Al-‘arobiyah Lil Athfal
A.
Identitas
Lembaga
1
|
Nama Lembaga
|
: Al-‘arobiyah Lil Athfal
|
2
|
Alamat Lembaga
|
: Kelurahan Bandar Lor, Kota Kediri
|
3
|
Bahasa Pengantar
|
: Bahasa Arab
|
4
|
Masa Studi
|
: 4 Tahun
|
B.
Visi
Lembaga
Visi adalah pandangan
jauh tentang suatu perusahaan ataupun lembaga dan lain-lain, visi juga dapat
diartikan sebagai tujuan perusahaan atau lembaga dan apa yang harus dilakukan
untuk mencapai tujuannya tersebut pada masa yang akan datang atau masa depan.
Visi tidak dapat dituliskan secara lebih jelas karena menerangkan mengenai
detail gambaran sistem yang ditujunya, ini disebabkan perubahan ilmu serta
situasi yang sulit diprediksi selama masa yang panjang.
Ada beberapa persyaratan yang hendaknya dipenuhi oleh
suatu pernyataan visi diantaranya meliputi :
1.
Berorientasi kedepan
2.
Tidak dibuat berdasarkan kondisi saat ini.
3.
Mengekpresikan kreativitas.
4.
Berdasar pada prinsip nilai-nilai yang mengandung
penghargaan bagi masyarakat.
Visi
Lembaga Al-‘arobiyah Lil Athfal adalah:
1.
Menjadikan lembaga
pendidikan dan pelatihan Bahasa Arab yang inovatif untuk anak-anak.
2.
Menjadikan proses belajar Bahasa Arab dengan Mudah,
sederhana, praktis, dan aplikatif.
C.
Misi
Lembaga
Misi adalah suatu
pernyataan tentang apa yang harus dilakukan oleh perusahaan atau lembaga dalam
usaha mewujudkan visi tersebut.
Misi Lembaga Al-‘arobiyah Lil Athfal adalah:
1.
Mengenalkan bahasa Arab sebagai bahasa al-Qur’an sejak
dini.
2.
Menerapkan metode Maharoh Istima’, Maharoh Kalam, Maharoh
Qiroah, dan Maharoh Kitabah dalam pembelajaran sebagai metode yang paling
sederhana.
3.
Meningkatkan mutu tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan.
4.
Menjadikan peserta didik yang kreatif dan percaya diri
dengan kemampuannya.
D.
Profil
Lulusan
“Lulusan yang mampu berbicara dengan bahasa Arab dan dapat membaca serta
memahami al-Qur’an”
E.
Manajemen
Lembaga
1.
Manajemen
SDM/Personalia
a.
Penjelasan singkat
terkait manajemen personalia
Dalam perundang-undangan yang berlaku di Indonesia,
menyebutkan bahwa tenaga kependidikan itu adalah anggota masyarakat yang
mengabdikan diri dalam penyelenggaraan pendidikan, tugas tenaga kependidikan
itu adalah menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan
dan mengelola atau memberikan pelayanan teknis dalam pendidikan. Sedangkan guru
sebagai pendidik adalah tokoh yang berperan penting dalam bergaul dan
berinteraksi dengan para murid disekolah, juga bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil proses pembelajaran, melakukan
bimbingan dan pelatihan, melakukan penelitian dan pengkajian, menggerakkan san
mendorong peserta didik agar semangat dalam belajar, sehingga peserta didik
dapat menguasai ilmu yang dipelajari.
b.
Struktur
Organisasi Al-‘arobiyah Lil Athfal
c.
Proses Rekrutmen
Pegawai dan Kualifikasinya.
Proses
rekrutmen pendidik dan tenaga pendidikan:
1)
Lamaran kerja lengkap.
2)
Wawancara penyaringan awal.
3)
Test psikologi dan komputer.
4)
Penyelidikan latar belakang.
5)
Wawancara untuk sesi mendalam.
Kualifikasi
pendidik dan tenaga pendidikan
6)
Islam
7)
Jujur dan berakhlak mulia
8)
Profesional
9)
Berkompetensi
10) Berkomitmen
d.
Pengelolaan sdm lembaga agar berjalan
efektif sesuai dengan visi misi madrasah.
Suatu program pembinaan tenaga kependidikan biasanya
diselenggarakan atas asumsi adanya berbagai kekurangan dilihat dari tuntutan
organisasi karena adanya kehendak atau kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang
dikalangan tenaga kependidikan itu sendiri. Ada beberapa prinsip yang patut
diperhatikan dalam penyelenggaraan pembinaan tenaga kependidikan ini, yaitu:
1)
Pembinaan ketenaga pendidikan berorientasi pada perubahan
tingkah laku dan peningkatan kemampuan professional.
2)
Pembinaan tenaga kependidikan dirintis dan diarahkan
untuk dididik dan dilatih sebelum maupun sesudah menduduki jabatan, karena
kebutuhan berorientasi terhadap lowongan yang akan datang.
3)
Khusus menyangkut pembinaan dan jenjang karir ketenaga
pendidikan di sesuaikan dengan kategori masing-masing jenis tenaga kependidikan
itu sendiri.
Contoh pembinaan ketenaga pendidikan itu yaitu: evaluasi
mingguan, seminar dan pelatihan kependidikan.
2.
Manajemen
Kurikulum
a.
Pengertian Manajemen kurikulum.
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program
pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang
berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam
satu periode jenjang pendidikan.
b.
Kurikulum lembaga Al-‘arobiyah Lil
Athfal
No
|
Mata Pelajaran
|
Jam Pelajaran /minggu
|
1
|
Kalam 1: Mufrodat
|
2 jam/ 1 minggu
|
2
|
Qiroah 1:Iqro’
|
2 jam/ 1 minggu
|
3
|
Kitabah 1: Khot
|
2 jam/ 1 minggu
|
4
|
Permainan
|
1 jam/ 1 minggu
|
5
|
Kalam 2: Hiwar
|
2 jam/ 1 minggu
|
6
|
Qiroah 2: al-Qur’an
|
2 jam/ 1 minggu
|
7
|
Kitabah 2 : Imla’
|
2 jam/ 1 minggu
|
8
|
Istima’ 1: Ghina ‘arobi
|
1 jam/ 1 minggu
|
9
|
Kalam 3: Taqdimul Qishoh
|
2 jam/ 1 minggu
|
10
|
Qiroah 3: Qiroah Rosyidah
|
2 jam/ 1 minggu
|
11
|
Shorof
|
2 jam/ 1 minggu
|
12
|
Istima’ 2: Qishoh ‘arobi
|
1 jam/ 1 minggu
|
13
|
Kalam 4: Khitobah
|
2 jam/ 1 minggu
|
14
|
Qiroah 4: Ta’lim Muta’alim
|
2 jam/ 1 minggu
|
15
|
Nahwu
|
2 jam/ 1 minggu
|
16
|
Istima’ 3: Film Arab
|
1 jam/ 1 minggu
|
3.
Manajemen Kelas
a.
Pengertian manajemen kelas
Manajemen
kelas adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, aktuasi dan pengawasan
yang dilakukan oleh guru, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan
efsien. Tujuan adanya majemen kelas yaitu untuk memudahkan kegiatan belajar
mengajar bagi peserta didik, membantu peserta didik belajar dan bekerja sesuai
dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya, menciptakan suasana sosial yang
baik di dalam kelas, dan membantu peserta didik agar dapat belajar dengan
tertib.
b.
Pengelolaan kelas di dalam lembaga Al-‘arobiyah Lil Athfal.
1)
Mengecek kehadiran siswa.
Guru
dapat memlihat keberadaan siswa untuk diarahkan dan melihat kesiapan dalam
mengikuti proses belajar mengajar.
2)
Mengumpulkan,
memeriksa, dan menilai hasil pekerjaan siswa.
Guru
memberikan komentar singkat ( nilai atau apresepsi ) sebagai rasa penghargaan
yang tinggi untuk memberikan motivasi atas kerja yang telah dikerjakan oleh
siswa.
3)
Pendistribusian bahan dan alat
Guru
harus mendistrubusikan alat atau bahan kepada siswa secara adil dan propesional
untuk memperoleh kesempatan melakukan praktik atau menggunakanya.
4)
Mengumpulkan informasi dari siswa
Guru dapat memperoleh informasi (tentang
pribadi, dan pemahaman materi murid) dengan cara memberikan
pekerjaan-pekerjaan siswa yang harus dan
sudah dikerjakan.
4.
Manajemen Siswa
a.
Pengertian manajemen siswa
Manajemen
siswa adalah suatu penataan atau pengaturan segala aktifitas yang berkaitan
dengan peserta didik, yaitu dari mulai masuknya peserta didik hingga keluarnya
peserta didik dari suatu sekolah atu suatu lembaga. Tujuan majemen peserta
didik yaitu mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan
tersebut menunjang proses belajar mengajar disekolah , lebih lanjut, proses
belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga
dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan
pendidikan secara keseluruhan.
b.
Persyaratan untuk mendaftar di lembaga Al-‘arobiyah Lil Athfal.
Adapun beberapa persyaratan yang harus di penuhi untuk mendaftarkan di
lembaga Al-‘arobiyah Lil Athfal :
1)
Calon peserta didik minimal berumur 7 th atau kelas 1 SD.
2)
Mengisi formulir pendaftaran.
3)
Menyetorkan foto ukuran 3x4 baground merah.
4)
Menyetorkan foto copy KK dan akte kelahiran.
5)
Membayar kontribusi yang telah ditentukan.
c.
Pengelolaan siswa di lembaga Al-‘arobiyah Lil Athfal.
1)
Perencanaan terhadap siswa
Perencanaan
peserta didik akan langsung berhubungan dengan kegiatan penerimaan dan proses
pencatatan atau dokumentasi data pribadi siswa, yang kemudian tidak dapat
dilepaskan kaitanya dengan pencatatan atau dokumentasi data hasil belajar dan
aspek-aspek lain yang diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar. Adapun
lamgkah perencanaan terhadap peserta didik :
a)
Analisis kebutuhan peserta didik
b)
Rekruitmen peserta didik.
c)
Penempatan peserta didik.
2)
Pembinaan dan
pengembangan siswa.
Pembinaan
dan pengembangan peserta didik dilakukan agar peserta didik mendapatkan
bermacam-macam pengalaman belajar untuk bekal kehidupanya dimasa yang akan
datang. Pembinaan dan pengembangan peserta didik di lembaga Arabiyah lil athfal
yaitu : outbond dan studi banding.
Yaitu
dimulai sejak peserta didik diterima dilembaga sampai tamat atau meninggalkan
lembaga. Tujuan pencatatan tentang kondisi peserta didik dilakukan agar lembaga
mampu melakukan bimbingan yang optimal pada peserta didik. Sedangkan pelaporan
dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab lembaga dalam perkembangan peserta
didik di lembaga.
5.
Manajemen Sarana
Prasarana
a.
Pengertian manajemen sarana prasarana.
sarana dan
prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan
di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia maka
semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan
sesuai dengan rencana.
b.
Sarana prasarana lembaga Al-‘arobiyah Lil Athfal.
1)
jika ditinjau dari habis tidaknya
dipakai, ada dua macam, yaitu:
a)
sarana pendidikan yang habis
dipakai, contohnya : spidol, kertas dan tinta.
b)
sarana pendidikan yang tahan lama, contohnya : meja, proyektor, kipas angin.
2)
ditinjau dari bergerak tidaknya
pada saat digunakan.
a)
sarana pendidikan bergerak, contohnya : mobil antar jemput, komputer, lemari arsip.
b)
sarana pendidikan yang tidak
bergerak contohnya: kelas, gedung, lapangan, lab
bahasa.
3)
ditinjau dari hubungannya dengan
proses belajar mengajar, yaitu:
a)
sarana yang secara langsung
digunakan dalam proses belajar mengajar, seperti kapur tulis, papan tulis, alat
praktik, media sarana dan prasarana
pendidikan lainnya yang digunakan guru.
b)
sarana pendidikan secara tidak
langsung berhubungan dengan proses belajar mengajar, seperti lemari arsip di
kantor.
c.
Prosedur pengelolaan sarana prasarana.
Sarana dan Prasarana pendidikan itu sebaiknya
dikelola dengan sebaik mungkin dengan mengikuti kebutuhan-kebutuhan sebagai
berikut:
1)
lengkap, siap dipakai setiap saat,
kuat dan awet.
2)
rapi, indah, bersih, anggun, dan
asri sehingga menyejukkan pandangan dan perasaan siapa pun yang memasuki
kompleks lembaga.
3)
kreatif, inovatif, responsif dan
brvariasi sehingga dapat merangsang timbulnya imajinasi peserta didik.
4)
memiliki jangkauan waktu yang
matang untuk menghindari kecenderungan bongkar pasang bangunan.
5)
memiliki tempat khusus untuk
beribadah maupun pelaksanaan kegiatan sosio-religius seperti musholla.
6.
Manajemen Hubungan
Sekolah dan Madrasah
a.
Pengertian manajemen humas
Humas adalah Rangkaian
pengelolaan yang berkaitan dengan kegiatan hubungan lembaga pendidikan dengan
masyarakat (orang tua murid) yang dimaksudkan untuk menunjang proses belajar
mengajar di lembaga pendidikan bersangkutan.
b.
program-program
humas dan penjelasannya
1)
studi banding ke lembaga lain:
share informasi dan pengalaman untuk saling mendukung peningkatan mutu lembaga.
2)
publikasikan citra lembaga melalui
media: membangun citra positif lembaga agar memperoleh dukungan publik.
3)
evaluasi KBM responden siswa/orangtua:
membangun citra positif lembaga agar memperoleh dukungan publik.
7.
Manajemen Keuangan
a.
Pengertian manajemen keuangan
Manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan,
penganggaran, pemeriksaan, pengelolaaan, pengendalian, pencarian, penyimpanaan
dana yang dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan. Menurut Depdiknas
bahwa manajemen keuangan sekolah merupakan tindakan pengurusan atau
ketatausahaan keuangan yang meliputi perencanaan, pembukuan, pembelanjaan,
pengawasan dan pertanggungjwaban
keuangan sekolah
b.
Sumber-sumber dana untuk lembaga Al-‘arobiyah Lil Athfal.
Adapun dana lembaga Al-‘arobiyah Lil Athfal yaitu di
dapatkan dari:
1)
Dana dari orang tua, yaitu pendanaan yang harus dibayar
oleh orang tua siswa dan jumlahnya telah ditentukan oleh lembaga.
2)
Dana dari masyarakat. Dana ini biasanya merupakan
sumbangan sukarela yang tidak mengikat dari anggota-anggota masyarakat sekolah
yang menaruh perhatian terhadap kegiatan pendidikan disuatu sekolah.
3)
Dana dari kegiatan wirausaha sekolah. Contoh kegiatannya
adalah membuat koperasi dan kantin, yang hasilnya akan dipakai untuk pendanaan
lembaga.
c.
Penggunaan dana di lembaga Al-‘arobiyah Lil Athfal.
Dana yang beredar di lembaga Al-‘arobiyah
Lil Athfal digunakan untuk kegiatan belajar mengajar dan memenuhi sarana
prasarana, kalaupun ada kelebihan akan digunakan untuk membantu pembiayaan pendidikan
untuk anak kurang mampu.
8.
Manajemen
Pemasaran
a.
Pengertian manajemen pemasaran
Manajemen Pemasaran
adalah suatu proses sosial dan manajerial yang melibatkan kegiatan-kegiatan
penting yang memungkinkan individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan
keinginan melalui pertukaran dengan pihak lain dan untuk mengembangkan hubungan
pertukaran.
Pemasaran
dalam kontek jasa pendidikan adalah sebuah proses sosial dan manajerial untuk
mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan melalui penciptaan penawaran,
pertukaran produk yang bernilai dengan pihak lain dalam bidang pendidikan.
Etika pemasaran dalam dunia pendidikan adalah penawaran mutu layanan
intelektual dan pembentukan watak secara menyeluruh. Hal itu karena pendidikan bersifat lebih
kompleks, yang dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, hasil pendidikannya
mengacu jauh ke depan, membina kehidupan warga negara, generasi penerus ilmuwan
dimasa yang akan datang.
b.
Kegiatan-kegiatan pemasaran.
1)
Periklanan (Advertising)
Periklanan
memegang peranan yang sangat penting, sehingga suatu lembaga menghadapi pilihan beriklan.
Periklanan ialah bagian dari pemasaran yang dapat membuat produk atau jasa
diketahui konsumen. Dalam beriklan, lembaga
harus mampu menarik konsumen untuk dapat membeli produknya. Dalam beriklan, lembaga harus menyadari tingkatan perilaku
konsumen yaitu: AIDA (Attention {perhatian}, Interest {minat}, Desire
{keinginan}, Action { tindakan}).
2)
Publisitas
Publisitas
merupakan bentuk komunikasi non personal tentang suatu perusahaan produk
atau jasa. Kegiatan publisitas merupakan
suatu kegiatan promosi melalui media massa tanpa biaya. Media dengan sukarela
meliut produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Komunikasi ini dapat
menciptakan kepercayaan yang lebih tinggi terhadap pelanggan karena dianggap
lebih objektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Semoga Manfaat