapi
menyimak musik tersebut. Demikian juga dengan kerja seorang supervisor, ketika
melihat seorang guru mengajar, ada dua hal yang harus diperhatikan. Pertama
adalah yang berkaitan dengan karakter dan kualitas pengajaran sebagai suatu
keseluruhan dan juga berbagai macam bagian yang ada didalamnya. Hal kedua
adalah bahwa setiap guru mempunyai gaya dan kekuatan mereka sendiri. Seorang
supervisor yang berorientasi artistik mampu mengenali gaya tersebut dan akan
membantu guru tersebut mengembangkan gaya tersebut ke arah yang positif.
Pendekatan
artistik dalam pengajaran berupaya menerobos kelemahan-kelemahan yang dimiliki
oleh pendekatan ilmiah dalam menagkap pembelajaran. Pendekatan artistik ini
berupaya melihat pembelajaran dengan menjangkau latar psikologi dan sosiologis
pelakunya. Hal ini terjadi karena secara psikologis manusia satu itu berbeda
dengan manusia yang lain, sehingga menuntuk perlakuan yang berbeda pula
sesuaidengan keragamannya.
Mengenai
keberhasilan pembelajaran, menurut sudut pandang pendekatan artistik tidak
dapat di ukur dengan membandingkan pembelajaran satu dengan pembelajaran yang
lainn hal ini karena pelakunya berbeda. Sehingga pembelajaran tidak dapat di
ukur dengan menggunakan peristiwa pembelajaran yang dalam konteks yang lainnya
lagi. Oleh karena itu, pendekatan artistik menyarankan agar supervisor dan guru
bersama-sama mengamati, merasakan, dan mengapresiasi pembelajaran yang di
laksanakan oleh guru. Supervisor harus mengikuti guru pada saat mengajar dengan
cermat, teliti, dan utuh. Menurut Eisner supervisor bagaikan melihat
tampilan-tampilan karya seni, yang tidak dapat dilihat sebagian demi sebagian
akan tetapi harus di lihat secara menyeluruh dengan pengamatan cermat, turut
merasakan dan mencoba menagkap maknanya. Sehingga supervisor harus berupaya
mengapresiasi pembelajaran yang di laksanakan oleh guru[5].
Aplikasi
pendekatan artistik dalam supervisi pembelajaran ini supervisor harus tahu soal
pembelajaran dan berpengalaman menjadi seorang pengajar, sehingga tatkala yang
bersangkutan memberikan makna atas pembelajaran yang sedang berlangsung tidak
menyimpang. Dalam mengaplikasikan pendekatan artistik ini, ada beberapa langkah
panduan yang dapat di ikuti oleh supervisor. Pertama, tatkala mau
berangkat ke lapangan (sekolah), ia tidak boleh punya pretensi apapun tentang
pembelajaran yang akan di amati. Ia harus merasa bahwa dirinya yang akan
menyaksikan tampilan-tampilan pembelajaran, masih dalam keadaan kosong. Kedua,
mengadakan pengamatan terhadap guru yang sedang mengajar. Pengamatan hendaknya
dilakukan dengan cermat, teliti, utuh dan menyeluruh. Ketiga, supervisor
memberikan interpretasi atas hasil pengamatan secara formal. Artinya,
kejadian-kejadian dalam pembelajaran setiap kali di lihat setiap itu pula di
interpretasikan agar makna yang di kandungnya dapat di tangkap. Keempat,
supervisor menyusun hasil interpretasinya dalam bentuk narasi. Narasi di sini
tidak senantiasa harus berbentuk tulisan. Kelima, penyampaian hasil
interpretasi mengajar yang sudah di narasikan oleh supervisor kepada guru. Hal
ini bisa dilakukan secara tertulis maupun secara lisan. Yang terpenting dalam
penyampaian hal ini supervisor harus memberikan informasi kepada guru bahwa
hasil interpretasi ini bukan untuk di tolak ataupun di terima tatapi ini
terjadi senyatanya dalam pembelajaran. Keenam, balikan dari guru
terhadap supervisi yang di lakukan oleh supervisor. Dalam balikan ini, bisa
terjadi semacam diskusi dan dapat juga tidak diskusi. Supervisor dan guru,
secara berganti dapat mengemukakan visimereka masing-masing atas pembelajaran
yang di berlangsungkan. Dari penyampaian visi masing-masing tersebut akan dapat
meningkatkan kegiatan pembelajaran[6].
B. Ciri-Ciri Pendekatan Supervisi Artistik
Pendekatan
supervisi artistik dalam supervisi pengajaran ini memiliki beberapa ciri yang
diantaranya adalah[7]:
1. Menaruh perhatian terhadap karakter ekspresiftentang
peristiwa pembelajaran yang terjadi. Pendekatan artistik tidak menyederhanakan
kejadian yang luas dan kompleks ia mengartikan kenyataan secara benar.
2. Memerlukan ahli seni dalam pendidikan yang dapat melihat
sesuatu yangsubtle (halus, lembut dan untuk menjangkaunya perlu dengan rasa)
dalam pembelajaran. Karena sesuatu yang subtle tersebut mempengaruhi individu
dalam bertindak.
3.
Mengapresiasi
setiap konstribusi unik para guru yang di supervisi terhadap pengembangan siswa.
Kritik yang di berikan oleh supervisor adalah sebagai kritik seni, kritik
musik, dan kritik film dan bukan kritik negatif. Kritik yang di kemukakan
sebagaimana kritik seni ini sangat bermanfaat bagi guru dalam melaksanakan
pembelajaran.
4.
Menaruh
perhatian pada kehidupan kelas secara keseluruhan.
5.
Memerlukan
hubungan yang baik dan menyenangkan antara supervisor dan guru. Karena melalui
hubungan yang baik dan menyenangkan ini suasana dialogis dan akrab akan
tercipta.
6.
Memerlukan
kemampuan penggunan bahasa yang dapat menggali potensi-potensi guru. Penguasaan
ini diperlukan karena guru-guru yang berpotensi adakalanya mengalami kesulitan
dalam mengekspresikan potensinya. Kesulitan yang terjadi bisa di sebabkan oleh
hal-hal intern yang berasal dari dirinya sendiri, atau sifat dari potensi tersebut
yang sukar diekspresikan dan bahkan bisa jadi di sebabkan oleh terbatasnya
kemampuan bahasa yang dimiliki untuk mengekspresikan serta terbatasnya
medium-medium ekspresi.
7.
Memerlukan
kemampuan untuk mendiskripsikan dan menginterpretasikan setiap peristiwa
pembelajaran yang terjadi. Sebab, apa-apa yang signifikan dalam pendidikan
tidak dapat di tentukan sekedar melalui tes-tes statistik. Tes statistik tidak
dapat menangkap nilai dan makna, melainkan hanya dapat berhubungan dengan
hal-hal yang bersifat mungkin atau probabilitas saja.
8.
Menerima
kenyataan bahwa supervisor dengan segala kelebihan dan kekurangannya, kepekaan
dan pengalamannya merupakan instrumen pokok. Berarti, dialah yang memberikan
makna atas segala kejadian pembelajaran yang diamati.
C. Kelebihan dan kelemahan pendekatan supervisi artistik
Dalam
pendekatan supervisi artistik ini tidak lepas dari adanya kelebihan dan
kerurangan. Kelebihan dari pendekatan supervisi artistik sendiri ialah terlihat
dalam melihat fenomena pengajaran dalam hal ini supervisor melihat secara
teliti, halus, dikaitkan dengan gejala yang lain. Peristiwa yang sama mungkin
memiliki penyebab yang berbeda, sehingga pembinaan yang di lakukan supervisor
bisa berbeda pula sesuai dengan persepsi supervisor. Dan kelemahan dari
pendekatan supervisi artistik ini adalah tidak semua supervisor mampu
mengapresiasikan fenomena secara tepat, mungkin dari segi waktu juga agak lama.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
Kesimpulan:
pendekatan
artistik dalam supervisi pengajaran adalah suatu pendekatan yang menyadarkan
pada kepekaan, persepsi dan pengetahuan supervisor sebagai sarana untuk
mengapresiasi kejadian-kejadian pembelajaran pembelajaran yang bersifat subtle
(halus) dan sangat bermakna di dalam kelas. Pendekatan artistik ini mencoba
menempatkan supervisor sebagai instrumen observasi untuk mendapatkan data dalam
rangka mengambil langkah-langkah supervisi.
Ciri dari pendekatan supervisi artistik ini yang pertama,
Menaruh
perhatian terhadap karakter ekspresiftentang peristiwa pembelajaran yang
terjadi. Kedua, Memerlukan ahli seni dalam
pendidikan yang dapat melihat sesuatu yangsubtle (halus, lembut dan untuk
menjangkaunya perlu dengan rasa) dalam pembelajaran. Ketiga, Mengapresiasi
setiap konstribusi unik para guru yang di supervisi terhadap pengembangan
siswa. Keempat, Menaruh perhatian pada kehidupan
kelas secara keseluruhan. Kelima, Memerlukan
hubungan yang baik dan menyenangkan antara supervisor dan guru. Keenam, Memerlukan
kemampuan penggunan bahasa yang dapat menggali potensi-potensi guru. Ketujuh,
Memerlukan
kemampuan untuk mendiskripsikan dan menginterpretasikan setiap peristiwa
pembelajaran yang terjadi. Kedelapan, Menerima
kenyataan bahwa supervisor dengan segala kelebihan dan kekurangannya, kepekaan
dan pengalamannya merupakan instrumen pokok.
Kelebihan
dari pendekatan supervisi artistik dalam hal pengajaran supervisor melihat
secara teliti, halus, dikaitkan dengan gejala yang lain. Dan kelemahan dari
pendekatan supervisi artistik ini adalah tidak semua supervisor mampu
mengapresiasikan fenomena secara tepat, mungkin dari segi waktu juga agak lama.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Imam.
Mengembangkan Alternatif-Alternatif Pendekatan Dalam Pelaksanaan Supervisi
Pengajaran, Manajemen Pendidikan. No. 6 Vol 24. September 2015.
Imron, Ali. Supervisi
Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidika. Jakarta:Sinar Grafika Offset, 2011.
Muslim, Sri
Banun. Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru. Jakarta:
Alfabeta, 2019.
Sahertian, Piet
A.. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan: Dalam Rangka Pengembangan
Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
[1] Imam Gunawan,
Mengembangkan Alternatif-Alternatif Pendekatan Dalam Pelaksanaan Supervisi
Pengajaran, Manajemen Pendidikan, No. 6 Vol 24 (September 2015), 469.
[2] Sri Banun
Muslim, Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru (Jakarta:
Alfabeta, 2019), 77.
[3] Piet A.
Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan: Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), 44-45.
[4] Ali Imron, Supervisi
Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidika (Jakarta:Sinar Grafika Offset,
2011), 51.
[5] Ibid., 470.
[6] Ibid., 55-59.
[7] Ibid., 53-55.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Semoga Manfaat