Jumat, 27 Oktober 2017

Makalah PILIHAN KATA



Makalah Bahasa Indonesia "PILIHAN KATA"

BAB I
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pilihan Kata
Pemilihan kata pada dasarnya adalah pendayagunaan kata yang berkaitan dengan ketetapan memiih untuk mengungkapkan suatu gagasan, hal atau barang yang akan diamanatkan dan kesesuaian atau kecocokan dalam mempergunakan kata yang telah  dipilihnya.
Ketetapan memilih kata dan menggunakannya yang sanggup menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar.[1]
Pilihan kata berhubungan dengan tutur dan tata tulis untuk mewadahi pikiran. Untuk memilih kata dengan tepat, diperlukan kosa kata yang memadai. Kata yang dipilih harus dapat memberi ketetapan makna karena  pada masyarakat tertentu sebuah kata sering mempunyai makna yang baik, dan pada masyarakat lain memberikan makna yang kurang baik. Penggunaan kata harus disesuakan dengan norma kebahasaan suatu kalangan masyarakat.[2]
Analisis:
Pada contoh koran disamping (Jawa Pos, Radar Kediri, Senin 25 Juli 2016) penulis koran tersebut udah lumayan baik dalam memilih kata yang tepat, seperti kata-kata menjabat, aktivitas, cukup padat, dan tak hanya itu kata-kata yang tepat dan pembaca pasti puas. Seandainya kata-kata tersebut di ganti dengan kata-kata lain yang tidak tepat, seperti menjabat=menjadi, aktivitas=kegiatan maka pembaca pasti kurang enak dalam membacanya,
B.     Jenis-Jenis Makna
Kata sebagai unit bahasa selain mengungkapkan gagasan juga mengandung makna dan bentuk. Makna merupakan aspek yang menimbulkan reaksi dalam pikiran pendengaran atau pembaca, sedangkan bentuk merupakan aspek yang dapat diserap lewat panca indra.[3] Contoh:
Bentuk
Makna
Awas
Segera mempersiapkan diri
Sikap berhati-hati
Mencari sesuatu dengan hati-hati

1.      Makna Denotatif
Makna denotatif ialah makna dalam alam wajar, yaitu makna objektif, konseptual, sebenarnya. Secara eksplisit, denotatif merupakan hasil observasi, dapat diukur, dapat dibatasi. Bahasa ilmiah menggunakan makna denotatif dalam mengungkapkan pikiran.[4]
2.      Makna Konotatif
Makna konotatif ialah makna tambahan, sikap sosial, pribadi. Misalnya, kata wanita dan perempuan secara konseptual bermakna manusia berjenis kelamin betina, tetapi ada yang memaknai wanita sebagai modern, berprofesi, aktif.[5]
Analisis:
Makna donotatif atau konotatif itu banyak sekali seperti contoh koran di samping (Jawa Pos, Radar Kediri, Senin 25 Juli 2016), “tepergok saat membobol rumah kosong”, lafal tersebut mengandung makna konotatif, pembaca saat membaca hanya lafal itu pasti bisa faham kalau ada orang yang mencuri disuatu tempat, atau perumahan lalu pencurinya ketahuan masyarakat. “kemarin siang (24/7) sekitar pukul 10.00 risidvis kasus pencurian babak belur dihajar masa”, lafal tersebut mengandung makna denotatif, jadi artinya ya asli dari teks tersebut.
C.    Relasi Makna
1.      Sinonimi
Sinonimi merupakan kata yang secara fonologi berbeda namun memiliki makna yang sama atau hampir sama.[6] Contoh:
Bunga                 =          kembang
Bohong              =          dusta
Wafat                 =          mati
2.      Antonimi
Antonimi yaitu hubungan lawanan kata dari kata-kata yang berpasangan diana bila salah satu kata dapat dipakai maka kata yang lain secara otomatis tidak dapat digunakan.[7] Contoh:
Naik                   =          turun
Rajin                   =          malas
Besar                  =          kecil
3.      Hiponimi
Menunjukan bahwa relasi inklusi (relasi makna yang bersifat hiponimik) adalah arti sebuah leksem yang termasuk ke dalam atau tercakup kedalam arti leksem lain yang lebih luas. Jadi, arti leksem: mawar, melati, anggrek, bogenvil, dan sebangsanya termasuk dalam arti leksem bunga.
Hiponimi merupakan relasi inklusi, suatu hiponimi mencakup makna dari suatu kata yang lebih umum.[8]



BAB II
KESIMPULAN

Menulis atau berbicara harus memilih kata yang tepat, mudah difaham, membuat pembaca atau pendengar tertarik, dan diksinya sesuai.
Jenis makna ada dua yaitu denotatif dan konotatif, denotatif itu lafal dan maknanya sama. Konotatif itu makna yang terdapat pada lafal mengandung makna tambahan.
Setiap lafal itu mempunyai relasi tersendiri, ada yang sinonim, antonim, atau hiponim.



DAFTAR PUSTAKA

Masduki. “Relasi Makna (Sinonimi, Antonimi, Hiponimi) dan Seluk Beluknya”. Prosodi, (2013),  Vol. 7: 1-9.
Rahayu, Minto. Bahasa Indonesia  Di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo. 2009.
Syafi’ie, Imam. Bahasa Indonesia Profesi. Malang: Ikip Malang. 1990.



[1] Syafi’ie Imam, Bahasa Indonesia Profesi (Malang: Ikip Malang, 1990), 95.
[2] Rahayu Minto, Bahasa Indonesia  Di Perguruan Tinggi (Jakarta: Grasindo, 2009), 67.
[3] Imam, Bahasa Indonesia, 81-82.
[4] Minto, Bahasa Indonesia, 69.
[5] Ibid.
[6] Masduki, “Relasi Makna (Sinonimi, Antonimi, Hiponimi) dan Seluk Beluknya”, Prosodi, 1 (Januari, 2013), 1.
[7] Ibid., 7.
[8] Ibid., 9.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Semoga Manfaat