MAKALAH STUDI AL-QUR'AN "ASBABUN NUZUL"
KATA PENGANTAR
Syukur
Alhamdulillah kami haturkan atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan
kami rahmat serta karunia-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan penyusunan
tugas makalah ini dengan tepat waktu.
Pada tugas makalah ini kami
berkesempatan membahas tentang ASBABUN NUZUL, kami berharap semoga makalah ini
dapat menjadi salah satu rujukan bagi pembaca. Dalam penyusunan makalah ini kami mengakui bahwa masih banyak kekurangan, karena kami masih kurang berpengalaman. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan yang
akan datang.
Kami sangat berterimakasih kepada
dosen pembimbing serta semua pihak yang telah membantu menyusun makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Al-Qur’an diturunkan untuk member
petunjuk kepada manusia kearah tujuan yang terang dan jalan yang lurus dengan
menegakkan asas kehidupan yang didasarkan pada keimanan kepada Allah dan
risalah-Nya. Juga memberitahukanhal yang telahlalu, kejadian-kejadian yang
sekarang serta berita-berita yang akan datang.
Sebagian besar
Qur’an pada mulanya diturunkan untuk tujuan umum ini, tetapi kehidupan para
sahabat bersama Rasulullah telah menyaksikan banyak peristiwa sejarah, bahkan
kadang terjadi diantara mereka peristiwa khusus yang memerlukan penjelasan
hukum Allah atau masih kabur bagi mereka. Kemudian mereka
bertanya kepada Rasulullah untuk mengetahui hukum Islam mengenai hal itu. Maka
Qur’an turun untuk peristiwa khusus tadi atau untuk pertanyaan yang muncul itu.
Hal itulah yang dinamakan Asbabun Nuzul.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
pengertian Asbabun Nuzul ?
2.
Apa
Urgensi Asbabun Nuzul ?
3.
Apa
sajakah macam-macam Asbabun Nuzul ?
4.
Bagaimana
cara mengetahui Asbabun Nuzul ?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui pengertian Asbabun Nuzul.
2.
Untuk
mengetahui Urgensi Asbabun Nuzul.
3.
Untuk
mengetahui macam-macam AsbabunNuzul.
4.
Untuk mengetahui bagaimana cara
Asbabun Nuzul.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Asbabun Nuzul
Menurut bahasa
“Asbabun Nuzul” berarti turunnya ayat-ayat Al Qur’an. Al Qur’an diturunkan
Allah SWT kepada Muhammad SAW. Secara berangsur-angsur dalam masa lebih kurang
23 tahun. Al-Qur’an diturunkan untuk
memperbaiki akidah, ibadah, akhlak, dan pergaulan manusia yang sudah menyimpang
dari kebenaran. Karena itu, dapat dikatakan bahwa terjadinya penyimpangan dan kerusakan dalam tatanan kehidupan manusia merupakan sebab turunnya
Al-Qur’an. Definisi ini memberikan pengertian bahwa sebab turun suatu ayat adakalanya berbentuk peristiwa dan adakalanya berbentuk pertanyaan. Suatu ayat-ayat atau beberapa ayat turun untuk menerangkan hal yang berhubungan dengan peristiwa tertentu atau memberi jawaban terhadap pertanyaan
tertentu.[1]
Para mufassir
merumuskan definisi asbabun nuzul sebagai berikut:
a. Menurut
Az-Zarqani:
“sesuatu yang turun satu ayat atau beberapa ayat yang berbicara tentangnya
(sesuatu itu) atau menjelaskan ketentuan-ketentuan hukum yang terjadi pada
waktu terjadinya peristiwa tersebut.”
b. Menurut Manna’
Khalil Al-Qaththan:
“sesuatu yang turun Al-Qur’an berkenaan dengannya pada waktu terjadinya
seperti suatu peristiwa yang terjadi atau ada pertanyaan.[2]
B.
Urgensi Asbabun Nuzul
a.
Mengetahui hikmah diundangkanya suatu hukum dan
perhatian syara’ terhadap kepentingan
umum dalam menghadapi segala peristiwa, karena sayangnya kepada umat.
b.
Mengkhususkan
(membatasi) hukum yang diturunkan dengan sebab yang terjadi, bila hukum itu
dinyatakan dalam bentuk umum.
c.
Apabila
lafal yang diturunkan itu lafal yang umum dan terdapat dalil atas pengkhususannya, maka pengetahuan
mengenai asbabun nuzul membatasi pengkhususan itu hanya terhadap yang
selain bentuk sebab.
d.
Mengetahui
sebab nuzul adalah cara terbaik untuk memahami makna Qur’an dan menyingkap
kesamaran yang tersembunyi dalam ayat-ayat yang tidak dapat ditafsirkan tanpa
mengetahui sebab nuzulnya.
e.
Sebab
nuzul dapat menerangkan tentang siapa ayat itu diturunkan sehingga ayat
tersebut tidak diterapkan kepada orang lain karena dorongan permusuhan dan
perselisihan.[3]
C.
Macam-macam Asbabun Nuzul
Dari segi jumlah sebab dan ayat yang
turun sebab an-nuzul dibagi menjadi dua yaitu:
Ta’addud Asbab Al-Nazil (Sebab turunnya lebih dari satu dan ini
persoalan yang terkandung dalam ayat atau kelompok ayat yang turun satu) dan
Ta’addud Al-Nazil Asbab Wahid (ini persoalan yang terkandung dalam ayat atau
sekelompok ayat yang turun lebih dari satu sedang sebab turunnya satu). Sebab
turunnya ayat itu disebut Ta’addud bila ditemukan dua riwayat yang berbeda atau
lebih tentang sebab turun suatu ayat atau sekelompok ayat tertentu. Dan sebaliknya, sebab turunnya
Ayat itu disebut wahid atau tunggal bila riwayatnya hanya satu. Suatu ayat atau sekelompok ayat yang turun disebutTa’addud
Al-Nazil, bila inti persoalan yang terkandung dalam ayat yang turun sehubungan dengan sebab tertentu lebih dari satu persoalan.[4]
D.
Cara
mengetahui Asbabun Nuzul
Salah satu cara untuk mengetahui
asbabun nuzul dengan mengetahui secara periwayatannya dan mendengar dari
generasi yang menyaksikan langsung turunnya Al Qur’an yang mengetahui asbabun
nuzul dan dapat menjelaskan maksud-maksudnya.[5]
Pedoman dasar para ‘Ulama’ dalam mengetahui
asbabun nuzul ialah riwayat shahih yang berasal dari Rasulullah Saw, atau dari
sahabat. Maka sebab itu pemberitahuan dari seorang sahabat mengenai hal seperti ini bila jelas, maka hal itu bukan sekedar pendapat
(ra’y), tetapi ia mempunyai hukum marfu’
(berdasarkan Rasulullah Saw).[6]
E. Redaksi Sebab Nuzul
Bentuk redaksi
yang menerangkan sebab nuzul itu terkadang berupa pernyataan tegas mengenai
sebab dan terkadang pula berupa pernyataan yang hanya mengandung kemungkinan
mengenainya. Bentuk pertama adalah jika perawi mengatakan: “Sebab nuzul ayat
ini adalah begini”, atau menggunakan fa ta’ qibiyah (kira-kira seperti: maka,
yang menunjukkan urutan peristiwa), yang dirangkaikan dengan kata “Turunnya
ayat”, sesudah ia menyebutkan peristiwa atau pertanyaan. Bentuk kedua, yaitu
redaksi yang boleh jadi menerangkan sebab nuzul atau hanya sekedar menjelaskan
dengan hukum ayat adalah bila perawi mengatakan: nazalat hadzihil aayaatu fii
kadza: Ayat ini turun mengenai ”Yang dimaksud dengan ungkapan (redaksi) ini
terkadang sebab nuzul ayat dan terkadang pula kandungan hukum ayat tersebut.
D.
contoh asbabun Nuzul
Asbab nuzul yang berupa perselisihan adalah peristiwa perselisihan atau
permusuhan yang terjadi antara kelompok sekelompok orang dari Kabilah Aus
dengan beberapa orang dari Kabilah khazraj, yang dipicu oleh provokasi yang
dilakukan orang Yahudi, sehingga mereka semua mengucapkan kata-kata “perang! Perang!”. Kemudian turunlah ayat yang berkaitan dengan peristiwa
ini,
يا يها الذين ءامنوا ان
تطيعوا فريقا من الذين اوتواالكتب يردوكم بعد ايمنكم كفرين
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebagian dari
orang-orang yang diberi Alkitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi
menjadi orang kafir sesudah kamu beriman.” (QS. Ali Imran: 100).
Asbab
nuzul yang berupa teguran Allah kepada Nabi. Seperti dalam sebuah riwayat yang
menceritakan beberapa orang Quraisy yang bertanya kepada Nabi Muhammad Saw.
Tentang roh, kisah Ashhab Al-kahfi (para penghuni gua) dan kisah Dzu
Al-Qarnain. Lalu Beliau menjawab: “Datanglah besok pagi kepadaku. Aku akan
ceritakan.” Beliau tidak mengucapkan ‘insya Allah’ (jika Allah manghendaki).
Keesokan harinya, wahyu terlambat datang untuk menceritakan hal-hal tersebut
dan Nabi Muhammad Saw. Tidak dapat menjawabnya. Setelah sekian lama menunggu
penjelasan dari Allah Swt. Melalui wahyu, turunya ayat:
ولاتقولن لشاىء انى فا عل ذالك غدا
الاان يشاءاللهج وذكرربك اذانسيت وقل عسى ان يهدين ربي لاقرب من
هىذارشدا
“Dan
janganlah sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: ‘sesungguhnya aku akan
mengerjakan Ini besok pagi, kecuali (dengan menyebut): “insya Allah”. Dan
ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: “mudah-mudahan Tuhanku
akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini.”
(QS. Al-Kahfi: 23-24)[7]
E. kitab-kitab yang membahas tentang Asbab Nuzul
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Asbabun nuzul
adalah sesuatu hal yang dikarenanya Qur’an diturunkan untuk menerangkan status
(hukum)nya, pada masa hal itu terjadi, baik berupa peristiwa maupun pertanyaan.
Ilmu asbabun nuzul yang sangat besar pengarunya dalam memahami makna ayat-ayat
Al-Qur’an yang mulia. Selain itu, dengan adanya asbabun nuzul dapat mempermudah
kaidah hukum yang belum jelas dalam Al-Qur’an sehingga mudah untuk dipahami.
B.
SARAN
Dengan disusunnya makalah Ulumul Qur’an tentang Asbabun Nuzul ini,
penulis mengharapkan pembaca dapat mengetahui kajian Ulumul Qur’an, untuk
mengetahui lebih jauh, lebih banyak, dan lebih lengkap tentang pembahasan
Asbabun Nuzul, pembaca dapat membaca dan mempelajari buku-buku dari berbagai
pengarang, karena penulisanya membahas garis besarnya saja tentang ulumul quran
dan hanya membahas lebih dalam tentang asbabun nuzul.
Disini penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh
dari sempurna, sehingga keritik dan saran yang membangun untuk penulisan
makalah-makalah selanjutnya sangat diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Hasni, Muhammad bin Alawi A, 1999, Ilmu-ilmu Al-Qur’an, Bandung:
Pustaka Setia.
Hasbi, ash-Shiddieqiy M, 1987, Ilmu-ilmu Al-Qu’an, Semarang: Pustaka Rizki Putra.
___________, 2002, Ilmu Al-Qur’an Tafsir, Semarang: Pustaka Rizki Putra.
Setiyawan, Andik, 2010, Tafsir, Mojokerto:
Mutiara Ilmu.
Syadali, Ahmad, 2000, Ulumul Qur’an, Bandung: Pustaka Setia.
Qathan, Khalil M, 2013, Studi
Ilmu-ilmu Qur’an, Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa.