Karakteristik Ajaran Islam
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadurat Tuhan Yang Maha Esa , karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah mengenai Karakteristik
Ajaran Islam.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu , saya mengajak pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun saya. Kritik dari pembaca sangat saya
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Kediri , 27 Oktober 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Cover.......................................................................................................................... i
Kata Pengantar........................................................................................................... ii
Daftar Isi.................................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Setiap agama
mempunyai karakteristik ajaran yang membedakan dari agama-agama lainyya. Agama
yang didakwahkan secara sungguh-sungguh diharapkan dapat menyelamatkan dunia
yang terpecah-pecah dalam berbagai bagian-bagian. Perpecahan saling mengintai
dan berbagai krisi yang belum diketahui bagaimana cara mengatasinya.
Tidak mudah
membahas karakterisitik ajaran islam, karena ruang lingkupnya sangat luas,
mencakup berbagai aspek kehidupan umat islam. Untuk mengkaji secara rinci semua
karakteristik ajaran islam perlu di telusuri, mulai dari risalah Allah terakhir
dan menjadi agama yang di ridhoi Allah, untuk dunia dan seluruh umat manusia
sampai datangya hari kiamat.
Karakteristik
yang dimiliki islam, yakni karakteristik ilmu dan kebudayaan, pendidikan,
social, ekonomi, kesehatan, politik, pekerjaan, dan disiplin ilmu. Karakteristik
ajaran islam adalah suatu karakter yang harus dimiliki oleh umat muslim dengan
bersandarkan Al-Qur’an dan Hadist dalam berbagai bidang ilmu, kebudayaan,
pendidikan, sosial, ekonomi, kesehatan,
politik, pekerjaan, disiplin ilmu, dan berbagai macam ilmu khusus.
Karakteristik ini banyak terdapat di dalam sumber-sumber ajaran Al-Quran dan
Al-Hadits. Maka dari itu kedua sumber ini telah menjadi pedoman hidup bagi
setiap umat Islam sekaligus menjadi sumber dari pembuatan makalah ini.
Aspek-aspek sumber kehidupan ini diberi karakter tersendiri dalam berbagai ilmu
pengetahuan, ekonomi, social, politik, pekerjaan, kesehatan, dan disiplin ilmu
untuk sepanjang masa.
1.2
RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian islam menurut ajaran islam ?
2. Apa sajakah karakteristik ajaran islam ?
3. Bagaimana karakteristik islam dalam bidang
ilmu dan kebudayaan ?
1.3
TUJUAN MASALAH
1.
Untuk mengetahui pengertian islam menurut ajaran islam.
2.
Untuk mengetahui apa saja karakteristik ajaran islam.
3.
Untuk mengetahui karakteristik islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Islam Menurut Ajaran
Secara etimologi, kata islam berasal dari Bahasa Arab, yakni Aslama,
Yuslimu Islaman yang berarti keselamatan. Kata ini juga bias dibentuk dari
tiga susunan huruf yaitu sin, lam, dan mim. Dalam Al-Qur’an
kata-kata yang dibentuk dari huruf tersebut memiliki banyak makna yaitu :
1.
As-salmu yang berarti damai yang termaktub dalam Al-Qur’an
surah Anfaal:61
وَاِن جَنَحُواْ لِلسَّلْمِ فَاجَنْحْ لَهاَ
وَتَوَ كَّلَ عَلَى آللَّهِ إنَّهُ هُوَ آاسَّمِيعُ آلْعَلِيمِ
Terjemah : “ Dan jika mereka condong kepada perdamaian, Maka condonglah
kepadanya dan bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya dialah yang Maha
mendengar lagi Maha Mengetahui “.[1]
2. Aslama yang bermakna pasrah terdapat pada
Al-Qur’an An-Nisa ayat 125, yang artinya adalah “ Dan siapakah yang lebih baik
agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan diri kepda Allah, sedang
diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan
Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.[2]
3. Saliim sebagaimana terdapat dalam Al-Qur’an Asy-Syu’ra
ayat 89
4. Salamun yang berarti selamat, yang berada dalam Al-qur’am
Surah Maryam ayat 47.
Kata islam menurut istilah adalah mengacu
kepada agama yang bersumber pada wahyu yang datang dari Allah SWT,. Bukan dari
manusia, dan bukan pula berasal dari Nabi Muhammad SAW. Posisi nabi dalam agama
islam diakui sebagai yang ditugasi oleh Allah untuk menyebarkan ajaran islam
terssebut kepada umat manusia. Dalam proses ajaran islam, nabi terlibat dalam
memberi keterangan, penjelasan, uraian, dan contoh prakteknya. Namun
keterlibatan inni masih dalam batas-batas yang dibolehkan tuhan. Dengan
demikian, secara istilah islam adalah nama bagi suatu agama yang berasal dari
Allah SWT.[3]
Kata islam tidak mempunyai hubungan dengan
orang tertentu atau dari golongan manusia dari suatu negeri. Kata islam adalah
nama yang diberikan oleh Tuhan sendiri. Hala demikian dapat dipahami dari
petunjuk ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah SWT.
Selanjutnya dilihat dari segi ajarannya,
Islam adalah agama yang sepanjang srejarah manusia. Agama dari seluruh nabi dan
rosul yang pernah diutus oleh Allah SWT., pada bangsa-bangsa dan
kelompok-kelompok manusia. Islam itulah agama bagi Adam as, Nabi Ya’kub, Nabi
Musa, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, dan nabi Isa as. Hal demikian dapat dipahami
dari yat-ayat yang terdapat di dalam Al-Qur’an yang menegaskan bahwa nabi
tersebut termasuk orang yang berserah diri kepada Allah. Namun demikian perlu ditegaskan,
bahwa meskipun para nabi tersebut telah meyatakan diri, akan tetapi agama yang
mereka anut itu bukan bernama agama islam. Misi agama yang mereka anut adalah
islam, tetapi agama yang mereka bawa namanya dikaitkan dengan nama daerah atau
nama penduduk yang menganut agama tersebut. Agama yang dibawa oleh Nabi Isa as
misalnya, meskipun misinya penyerahan diri kepada Allah (Islam), tetapi nama
agama tersebut adalah Kristen, yaitu nama yang dinisbahkan kepada Yesus Kristus
sebagai pembawa agama tersebut, atau agama Nasrani, yaitu naama yang
dinisbahkan kepada tempat kelahiran Nabi Isa, yaitu Nazaret.
4.2 Karakteristik
Ajaran Islam
Karakteristik ajaran islam adalah suatu
karakter yang harus dimiliki oleh setiap muslim dengan berpedoman pada
Al-qur’an dan Hadist. Dari berbagai sumber tentang islam yang ditulis para
tokoh, diketahui bahwa islam memiliki karakteristik yang khas, yang dapat
dikenali melalui konsepsinya dalam ajrannya. Karakter tersebut anatara lain :
1. Dalam bidang akidah
Karakteristik Islam yang dapat dikeetahui melalui bidang akidah ini
bahwa akidah islam bersifat murni baik dalam isinya maupun prosesnya. Yang
diyaniki daan diakui sebagai Tuhan yang wajib disembah hanya Allah.[4]
Keyakinan tersebut sedikitpun tidak boleh diberikan kepada yang lain, karena
akan berakibat musyrik yang berdampak pada motivasi kerjaa yang tidak
sepenuhnya didasarkan atas panggilan Allah. dalam prosesnya keyakinan tersebut
harus langsung, tidak boleh melalui perantara.
Akidah dalam islam meliputi
keyakinan dalam hati tentang Allah sebagai Tuhan yang wajib disembah; ucapan
dengan lisan dalam bentuk dua kalimat syahadat yaitu menyatakan tiada Tuhan
selain allah, dan bahwa Nabi Muhammad sebagai utusan-Nya; perbuatan dengan amal
sholeh. Akidah demikian itu mengandung arti bahwa dari orang yang beriman tidak
adaa rasa dalam hati; atau ucapan dimulut dan perbuatan melainkan secara
keseluruhan menggambarkan iman kepada Allah, yakni tidak ada niat, ucapan dan
perbuatan yang dikemukakan oleh yang beriman itu kecuali yang sejalan dengan
kehendak Allah.[5]
2. Dalam bidang agama
Menurut Nurcholis Madjid dalam bukunya yang berjudul Islam Doktrin dan
Peradapan. Beliau berbicara tentang karakteristik ajaran islam dalam bidang
agama, islam mengakui adanya Pluralisme. Pluralisme menurut Nurcholis adalah
sebuah aturan Tuhan yang tidak akan berubah, sehingga tidak mungkin untuk
dilawan atau diingkari.[6] Dan islam adalah
agama yang kitab sucinya dengan tegas mengakui hak agama lain, kecuali yang
berdasarkan paganisme dan syirik, untuk hidup dan menjalankan ajran
masing-masing dengan penuh kesungguhan.
Karakteristik ajaran islam dalam
bidang gama tersebut disamping mengkui adanya pluralism sebagai suatu
kenyataan, juga mengkui adanya universalisme, yakni mengajarkan kepercayaan
kepada Tuhan dan hari akhir, menyuruh berbuat baik dan mengajak pada
keselamatan.[7]
Dengan demikian, karakteristik ajaaran islam dalam visi keagamaannya bersifat
toleran, pemaaaf, tidak memaksakan, dam saling menghargai kaarenaa dalam
pluralisme agama tersebut terdapat unsur kesamaan yaitu pengabdian pada Tuhan.
3. Dalam bidang ibadah
Secara harfiah berarti bakti manusia kepada Allah
SWT, karena didorong dan dibangkitkan oleh aqidah tauhid. Majeis Tarjih
Muhammadiyah dengan agak lengkap mendefinisikan ibadah sebagai upaya
mendekatkan diri kepada Allah dengan mentaati segala perintah-Nya, menjauhi
segala larangan-Nya dan mengamalkan segala yang dizinkan-Nya. Ibadah ada yang
umum dan ada yang khusus. Yang umum ialah segala amalan yang diinkan oleh
Allah. Allah sedangkan yang khusus ialah apa yang telah ditetapkan Allah akan
perincian-perinciannya, tingkat dan cara-cara yang tertentu.[8]
Ibadah yang dibahas dalam bagiaan ini adalah dalam
arti yang nomer dua, yaitu ibadah khusus. Dalam yurisprudensi Islam telah ditetapkan bahwa dalam
urusan ibadah tidak boleh ada “kreatifitas”, sebab yang mengcreate atau
membentuk suatu ibadah dalam islam dinilai sebagai bid’ah yang dikutuk Nabi
sebagai kesesatan.[9]
Bilangan sholat lima waktu serta tata cara mengerjakannya, ketentusn ibadah
haji dan tata cara mengerjakannya mislanya adalah termasuk masalah ibadah yang
tata cara dan mengerjakannyatela ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Ketentuan ibadah demikian itu termasuk salah satu bidang ajaran islam dimana akal manusia tidak
perlu campur tangan, melainkan hak dan otoritas Tuhan sepenuhnya.
4. Dalam bidang pendidikan
Islam memandang bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap orang, laki-laki
atau prempuan dan berlangsung sepanjang hayat. Dalam bidang pendidikan islam
memiliki rumusan yang jelas dalam tujuan, kurikulum, guru, metode, sarana dan
lain sebagainya. Semua aspek yang berkaitan dengan pendidikan ini dapat dari
kandungan surat al-Alaq. Di dalam Al-Qur’an dapat djumpai berbagai metode pendidikan,
seperti metode ceramah, Tanya jawab, diskusi demonstrasi, penugasan, teladan,
pembiasaan, karya wisata, cerita, hukuman, nasihat dan lain sebagainya.
5. Dalam bidang sosial
Karakteristik ajaran islam dibidang sosial ini, Islam menjunjung tinggi
tolong menolong, saling menasihati, kesetiakawanan, kesamaan derajat, tenggang
rasa dan kebersamaan. Ukuran ketinggian derajat manusia dalam pandangan
islam bukan ditentukan oleh nenek moyangya, kebangsaannya, warna kulit, bahasa,
jenis kelamin, dan lain sebagainya yang berbau rasialis. Kualitas dan ketinggian derajat seseorang
ditentukan oleh ketakwaannya yang ditunjukkan oleh prestasi kerjanya yang
bermanfaat bagi manusia.[10]
6. Dalam bidang ekonomi
Karakteristik ajaran islam yang selanjutnya dapat dari konsepsinya dalam
bidang kehidupan yang harus dilakukan. Urusan di dunia dikejar dalam rangka
mengejar kehidupan akhirat, kehidupan akhirat dapat dicapai dengan dunia.
Pandangan islam mengenai kehidupan di bidang ekonomi itu dicerminkan dalam
ajaran fiqih yang menjelaskan bagaimana menjelaskan sesuatu usaha ataupun
ajaran islam mengenai berzakat juga dalam konteks berekonomi.[11]
7.
Dalam bidang kesehatan
Ciri khas islam
selanjutnya dapat dilihat dari konsepnya mengenai kesehatan. Ajaran islam
memegang prinsip pencegaham yang lebih dari pada penyembuhan. Prinsip ini
berbunyi al-wiqayah khairmin al-‘laj.[12]
Untuk menuju pada upaya pencegahan tersebut, islam menekankan segi
kebersihan lahir dan batin. Kebersihan lahir dapat mengambil bentuk kebersihan
tempat tinggal, lingkungan sekitar, badan, pakaian, makanan, minuman, dan lain
sebagainya.
8.
Dalam bidang politik
Dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 156 terdapat
perintah mentaati ulil amri terjemahannya termasuk penguasa di bidang
politik, pemerintah dan agama. Dalam hal ini islam tidak menerangkan atau
meyuruh ketaatan yang buta. Tetapi menghendaki suatu ketaatan yang kritis dan
selektif, maksudnya adalah jika pemimpin tersebut berpegang teguh kepada tuntunan
Allah SWT., dan Rasul-Nya maka kita patut mentaatinya, tetapi jika pemimpin
tersebut bersebelahan dan bertentangan dengan kehendak Allah SWT., dan
Rasul-Nya maka boleh dikritik atau diberi saran agar kembali ke jalan yang
benar denga cara-cara yang persuasif. Dan jika pemimpin tersebut juga tidak
meghiraukan, boleh saja untuk tidak dipatuhi.[13]
9.
Dalam bidang pekerjaan
Atas dasar ini maka kerja yang dikehendaki Islam
adalah kerja yang bermutu, terarah kepada pengabdian kepada Allah SWT., dan
kerja yang bermanfaat bagi orang lain. Untuk itu islam tidak menekankan pada banyaknya
pekerjaaan, tetapi pada kualitas manfaat kerja.
4.3 Karakteristik Islam dalam Bidang Ilmu dan Kebudayan
Para ilmuwan muslim juga mempergunakan berbagai pendekatan untuk mengetahui dan memahami
karakteristik ajaran islam. Dan tidak untuk memperdebatkan antara satu stu
dengan yang lainnya. Melainkan lebih mencari sisi persamaan utntuk kemaslahatan
umat. Karakteristik tersebut mencerminkan islam sebagai risalah yang dibawa
Muhammad merupakan pelengkap risalah-risalah yang telah dibawa terlebih dahulu.
Islam bisa dibilang bisa menjiwai dalam setiap
bidang selain agama. Hal itu membuat islam memiliki karakteristik tersendiri
jika dipraktekkan dalam segala aspek kehidupan seperti ekonomi, hukum, etika,
sosial, pendidikan dan lain sebagainya. Diantara karakteristik yang menonjol
itu antara lain dalam bidang ilmu dan budaya.
Karakteristik ajaran islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan bersikap terbuka, akomodatif,
tetapi juga selektif. Yakni dari satu segi islam terbuka dan akomodatif untuk
menerima berbagai masukan dari lua, tetapi bersamaan dengan itu islam juga
selektif, yakni tidak begitu saja menerima seluruh jenis ilmu dan kebudayaan,
melainkan ilmu dan kebudayaan yang sejalan dengan islam.
Karakteritik dalam bidang ilmu pengetahuan dan
kebudayaan tersebut dapat pula dilihat dari 5 ( lima ) ayat pertama surat
al-Alaq yang diturukan Tuhan kepada Nabi Muhmmad SAW. Pada ayat tersebut
terdapat kata iqra’ yang diulang sebanyak dua kali. Kata tersebut menurut A.
Baiquni, selain berarti , membaca dalam arti biasa, juga berarti menelaah,
mengobservasi, membandingkan, mengukur, mendeskripsikan, menganalisa dan
penyimpulan secara induktif.
Demikian pentingnya ilmu ini hingga islam memandang
bahwa orang menuntut ilmu sama nilainya dengan jihad dijalan Allah. Islam
menempuh jalan demikian, karena denga ilmu pengetahuan tersebut seseorang
dapaat meningkatkan kualitas dirinya untuk meraih berbagai kesempatan dan
peluang. Hal demikian dilakukan islam, karena informasi sejarah mengatakan
bahwa pada saat kedatangan islam ditanah Arab, masala ilmu pengetahuan dalah
milik kaum elit tertentu yang tidak boleh dibocorkan kepada masyarakat umum.
Hal demikian juga dilakukn agar masyarakat tersebut bodoh yang selanjutnya
mudah dijajah, diperbudak dan disampingkan keyakinannya serta domba.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kata islam menurut istilah adalah mengacu kepada agama yang bersumber
pada wahyu yang datang dari Allah SWT,. Bukan dari manusia, dan bukan pula
berasal dari Nabi Muhammad SAW. Posisi nabi dalam agama islam diakui sebagai
yang ditugasi oleh Allah untuk menyebarkan ajaran islam terssebut kepada umat
manusia.
Selanjutnya dilihat dari segi ajarannya, Islam adalah agama yang
sepanjang srejarah manusia. Agama dari seluruh nabi dan rosul yang pernah
diutus oleh Allah SWT., pada bangsa-bangsa dan kelompok-kelompok manusia. Islam
itulah agama bagi Adam as, Nabi Ya’kub, Nabi Musa, Nabi Daud, Nabi Sulaiman,
dan nabi Isa as. Hal demikian dapat dipahami dari ayat-ayat yang terdapat di dalam Al-Qur’an
yang menegaskan bahwa nabi tersebut termasuk orang yang berserah diri kepada
Allah. Namun demikian perlu ditegaskan, bahwa meskipun para nabi tersebut telah
meyatakan diri, akan tetapi agama yang mereka anut itu bukan bernama agama
islam. Misi agama yang mereka anut adalah islam, tetapi agama yang mereka bawa
namanya dikaitkan dengan nama daerah atau nama penduduk yang menganut agama
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Nata, Abuddin. Metedeologi
Study Islam. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,1998.
Razak, Nasruddin. Dienul
Islam : Penafsiran Kembali Islam Sebagai Suatu Aqidah dan Way Of Life. Jakarta : Al-Ma’rif, 1989.
Madjid, Nur Cholis. Islam:
Doktrin dan Peradapan. Jakarta: Paramida,2008.
[1]
Al-Qur’an, 8:61.
[2]
Al-Qur’an,4:125
[3]
Abuddin Nata. Metedeologi Study Islam. (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persabda.2012),65.
[4]
Abuddin Nata. Metedeologi study Islam.(Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.2012),84.
[5]
Ibid., 84-5.
[6]
Nur Cholis Madjid, Islam: Doktrin dan Peradapan ( Jakarta:
Paramidina,2008),xii.
[7]
Abuddin Nata, Metedeologi Study Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada,2012),81.
[8]
Nasrudin Rozak, Dienul islam,
( Bnadung : Al-Ma’rif, 1997 ),44.
[9]
Nasrudin Rozak, Dienul Islam, (Bandung: al-Ma’arif,1997),44.
[10]
Abuddin Nata.Metedeologi Study Islam.,87.
[11]
Ibid.,.90.
[12]
Ibid.,.91.
[13]
Ibid.,9.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Semoga Manfaat