Makalah Bahasa Indonesia "PILIHAN KATA"
BAB
I
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pilihan Kata
Pemilihan kata pada dasarnya adalah
pendayagunaan kata yang berkaitan dengan ketetapan memiih untuk
mengungkapkan suatu gagasan, hal atau barang yang akan diamanatkan dan
kesesuaian atau kecocokan dalam mempergunakan kata yang telah dipilihnya.
Ketetapan memilih kata dan menggunakannya
yang sanggup menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau
pendengar.[1]
Pilihan kata berhubungan dengan tutur dan
tata tulis untuk mewadahi pikiran. Untuk memilih kata dengan tepat, diperlukan
kosa kata yang memadai. Kata yang dipilih harus dapat memberi ketetapan makna
karena pada masyarakat tertentu sebuah
kata sering mempunyai makna yang baik, dan pada masyarakat lain memberikan
makna yang kurang baik. Penggunaan kata harus disesuakan dengan norma
kebahasaan suatu kalangan masyarakat.[2]
Analisis:
Pada contoh koran disamping (Jawa
Pos, Radar Kediri, Senin 25 Juli 2016) penulis koran tersebut udah lumayan baik
dalam memilih kata yang tepat, seperti kata-kata menjabat, aktivitas, cukup
padat, dan tak hanya itu kata-kata yang tepat dan pembaca pasti
puas. Seandainya kata-kata tersebut di ganti dengan kata-kata lain yang tidak
tepat, seperti menjabat=menjadi, aktivitas=kegiatan maka pembaca pasti kurang
enak dalam membacanya,
B. Jenis-Jenis Makna
Kata
sebagai unit bahasa selain mengungkapkan gagasan juga mengandung makna dan
bentuk. Makna merupakan aspek yang menimbulkan reaksi dalam pikiran pendengaran
atau pembaca, sedangkan bentuk merupakan aspek yang dapat diserap lewat panca
indra.[3]
Contoh:
Bentuk
|
Makna
|
Awas
|
Segera mempersiapkan
diri
|
Sikap berhati-hati
|
|
Mencari sesuatu dengan
hati-hati
|
1. Makna Denotatif
Makna denotatif ialah makna dalam alam wajar, yaitu
makna objektif, konseptual, sebenarnya. Secara eksplisit, denotatif merupakan
hasil observasi, dapat diukur, dapat dibatasi. Bahasa ilmiah menggunakan makna
denotatif dalam mengungkapkan pikiran.[4]
2. Makna Konotatif
Makna konotatif ialah makna tambahan,
sikap sosial, pribadi. Misalnya, kata wanita dan perempuan secara
konseptual bermakna manusia berjenis kelamin betina, tetapi ada yang memaknai
wanita sebagai modern, berprofesi, aktif.[5]
Analisis:
Makna donotatif atau konotatif itu banyak sekali
seperti contoh koran di samping (Jawa Pos, Radar Kediri, Senin 25 Juli 2016),
“tepergok saat membobol rumah kosong”, lafal tersebut mengandung makna
konotatif, pembaca saat membaca hanya lafal itu pasti bisa faham kalau ada
orang yang mencuri disuatu tempat, atau perumahan lalu pencurinya ketahuan
masyarakat. “kemarin siang (24/7) sekitar pukul 10.00 risidvis kasus pencurian babak
belur dihajar masa”, lafal tersebut mengandung makna denotatif, jadi artinya ya
asli dari teks tersebut.
C. Relasi Makna
1.
Sinonimi
Sinonimi merupakan kata yang secara fonologi berbeda
namun memiliki makna yang sama atau hampir sama.[6]
Contoh:
Bunga = kembang
Bohong = dusta
Wafat = mati
2. Antonimi
Antonimi yaitu hubungan lawanan kata dari kata-kata
yang berpasangan diana bila salah satu kata dapat dipakai maka kata yang lain
secara otomatis tidak dapat digunakan.[7]
Contoh:
Naik = turun
Rajin =
malas
Besar = kecil
3. Hiponimi
Menunjukan bahwa relasi inklusi (relasi makna yang
bersifat hiponimik) adalah arti sebuah leksem yang termasuk ke dalam atau
tercakup kedalam arti leksem lain yang lebih luas. Jadi, arti leksem: mawar,
melati, anggrek, bogenvil, dan sebangsanya termasuk dalam arti leksem bunga.
Hiponimi merupakan relasi inklusi, suatu hiponimi
mencakup makna dari suatu kata yang lebih umum.[8]
BAB II
KESIMPULAN
Menulis atau berbicara harus memilih kata yang tepat,
mudah difaham, membuat pembaca atau pendengar tertarik, dan diksinya sesuai.
Jenis makna ada dua yaitu denotatif dan konotatif,
denotatif itu lafal dan maknanya sama. Konotatif itu makna yang terdapat pada
lafal mengandung makna tambahan.
Setiap lafal itu mempunyai relasi tersendiri, ada yang
sinonim, antonim, atau hiponim.
DAFTAR PUSTAKA
Masduki.
“Relasi Makna (Sinonimi, Antonimi, Hiponimi) dan Seluk Beluknya”. Prosodi,
(2013), Vol. 7: 1-9.
Rahayu,
Minto. Bahasa Indonesia Di Perguruan
Tinggi. Jakarta: Grasindo. 2009.
Syafi’ie, Imam. Bahasa Indonesia Profesi. Malang:
Ikip Malang. 1990.
[1] Syafi’ie Imam, Bahasa Indonesia
Profesi (Malang: Ikip Malang, 1990), 95.
[2] Rahayu Minto, Bahasa
Indonesia Di Perguruan Tinggi
(Jakarta: Grasindo, 2009), 67.
[3]
Imam, Bahasa Indonesia,
81-82.
[4]
Minto, Bahasa Indonesia, 69.
[5]
Ibid.
[6]
Masduki, “Relasi Makna (Sinonimi, Antonimi, Hiponimi) dan Seluk Beluknya”, Prosodi,
1 (Januari, 2013), 1.
[7]
Ibid., 7.
[8]
Ibid., 9.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Semoga Manfaat