PROSES PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN MASA BANI ABBASIYAH
Mata Kuliah Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada masa permulaan peradaban yang benar-benar membawa perubahan
yang sangat besar, yang membawakan pula obor kesejahteraan dan kemanusiaan, Muhammad
SAW. beliau merupakan nabi penutup daripada nabi dan rosul, serta sebagai
rahmatan lil ‘alamin bagi umat manusia dengan Islam sebagai ajaran agama yang
baru. Sehingga beliau pula patut sebagai guru utama bagi pembaruan. Setelah
nabi wafat ajaran tersebut disebarluaskan oleh para sahabat, tabi’in dengan
memegang panji Islam yang kokoh. Sehingga pasca nabi, ajaran Islam juga disebarluaskan diseluruh penjuru dunia.
Dalam penyebaran syari’at Islam pasca Rosulullah SAW, terdapat
beberapa babakan, yakni mulai langsung dari Khulafaur Rasyidin, yang dijalankan
oleh para sahabat (11-41 H) yakni dari
Abu Bakar as-Shidiq, Umar bin Khatab, Ustman bin Affwan, Ali bin Abi Thalib.
Serta babakan Islam pada masa klasik (keemasan) yang terdapat dua penguasa
besar pada saat itu, yaitu pada masa Dinasti Umaiyah dan Dinasti Abbasiyah.
Pada bahasan ini, kita akan membahas lebih luas tentang Dinasti Abbasiyah yang
diusungkan dari kerabat Rasulullah, yakni keluarga Abbas. Mulai dari suasana tumbuhnya peradaban
ilmu pengetahuan di masa Abbasiyah, ilmuwan dan pengaruh Dinasti Abbasiyah
terhadap dunia Barat.
B.
Rumusan Masalah
1.
Suasana tumbuhnya peradaban ilmu pengetahuan masa Abbasiyah ?
2.
Bagaimana bentuk peradaban hasil riset dari para ahli dan
tokoh-tokohnya ?
3.
Bagaimana pusat-pusat peradaban masa Bani Abbasiyah ?
4.
Bagaimana pengaruh peradaban islam terhadap dunia barat ?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Menjelaskan tumbuhnya peradaban ilmu pengetahuan masa Abbasiyah.
2.
Menjelaskan bentuk peradaban hasil riset dari para ahli dan tokoh-tokohnya.
3.
Menjelaskan pusat-pusat peradaban masa Bani Abbasiyah.
4.
Menjelaskan pengaruh peradaban islam terhadap dunia barat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Suasana tumbuhnya peradaban ilmu pengtahuan masa Abbasiyah
Perkembangan ilmu pengetahuan yang terjadi pada masa Bani Abbasiyah
ini tidak terlepas dari pengaruh upaya dinasti sebelumnya yaitu dinasti Bani
Umayyah, pada masa Umayyah ilmu pengetahuan mulai dikembangkan dan hal ini
menjadi cikal bakal bagi perkembangan yang lebih gemilang di masa setelahnya.
Karena itu tidak benar pernyataan bahwa pada masa Bani Abbasiyah tidak ada
pengembangan ilmu pengetahuan.
Masa Bani Abbasiyah adalah masa keemasan
Islam, atau sering disebut dengan istilah ‘’The Golden Age’’. Pada masa itu
Umat Islam telah mencapai puncak kemuliaan, baik dalam bidang ekonomi,
peradaban dan kekuasaan. Selain itu juga telah berkembang berbagai cabang ilmu
pengetahuan, ditambah lagi dengan banyaknya penerjemahan buku-buku dari bahasa
asing ke bahasa Arab. Fenomena ini kemudian yang melahirkan
cendikiawan-cendikiawan besar yang menghasilkan berbagai inovasi baru di
berbagai disiplin ilmu pengetahuan.[1]
Suasana tumbuhnya peradaban Abbasyiah terjadi setelah perluasan
wilayah secara besar-besaran. Faktor yang paling dominan mendorong suasana itu
adalah kebijakan dari khalifah Abu ja’far, bahwa yang menjadi khalifah harus
orang yang mencintai dan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan. Suasana keilmuan
memang diciptakaan oleh khalifah dengan menyediakan segala fasilitas penunjang,
lembaga pendidikan dan perpustakaan dibangun, tempat-tempat istirahat dan mukim
disediakan oleh siapa saja yang mau belajar ilmu pengetahuan. Ulama dari
berbagai disiplin ilmu didatangkan untuk mengajari orang-orang islam yang
belajar. Kegiatan menulis buku berjalan dengan sangat pesat, karena pemerintah
mewajibkan belajar sambil menuliskan ilmu kitab.[2]
B.
Bentuk peradaban hasil riset dari para ahli dan tokoh-tokohnya
Dari hasil ijtihad dan riset par ahli ilmu pengethuan dan ulama
atau cendekiawan muslim, berhasil menemukan berbagai bidang ilmu pengetahuan,
antara lain aalah:
1.
Filsafat
a.
Al-Kindi (194-260 H = 809 – 873 M) buku karangannya sebanyak 236
judul. Ia seorang Filosof Arab pertama. Selain itu, dia juga seorang dokter
Islam yang terkenal. Ia ahli dalam pengobatan Mata sebagaimana dalam buku
“Optics” (Ilmu mata) yang menjadi referensi pemikiran Roger Bacon.
b.
Al-Farabi, karyanya sebanyak 12 buah. Dia seorang Filosof Islam
yang paling faham terhadap pemikiran Aristoteles. Di bidang Seni Musik, dia menciptakan
alat music “piano” (Al-Qonun)
c.
Ibnu Bajah (beliau wafat tahun 523 H). yaitu Abu Bakar Muhammad Bin
Yahya memiliki beberapa karangan yang cukup bernilai tinggi dalam bidang
filsafat.
d.
Ibnu Thufail (wafat tahun 581 H). yaitu Abu Bakar Bin Abdul Malik Bin Thufail, beliau
adalah salah seorang murid Ibnu Bajah dan termasuk filosof terkenal.[3]
e.
Al-Ghazali (450-505 H = 1058-1101 M) hasil karyanya berjumlah 70
judul, buku karyanya yang cukup terkenal adalah Al-Munqizh Min adl-Dlalal,
Tahufutul Falasifah, Mizanul Amal, Ihya ulumuddin, Al-Wajiz, mahkum Nazzar
Miyazul Ilmi, Muqasidul Falasifah.
f.
Ibnu Rusyd (520-595 H = 1126-1198 M), diantara buku karangannya
yang terkenal adalah Mubadiul Falasifah, Kulliyyat, Tafsir Urjuza, Kasful
Afillah, kitab dokma-dokma dan lainnya. Beliau disamping seorang filososf juga
sebagai seorang dokter, buku tentang kedokteran yang cukup terkenal adalah
Al-Hafi.[4]
2.
Kedokteran
1.
Beberapa perguruan tinggi kedokteran yang cukup terkenal berada di
kota :
a.
Yunde Shapur (Iran)
b.
Harran (Syiria)
c.
Baghdad
2.
Para dokter dan ahli kedokteran yang terkenal antara lain :
a.
Jabir Bin Hayyan (Wafat tahun 161 H /778 M), beliau dianggap
sebagai bapak ilmu kimia, buku karangannya sebanyak 500 judul.
b.
Hunain Bin Ishaq (194-264 H/810-878 M), beliau seorang ahli mata
yang terkenal dan banyak menerjemahkan buku-buku bahasa asing.
c.
Ibnu Sina (980 – 1037 M). Ia terkenal Ahli kedokteran. Dia
dinobatkan sebagai Father of Doctors(Bapak kedokteran). Karya tulisnya
yang terkenal Al-Qonun fith-Thibb (Dasar-dasar ilmu kedokteran),
berisi ensiklopedi ilmu kedokteran.[5]
d.
Thabib bin Qurra (221-228 H/836-873 M).
e.
Ar-Razi atau Razes (251-313 H/809-873 M), karangannya yang terkenal
adalah bidang penyakit campak dan cacar yang diterjemahkan ke dalam bahasa
latin.
3.
Matematika
Di antara ahli matematika yaitu :
a.
Umar Al-Farukhan beliau seorang insinyur arsitek pembangunan kota
baghdad.
b.
Al-Khawrizmi, pengarang kitab Al-Gebar (Al-Jabari), beliau juga
penemu angka 0 (nol), sedang angka 1 sampai 9 berasal dari Hindia yang
dikembangkan oleh Islam. Sehingga angka 1,2,3,4,5,6,7,8,9,0 disebut angka arab
dan setelah disempurnakan lagi oleh orang latin kemudian disebut angka latin.
c.
Banu Nusa (3 anak syakir Musa). Mereka menulis banyak buku dan ilmu
ukur.[6]
4.
Astronomi
Para ahli ilmu
astronomi yang terkenal adalah.
1.
Al-Fazari pencipta astrolube yaitu alat pengukur tinggi dan jarak
bintang.
2.
Al-Battani atau Al-Batagnius. Dia ahli matematika dan astronomi.
Dia menciptakan istilah perhitungan Trigonometri dengan
unsur-unsur, seperti Sin (Jaib), Tangen dan Contangen. Ia
berhasil menentukan garis lengkung atau kemiringan ekliptik (orbit dimana
matahari kelihatannya bergerak), panjangnya tahun tropis, lamanya musim, serta
tepatnya orbit matahari dan orbit utama planet-planet.[7]
3.
Abdul wafak menemukan jalan ke-3 dari bulan (jalan ke-1 dan ke-2
ditemukan oleh orang yunani).
4.
Al-Farghoni atau Al-fragenius. Beliau menulis ringkasan ilmu astronomi yang diterjemahkan ke dalam
bahasa Latin, oleh Gerard Cremona dan Johannes Hispalensis.
5.
Seni Ukir
Beberapa seni
ukir yang terkenal yaitu Badr dan Tariff sekitar tahun 961-976 M, pada saat itu
juga terdapat sekolah khusus seni ukir di kairo yang bernama sekolah Kairo.
6.
Bahasa dan Sastra
Berbeda dengan
masa pemerintahan Bani Umayyah yang belum banyak. Penyair pada masa
pemerintahan Bani umayyah, masih kental dalam keaslian warna Arabnya, sedangkan
sastrawan pada zaman pemerintahan Bani Abbas, telah melakukan perubahan
kekuasaan tersebut. Mereka telah mampu mengombinasikan dengan sesuatu yang
bukan berasal dari tradisi arab. Oleh karena itu, wajar kalau kemudian pada
masa pemerintahan bani Abbas banyak bermunculan penyakit terkenal. Di antara
mereka adalah sebagai berikut :
a.
Abu Nawas (145-198 H) nama aslinya adalah Hasan bin Hani.
b.
Abu Tamam (wafat 232 H) nama aslinya adalah Habib bin Auwas atb-Tba’i.
c.
Dabal al-Khuzu’i (wafat 246 H) nama aslinya adalah Da’bal bin Ali
Razin dari Khuza’ab. Penyair besar yang berwatak kritis.
d.
Ibnu Rumy (221-283 H), nama aslinya adalah Abu Hasan Ali bin Abbas.
Penyair yang berani menciptakan tema-tema baru.
e.
Al-Matanabby (303-354 H) nama aslinya adalah Abu Thayib Ahmad bin
Husin al-Kuft penyair istana yang haus, pemuja yang paling handal
Pada masa
pemerintahan dinasti Bani Abbasiyah telah terjadi perkembangan yang sngat
menarik dalam bidang prosa. Banyak buku sastra novel, riwayat, kumpulan
nasihat, dan uraian-uraian sastra yang dikarang atau disalin dari bahasa asing.
Di antara mereka sebagai berikut :
a.
Abdullah bin Muqaffa (wafat tahun 143 H) buku prosa yang dirintis
di antarnya Kalilab wa Dimnab, kitab
itu terjemahan dari bahasa Sansekerta. Karya seorang filosuf India bernama
Baidaba dia menyalin menjadi bahasa Arab.
b.
Abdul Hamid al-Katib. Ia dipandang sebagai pelopor seni mengarang
surat.
c.
Al-Jabid (wafat 225 H), karyanya ini memiliki nilai sastra tinggi
sehingga men
d.
jadi bahasa rujukan dan bahasa bacaan bagi para sastrawan kemudian.
e.
Ibnu Qutaibab (wafat 276 H). Ia dikenal sebagi ilmuan dan sastrawan
yang sangat cerdas dan memiliki pengetahuan yang sangat luas tentang bahasa
kesusastraan.
f.
Ibnu Abdi Rabbib (wafat 328 H). Ia seorang penyair yang berbakat
yang memiliki kecenderungan ke sajak drama. Sesuatu yang sangat langka dalam
tradisi sastra Arab. Karyanya terkenal adalah al-Aqdul Farid, semacam
ensiklopedia islam yang memuat banyak ilmu pengetahuan islam.[8]
C.
Pusat – Pusat Peradaban Masa Bani Abbasiyah
1.
Baghdad
Kota baghdad
dibangun oleh khalifah ke-2 al-Mansur tahun 136 H. Tujuan al-Mansur membangun
kota ini ialah untuk seteril dari kelompok syiah maupun kelompok bani umayyah
yang baru saja dikalahkan. Letaknya di tebing sungai Dajlah. Dari sungai ini
jalannya transportsi barang dari India, Sind, Cina, Basrah, Ahwaz, Wasit,
Mausil, Diar bakar dan Diar Rabi’ah. Bagdad dibangun oleh 1000 pekerja dari
seluruh wilayah islam diawasi oleh arsitek ahli eropa yang dibayar dengan harga
mahal oleh khalifah al-Mansur.
Di dalam kota Baghdad
dibangun berbagai peradaban seperti istana, masjid, madrasah, kuttab dan
perpustakaan, darul khaliah atau perkampungan khalifah dan fasilitas lainya.
Pada masa Harun al-Rasyid kota Baghdad dibangun menjadi lebih sempurna, dengan
fasilitas pendidikan, diantaranya berdiri Universitas Nizamiyah dan
perpustakaan Baitul Hikmah, dilengkapi dengan fasilitas belajar yang lengkap.
Pada akhirnya kota baghdad menjadi kota yang makmur, maju dan kaya dengan tamadun,
ilmu pengetahuan dan kebaikan serta mendapat perhatian seluruh kaum muslimin
dan terkenal di seluruh dunia. Selanjutnya banyak mahasiswa dari berbagai
penjuru dunia datang untuk belajar di kota Baghdad.
2.
Samara
Diriwayatkan
bahwa, asal kata samara dari bahsa Arab yang artinya siapa yang melihat pasti
menang. Kota ini dibangun di timur sungai Dajlah, sejauh seratus kilometer dari
kota Baghdad. Asalnya dibangun oleh Harun dari sebuah kota tua, Khalifah Harun
menggali sebuah sugai yang dekat dengan istana namanya Taqul. Selanjutnya
Khalifah al-Muktasim juga telah membangun sebuah istana yang dihadiahkan kepada permaisurinya.
Kota itu
dibangun karena kota baghdad semakin sesak dengan penduduk dan peradaban. Di
antara bangunan-bangunan besar yang indah di kota samarra ialah mahligai Khalifah
al-Mutawakkil Khalifah Ke-10 yang diberi nama mahlighai al-Arus selanjutnya
dibangun mahlighai-mahligai Khalifah berikutnya, al-Mukhtar dan al-Walid.
3.
Karkh
Kota karkh
dibangun oleh Khalifah al-Mansur dengan tujuan sebagai kota bayangan bagi
Baghdad sebagai kota pusat pemerintahan. Kota Baghdad yang sudah penuh sesak dengan berbagai bangunan,
masjid, istana, madrasah, makhtab dan bangunan fasilitas pemerintahan lainnya,
maka Khalifah al-Mansur memindahkan pusat-pusat perniagaan dari kota Baghdad ke
kota Karkh. Perniagaan yang dominan adalah perniagaan minyak wangi,
tukang-tukuang besi, tukang-tukang kayu, perniagaan-perniagaan pakaian dan
senjata, serta perniagaan bunga, dan perniagaan alat musik.
4.
Anhar (Hasyimiyah)
Kota Anhar
adalah kota tua yang dibangun oleh salah seorang raja persia yang bergelar
Heraklius. Pada saat Abbasyiah, maka Khalifah pertama Abu Abbas Assafah
memperbaiki kota ini dan mengganti namanya menjadi kota Hasyimiyah. Pada saat al-Mansur
menjadi Khalifah ke dua, dia merasa tidak aman, karena pernah mendapat ancaman
dari lawan politik, maka Khalifah al-Mansur merancang untuk mendirikan kota
baru yang namanya Baghdad.
Meskipun ibu
kota Abbasyiah dipindahkan ke Baghdad di wilayah bekas kekuasaan Romawi timur
yang terkenal dengan Babilonia, akan tetapi Hasyimiyah tetap menjadi salah satu
pusat peradaban islam Abbasiyah. Selama 4 tahun Abu Abbas menjadi Khalifah,
kota ini menjadi pusat ibu kota Abbasiyah. Pada saat perkembangan peradaban
Abbasiyah mengalami masa puncak kejayaan, Hasyimiyah termasuk salah satu
pusatnya pengembangan ilmu pengetahuan.
5.
Bukhara dan Samarkand
Dua kota ini
terdapat di wilayah paling jauh di wilayah perbatasan dengan mongol. Sejarah
berdiri dua kota ini adalah ketika Iskandar Zurkarnain diperintahkan agar
membatasi hegomoni Mongol mengadakan serangan ke wilayah lain. Iskandar diutus
ke wilayah ini yang sekarang dikenal dengan nama wilayah Tranxoania dan
membangun Bukhara dan Samarkand menjadi pusat kota bagi komunitas diwilayah
ini. Dua kota ini masuk ke wilayah pada masa Abbasiyah berkuasa. Dua kota ini
lahir ulama-ulama seperti Imam Bukhari dan Imam Samarkandi.
6.
Mesir
Mesir sejak
dahulu kalah telah berdiri beberapa kota tua yang dalam sejarah mesir kuno
telah kita kenal beberapa kota seperti Alexandria, Fustat, dan Kahira yang
sekarang dikenal dengan nama Kairo. Pada saat wilayah ini di kuasai Abbasiyah,
berdiri beberapa Universitas dan Masjid, Universitas al-Azhar dan Masjid
Quatul.[9]
D.
Pengaruh Peradaban Islam Terhadap Dunia Barat
Ilmu
pengetahuan islam masuk dan berkembang di daratan Eropa pada awalnya di
wilayah, Toledo, Cordoba dan sevilla, kemudian mengalir ke negara Barat lewat
para kaum terpelajar Barat. Mereka menerjemahkan karangan buku-buku dari islam
dalam bahasa Barat. Di antara pelajar dari Barat antara lain :
a.
Abolarad Bath. Berpendidikan Islam dari Toledo kemudian menjadi
ahli matematika serta sebagai filosof
inggris yang terkenal.
b.
Mazarabes. Beliau seorang muslim dan mengubah namanya menjadi
Petrus Alphonsi supaya tidak dicurigai, setelah bekerja sebagai dokter di
istana Raja Inggris Henri I. Setelah mendapatkan dukungan dari beberapa pihak,
kemudian beliau membuka perguruan tinggi dan mengajarkan pengetahuan Islam. Ia
termasuk orang yang berjasa menyebarkan Islam di Inggis.
c.
Archedeacon Dominico Gundissavi. Dengan meniru Khalifah Al-Makmun,
beliau mendirikan “Bait al-Hikamah” (Badan penerjemah /House of Wisdom) dari
pihak pemerintah kristen di Toledo yang waktu itu badan tersebut dipimpin oleh
Raymond. Disana disalinlah buku-buku berbahasa arab yang belum terbakar.
d.
Ibnu Dawud (seorang muslim dari bangsa Yunani). Di barat ia
terkenal dengan nama Avendeath. Ia menyalin buku-buku berbahasa Arab ke dalam
bahasa latin, tentang Astronomi dan Astrologi.
e.
Gerard Cremona. Lahir di Cremona Itali tahun 1114 M. Kemudian
pindah ke Toledo, di sana ia menyali buku-buku berbahasa Arab ke dalam bahasa
latin tentang ilmu Filsafat, Matematika, dan Kedokteran, semuanya berjumlah 80
buah.
Menurut
pengakuan para ahli kebudayaan dan ahli ilmu pengetahuan Barat, bahwa peradaban
di negara-negara Barat banyak dipengaruhi oleh peradaban Islam. Berbagai orang
pandai Eropa sekarang merasa bahwa kehidupan Eropa sebenarnya dibelit oleh
kebudayaan Islam disekelilingnya. Dan untuk melepaskan diri dari kebudayaan ini
adalah sesuatu hal yang tidak mungkin karena mereka sendiri telah mengakui
kebudayaan ini adalah kebudayaan sendiri.
Pengakuan para
ahli dari barat tentang pengaruh Islam terhadap dunia Barat di masa lalu di
antar lain:
a.
Prof.Dr.charles Singer.”Di Barat Ilmu Tasrih (Anatomi) dan ilmu Kedokteran
sebenarnya tidak ada, ilmu mengenal penyakit dipergunakan dengan cara-cara yang
bukan-bukan, seperti dengan jengkalan jari, tumbuh-tumbuhan, tukang jual obat
dan takhayul yang dijadikan untuk pengobatan”.
b.
Para Orientalis Spanyol.”Buku Karangan Ilmu Filsafat buah pikiran
ahli Filsafat islam yaitu Ibnu Rusyd, Al-Ghazali”. Jadi pernyataan tersebut
berarti bahwa Filsafat islam sangat mempengaruhi Filsafat Barat.
c.
Ibnu Tumlus (ahli ilmu Ukur, Ilmu perbintangan, ilmu musik dan
Aritmatika), “orang-orang islam telah jauh melampaui kepandaian orang-orang
Barat”
d.
Dr. Peter Du Berg. “pendeta Peter the Venerable berangkat ke Toledo hendak menyalin
Al-Qur’an, tetapi pendeta tersebut takjub ketika melihat Yahudi Islam sedng
menulis di atas benda tipis halus (kertas), kemudian ia membawa kepandaian umat
Islam dalam membuat kertas itu ke Paris”.
e.
Prof. H.A.R. Ghib (Maha Guru London University). “sastra barat itu
berasal dari sastra muslimin, tidklah ada yang mempertengkarkan dan
memperselisihkannya”.
f.
Prof. Leo Weiner (sastrawan).”kontak pengaruh sastra Islam dengan
sastra Eropa dimulai pada abad VII M”.
g.
Prof. Kodrad. Dalam bukunya “Ubar dan Usprung deermite Literichen
Minnesang” yang diterbitkan di Swiss tahun 1918, menyatakan bahwa Eropa
mendapat sastra dan nyala api pearadaban modern adalah dari Islam”.[10]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa suasana tumbuhnya
peradaban ilmu pengetahuan masa Abbasiyah berkembang pesat. Serta keilmuan yang
diciptakan oleh khalifah Abu ja’far dengan menyediakan segala fasilitas
penunjang, lembaga pendidikan dan perustakaan dibangun, tempat-tempat istirahat
dan mukim disediakan oleh siapa saja yang mau belajar ilmu pengetahuan.
Adapun bentuk peradaban hasil riset para ahli dan tokoh-tokohnya
yaitu, ilmu filsafat, kedokteran, matematika, astronomi, seni ukir, bahasa dan
sastra.
Kota-kota di wilayah Abbasiyah yang menjadi pusat-pusat peradaban
masa Bani Abbasiyah yaitu Baghdad, Samarra, karkh, Anhar (Hasyimiyah), Bukhara,
Samarkand, dan Mesir.
Ilmu pengetahuan islam masuk dan berkembang, mempengaruhi terhadap
dunia Baratseperti di wilayah Toledo, Cordoba, dan Sevilla. Kemudian mengalir
ke negara-negara Barat lewat para kaum terpelajar Barat. Adapun pelajar dari
barat yang terpengaruh dengan perkembangan ilmu pengetahuan islam seperti
Abolard Bath. Berpendidikan Islam dari Toledo kemudian menjadi ahli matematika
serta sebagai filosof inggris yang terkenal.
DAFTAR PUSTAKA
Hasjmi, A. Sejarah Kebudayaan
Islam. Jakarta: PT.Bulan Bintang. 1997.
Tim Kementrian
Agama Republik Indonesia,. Sejarah Kebudayaan Islam kelas XI. 2015.
Su’ud, Abu. Islamologi. Jakarta: PT Rineka Cipta 2003.
Nasution , Harun. Islam ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid I. Jakarta: UI-Press. 1985.
[1] A Hasjmi. Sejarah Kebudayaan Islam. ( Jakarta : PT.Bulan
Bintang, 1997 ), 210.
[2] Tim Kementrian Agama Republik Indonesia, Sejarah Kebudayaan
Islam kelas XI, (TK : TP, 2015), 66.
[6] Tim Kementrian Agama Republik Indonesia, Sejarah Kebudayaan
Islam kelas XI, (TK : TP, 2015), 68.
[7] Abu Su’ud, Islamologi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003),
82.
[8] Tim Kementrian Agama Republik Indonesia, Sejarah Kebudayaan
Islam kelas XI, (TK : TP, 2015), 69.
[9] Tim Kementrian
Agama Republik Indonesia, Sejarah Kebudayaan Islam kelas XI, (TK : TP,
2015), 70-72.
[10] Ibid., 72-73.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Semoga Manfaat