Review Jurnal
Hadis:
Sumber Tujuan Pemikiran Tujuan Pndidikan
Rudi
Ahmad Suryadi
Hadis
merupakan salah satu sumber teori pendidikan Islam. Hadis merupakan sumber
hukum dan ajaran Islam kedua setelah al-Qur’an. Hadis sebagai sebuah bentuk
implementasi kepribadian Nabi Muhammad saw memiliki muatan teori pendidikan yang
dapat dijadika cermin bagi pengembangan pendidikan. Pada beberapa hadist yang
memuat konstruksi teoritik tujuan pendidikan, terdapat beberapa pokok pikirn
mengenai tujuan pendidian, seperti pendidikan jasmani, pendidkan ruhaniah,
pendidikan emosional, pendidikan sosial, pendidikan akhlak dan pendidikan
akal.
Dalam
al-Qur’an kita memperoleh keterangan bahwa
nabi saw mempunyai tugas dan
kewenangan sebagai berikut:
1.
Menjelaskan
kitab Allah (al-Qur’an)
2.
Memberikan
teladan
3.
Rasululah
saw wajib ditaati
4.
Menetapkan
hukum
Ajaran Islam bersumber dari Allah melaui
wahyu yang disampaikan kepada utusan-Nya
yang terpilih, Muhammad saw. Nabi yang dipilihnya ini menjadi representasi
risalah kewahyuan- Nya, dan Muhammad bicara sesuai dengan masyiah pewahyuan “tidaklah ia berbicara sesuai dengan
keinginannya melainkan menurut apa yang diwah7yukan kepadanya”. Wahyu Allah
tersebut kemudian termanifestasikan pada al-Qur’an sedangkan penjabaran dan
interpretasi misi prophetik tertuang dalam sabda Nabi yang biasa dikenal dengan
hadist. Al-Qur’an dan hadist ini merupakan prime
reference bagi ajaran Islam.
Karena
pandangan hidup orang Muslim adalah berdasarkan pada al-Quran dan Hadits, maka
sumber tujuan pendidikan Islam berasal dari keduanya. Achmadi menyatakan, hal
ini secara teologis dibenarkan karena kedua sumber tersebut mengandung
kebenaran mutlak yang bersifat transendental, universal, dan abadi, sehingga
diyakini oleh pemeluknya akan selalu sesuai dengan fithrah manusia. Abudin Nata
menyebutnya bahwa ajaran Islam yang pada kedua sumber tersebut, memenuhi
kebutuhan manusia kapan dan di mana saja (likull zaman wa makan). Jalaludin
Rakhmat dalam Islam Alternatif mengemukakan pendapat Gullick dalam bukunya yang
terkenal Muhammad The Educator, yang menyatakan bahwa Muhammad adalah
benar-benar seorang pendidik yang membimbing manusia menuju kemerdekaan dan
kebahagiaan yang lebih besar serta melahirkan ketertiban dan kestabilan yang
mendorong perkembangan budaya Islam, suatu revolusi yang dimiliki dalam waktu
yang tidak tertandingi dan gairah yang menantang. Jika kita mengkaji lebih jauh
mengenai integritas Nabi Muhammad, menurut pandangan alNahlawi, kita akan
memperoleh kenyataan bahwa ia merupakan seorang pendidik yang memiliki metode
pendidikan yang luar biasa, pendidik yang selalu memperhatikna kebutuhan dan
karakteristik murid. Pendidikan Islam pada akhirnya diharapkan akan
menghasilkan manusia yang dicita-citakan oleh Islam, yang mengacu pada sunnah
Nabi yang menggambarkan realitas pendidikan Islam. Corak pendidikan Islam,
khususnya yang bersentuhan dengan dasar tujuan pendidikan, dapat diderivasikan
dari Sunnah Nabi Muhammad Saw yaitu sebagai berikut:
1. Disampaikan sebagai rahmat li al-alamin
(rahmat bagi semua alam) yang ruang lingkupnya tidak dibatasi oleh spesies
manusia, tetapi juga makhluk biotik dan abiotik lainnya.28 Allah berfirman
dalam QS al-Anbiya:107-108
Artinya:
”Dan tiadalah Kami mengutus kamu,
melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. Katakanlah: ’Sesungguhnya
yang diwahyukan kepadaku adalah: "Bahwasanya Tuhanmu adalah Tuhan Yang
Esa, maka hendaklah kamu berserah diri (kepada-Nya)’.” (QS al-Anbiya:107-108)
2. Disampaikan secara utuh dan lengkap,
memuat berita gembira dan peringatan
2.pada umatnya, seperti yang difirmankan
Allah dalam QS Saba:28
Artinya:
”Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan
kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai
pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui”. (QS Saba’:28).
3. Apa yang disampaikan merupakan kebenaran
mutlak dan terpelihara otentisitasnya. Allah berfirman dalam QS al-Baqarah:119
dan QS al-Hijr:9
3.
Artinya:
”Sesungguhnya Kami telah mengutusmu
(Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi
peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggungjawaban) tentang
penghuni-penghuni neraka”. (QS al-Baqarah:119)
Artinya:
”Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al
Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”. (QS al-Hijr:9)
4. Kehadirannya sebagai evaluator yang mampu
mengawasi dan senantiasa bertanggung jawab atas aktivitas pendidikan.30 Allah
mengisyaratkan dalam QS al-Syura:48, QS al-Ahzab:45, QS al-Fath:8.
Artinya:
”Jika mereka berpaling maka Kami tidak
mengutus kamu sebagai pengawas bagi mereka. Kewajibanmu tidak lain hanyalah
menyampaikan (risalah). Sesungguhnya apabila Kami merasakan kepada manusia
sesuatu rahmat dari Kami dia bergembira ria karena rahmat itu. Dan jika mereka
ditimpa kesusahan disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri (niscaya mereka
ingkar) karena sesungguhnya manusia itu amat ingkar (kepada nikmat)”. (QS
al-Syura:48)
Artinya:
”Hai Nabi sesungguhnya kami mengutusmu
untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan”. (QS
al-Ahzab:45)
Artinya:
”Sesungguhnya Kami mengutus kamu sebagai
saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan”. (QS al-Fath:8)
5. Perilaku Nabi tercermin sebagai uswah
hasanah yang dapat dijadikan figur atau teladan karena perilakunya dijaga oleh
Allah.31 Isyarat tersebut terdapat dalam QS al-Ahzab:21 dan QS al-Najm:3-4
Artinya:
”Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (QS
al-Ahzab:21)
Artinya:
”Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al
Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu
yang diwahyukan (kepadanya)”. (QS al-Najm:3-4)
Berkaitan dengan operasional pelaksanaan
pendidikan Islam diserahkan penuh pada umatnya. Strategi, pendekatan, metode,
dan teknik pembelajaran diserahkan penuh pada hasil pemikiran umatnya, selama
hal itu tidak menyalahi aturan pokok dalam Islam. Sabda beliau yang
diriwayatkan Imam Muslim dari Anas dan Aisyah:”antum a’lam bi umur dunyakum”
(engkau lebih mengetahui urusan duniamu).
Kelebihan jurnal ini adalah isinya yang
berbobot dan menarik untuk di baca. Penulisann7ya pun rapi dan jarang ditemukan
kesalahan.
Kekurangan dari jurnal ini adalah
pemakaian bahasanya yang terlalu asing sehingga bagi orang yang awam akan
bahasa asing akan sedikit kesulitan untuk memahaminya. Di dalam jurnal ini juga
tidak dicantumkan matan atau isi hadisnya hanya terdapat artinya saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Semoga Manfaat