Selasa, 26 Desember 2017

MAKALAH PENDEKATAN KOGNITIF KOMPLEKS "Psikilogi Pendidikan"




PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Pengertian belajar secara umum dapat diartikan sebagai proses suatu hal yang tidak diketahui menjadi tahu dari pengalaman-pengalaman yang diperoleh dilingkungan sekitarnya.
Belajar merupakan proses dalam pendidikan yang penting dalam kehidupan. Belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan pengetahuan-pengetahuan baru.
Seorang guru  harus mengenalkan kiat dan strategi membelajarkan siswa sehingga tujuan yang diharapkan tercapai. Pemahaman konseptual mengajar dapat membantu siswa memahami konsep-konsep utama dalam pembelajaran. Selain mengeksplorasi banyak aspek pemikiran kita juga berlatih bagaimana guru dapat membimbing siswa untuk terlibat dalam proses-proses kognitif kompleks lainnya, memahami konsep, memecahkan masalah, dan mentransfer apa yang dipelajari untuk pengaturan lainnya.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian konsep?
2.      Apakah pengertian berpikir?
3.      Apakah jenis-jenis pemikiran?
4.      Bagaimana langkah-langkah pemecahan masalah?
5.      Apakah transfer dalam pembelajaran?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui dan memahami arti dari konsep.
2.      Mengetahui dan memahami arti dari berpikir.
3.      Mengetahui dan memahami jenis-jenis pemikiran.
4.      Mengetahui dan memhami cara dari langkah-langkah pemecahan masalah.
5.      Mengetahui dan memahami arti transfer dalam pembelajaran.


A.    Pemahaman Konseptual

Pemahaman Konseptual merupakan aspek penting dari pembelajaran. Tujuan penting pengajaran adalah membantu siswa memahami konsep-konsep utama dalam subjek daripada hanya menghafal fakta terisolasi. Dalam banyak kasus, pemahaman konseptual ditingkatkan saat guru mengeksplorasi topik secara mendalam dan memberikan yang tepat, adalah contoh menarik dari konsep. Seperti yang kita ketahui, Konsep adalah poin penting pemikiran.

APAKAH ITU KONSEP?
Konsep kelompok objek-objek, peristiwa, dan karakteristik berdasarkan properti umum. Konsep membantu anda untuk menyederhanakan, meringkas, dan mengatur informasi (Quinn, 2009, 2011).
Konsep juga membantu proses mengingat, sehingga lebih efisien (Racine, 2011). Saat siswa mengelompokkan objek-objek untuk membentuk konsep, mereka dapat mengingat konsep, kemudian mengambil karakteristik konsep tersebut.

Beberapa cara seorang guru dalam membimbing murid untuk membentuk konsep yang efektif yakni sebagai berikut:
1.      Mempelajari ciri-ciri dari konsep
2.      Mendefinisikan konsep dengan jelas dan memberikan contoh secara hati-hati
3.      Peta konsep
4.      Pengujian hipotesis
5.      Pengujian prototipe[1]



B. Berpikir Kreatif
            Aspek penting dari pemikiran adalah untuk berpikir kreatif (Beghetto dan Kaufman). Sedangkan arti dari kreativitas adalah kemampuan untuk berpikir tentang cara baru, dan tidak biasa , dan datang dengan solusi yang unik. Berpikir kreatif merupakan kegiatan mental yang menghasilkan sesuatu yang baru, hasil dari pengembangan. Hal ini sesuai pendapat Coleman dan Hammen yang menyatakan bahwa berpikir kreatif adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan kemurnian (originality) dan ketajaman pemahaman (insight)  dalam mengembangkan sesuatu (generating)”. Kemamuan berpikir kreatif berkenaan dengan kemampuan menghasilkan atau mengembangkan sesuatu yang baru, yaitu sesuatu yang tidak biasa yang berbeda dari ide-ide yang dihasilkan kebanyakan orang.[2]
Langkah-langkah dalam proses kreatif :
1.      Persiapan
Siswa tenggelam dalam isu masalah yang membuat mereka tertarik dan rasa ingin tahu mereka muncul.
2.      Inkubasi
Siswa mengolah ide di kepala mereka, titik dimana mereka cenderung membuat beberapa koneksi yang tidak biasa dalam pemikiran mereka.
3.      Wawasan
Siswa mengalami momen “ Aha!” saar semua potongan teka-teki terlihat cocok satu sama lain.
4.      Evaluasi
Sekarang siswa harus memutuskan tentang suatu ide yang berharga dan layak dikejar. Mereka harus berpikir, “Apakah ide baru atau sudah jelas?”.
5.      Elaborasi
Langkah terakhir sering meliputi rentang waktu terpanjang dan melibatkan pekerjaan paling sulit. Langkah ini adalah yang dipikirkan oleh  penemu asal Amerika, Thomas Edison, yang terkenal pada abad ke-20 saat ia mengatakan  bahwa kreatifitas adalah 1 persen insirasi dari 99% keringat.


C. Pengambilan Keputusan
Penalaran Induktif
Salah satu bentuk lain dari penalaran di sebut penalaran induktif. Sebuah kesimpulan biasanya di nyatakan secara emplisit atau explisit dalam konteks pernyataan kemungkinan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita biasanya membuat keputusan yang tidak terlalu mencerminkan hasil paradigma silogistik yang dipikirkan baik-baik, tapi dalam konteks penalaran induktif, yang keputusanya berdasarkan pengalaman masa lalu dan kesimpulanya berdasarkan yang dirasa sebagai pilihan terbaik dari sejumlah alternative.
Seperti contoh: Jika aku bekerja selama seminggu aku akan mendapat cukup uang untuk pergi bersekolah, aku akan bekerja selama seminggu. Oleh karena itu aku akan mendapat cukup uang untuk pergi berski
Argument di atas valid secara deduktif. Secara deduktif sekarang anggaplah bahwa pernyataan kedua berbunyi. “ aku tidak akan berkerja di perpustakaan selama seminggu “. Maka kesimpulanya.”aku tidak akan mendapat cukup uang untuk pergi berski,” adalah benar menurut logikasi logistik, tapi tidak perlu benar dalam kenyataan. Sebagai contoh paman hari yang kaya mungkin mengirimkan sejumlah uang. Oleh kaarena itu, bentuk lain dari pengambilan keputusan harus di gunakan. Mengevaluasi  keabsahna suatu kesimpulan atas penalaran induktif mungkin lebih berdasarkan pada pertimbangan dari pada bentuk structural dari suatu argument. Dalam suatu kasus yang baru saja di sebutkan, keabsahanya lebih di dasar kan pada kecenderungan bahwa paman Harry akan mengirimkan hadiah uang atau kemungkinan lainya atau sejumlah dana akan anda dapatkan dalam waktu singkat.
Sebuah contoh pengambilan keputusan berdasarkan penalaran induktif adalah sebuah contoh yang   di terima di empat universitas- sebuahuniversitasswastayang besar (A) sebuah universitas swasta yang kecil (B) sebuah universitas negeri yang sedang-sedang saja (C) dan sebuah universitas negeri yang besar (D) bagaimana anda akan memutuskan unuversitas mana yang akan di ambil ? salah satunya adalah mengevaluasi tiap pilihan dalam nilai relative pilihan pilihan itu pada dimensi terkait. Dimensi yang penting meliputi (1) kualitas pengajaran, (2) biaya (3) jarakdarirumah (4) kesempatansosialdan (5) pretise. Masing-massing dimensi akan diberi nilai antara 0 dan 10
                                                Universitas A Universitas B  Universitas C  Universitas D
1.         Pengajaran                               9                      7                      6                      7
2.         Biaya                                       2                      3                      9                      7
3.         Jarak                                        4                      7                      8                      3
4.         Kehidupan social                     8                      7                      3                      5
5.         Prestise                                    9                      10                    3                      4
      Total                                              32                    34                    29                    26
            Dalam banyak situasi sifat dasar dari masalah adalah tidak cocok dengan Analisa matematis. Tversky (1972) menyatakan bahwa dalam mengambil keputusan kita memilih alternatif dengan cara mengeliminasi pilihan yang kurang menarik secara bertahap. Dia menyebut ide ini eliminasi oleh aspek karena individu di anggap mengeleminasi alternatif yang kurang menarik berdasarkan evaluasi dari atribut, atau aspek dari alternatif-alternatif yang ada. Jika beberapa alternatif tidak memiliki standart minimum, maka alternatif itu di eliminasi dari kumpulan pilihan

            Pengambilan keputusan dalam kehidupan “nyata”
Andai saja dunia ini sama masuk akalnya dengan logika rasional Socrates, anda mungkin meratap, semua masalah kita akan menghilang. Anda mungkin sedang berargumen panas dengan orang lain dan ingin berkata, yang benar saja .dengan ini tentu saja anda mungkin betul-betul serius mengatakan ‘setujui pendapatku –tidak perlu memikirkan logika dan fakta ). Karena tidak semua argument bisa di sudahi dengan objektif, mungkin saja untuk menguraikan kalimat pertentangan verbal sehingga paling tidak bisa menganalisa komponen-komponen perselisihan dengan baik.[3]

D. Pemecahan Masalah
Pemecahan Masalah adalah menemukan cara yang tepat pada suatu masalah untuk mencapai tujuan. Adanya pertimbangan tugas mengharuskan siswa untuk mencari jalan keluar yang berbeda, sehingga mereka melibatkan banyak orang untuk berprasangka.
Di bawah ini terdapat langkah-langkah yang di lalui individu secara efektif dalam memcahkan masalah. Antara lain:
a)      Menemukan dan mewadahi masalah
Sebelum memecahkan masalah, seseorang harus menyadari bahwa masalah itu ada. Contohnya, seorang siswa menciptakan proyek pekan sains dan mereka harus mempersempit masalah lebih lanjut. Masalah-masalah tersebut harus didefinisikan dam diselesaikan sebelum tiba di solusi akhir.
b)      Mengembangkan strategi pemecahan masalah
Setelah menemukan berbagai masalah mereka harus mengembangkan strategi untuk menyelesaikannya dengan menyusun sub tujuan. Sub tujuan adalah menetapkan tujuan menegah yang menempatkan pada posisi yang lebih baik.
(i)          Algoritma adalah strategi yang menjamin solusi masalah
(ii)        Heuritis adalah strategi yang dapat menyarankan solusi masalh, tetapi tidak menjamin akan bekerja.
(iii)      Analisis rata-rata akhir adalah heuritis yang mengidentifikasi tujuan, menilai dan mengevakuasi masalah tersebut.
c)      Evaluasi solusi
Setelah seorang berfikir bahwa ia telah memecahkan masalah, mungkin ia tidak tahu mengenai keefektifan solusi, kecuali ia mengevaluasinya.
d)      Pemikiran dan definisi masalah dan solusi dari ke waktu ke waktu
Dengan berjalannya waktu mungkin sebagian orang lupa atau meninggalkan upaya lama yang telah mereka pikirkan, tetapi langkah terakhir adalah seorang harus memperbaiki kinerja masa lalu dan membuat kontribusi yang asli sehingga dapat menyelesaikan proyek tersebut.
            Hambatan untuk Memecahkan Masalah
·         Fiksasi
·         Kurangnya motivasi atau kegigihan
·         Pengendalian emosional yang memadai[4]




E. Pengertian Transfer Belajar
            Transfer belajar (transfer learning) mengandung arti pemindahan keterampilan hasil belajar dari satu situasi ke situasi lainnya. Kata “pemindahan keterampilan” tidak berkonotasi hilangnya keterampilan melakukan sesuatu pada masa lalu karena diganti dengan keterampilan baru pada masa sekarang.
1. Macam-Macam Transfer Belajar
            Yaitu ada yang bersifat positif dan ada juga yang bersifat negatif. Transfer belajar disebut positif jika pengalaman-pengalaman atau percakapan-percakaapan yang telah dipelajari dapat diterapkan untuk situasi yang baru. Atau dengan kata lain, respon yang lama dapat memudahkan untuk menerima stimulus yang bari. Disebut transfer belajar negatif jika pengalaman atau percakapan yang lama menghambat untuk menerima pelajaran atau percakapan yang baru. Dalam literatur lain, transfer dalam belajar dapat digolingkan ke dalam empat kategori yaitu: Transfer Positif yaitu transfer yang berefek baik terhadap kegiatan belajar selanjutnya, Transfer Negatif yaitu transfer yang berefek buruk terhadap kegiatan belajar selanjutnya, Transfer Vertical yaitu transfer yang berefek baik terhadap kegiatan belajar pengetahuan/keterampilan lebih tinggi, Transfer Lateral yaitu transfer yang berefek baik terhadap kegiatan belajar pengetahuan/keterampilan yang sederajat.
2.  Teori-Teori Dalam Transfer Belajar
Yaitu teori disiplin formal (The Formal Discipline Theory), yaitu unsur-unsur yang identik/teori elemen identik (The Elements Theory) dan teory generalisasi (The Generalization Theory).
3. Faktor-Faktor Yang Berperan Dalam Transfer Belajar
            Yaitu proses belajar, hasil belajar, bahan atau materi dalam bidang studi, metode atau prosedur kerja yang diikuti dan sikap yang dibutuhkan dalam bidang studi, faktor-faktor subjektif di pihak siswa dan sikap usaha guru
             Saran
                        Hendaknya seorang guru lebih kreatif dan inovatif lagi dalam mengaplikasikan metode pembelajaran di kelas, dan memperhatikan serta menyadari bahwa transfer belajar positif akan mudah terjadi pada diri seorang siswa jika situasi belajarnya dibuat sama (mirip) dengan situasi sehari-hari yang akan ditempati siswa tersebut, sehingga jika hal tersebut tercapai maka pasti tercipta suasana yang nyaman dan menyenangkan dari semua pihak.


Daftar Pustaka
Ahmad, Sutrisno, Dkk. Psikologi Pendidikan. Ponorogo: Pondok Modern Darussalam Gontor, 2004.
Hamalik, Oemar. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2002.
 Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1999.
Winkel, W.S. Psikologi Pendidikan Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi, 2004.
http://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2014/0/2/transfer-belajar-pengertian-macam-macam_20.html






[1] John  W.Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta Selatan: 2014). 2-3
[2] Euis Istianah, “Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematika Dengan Pendekatan Model Eliciting Activities (MEAs) Pada Siswa”, Jurnal Infinity on line. Diakses tanggal 01 Desember 2017.
[3]  M. Kimberlymaclyn, et. al.,Psikologi Kognitif (Jakarta:Erlangga 2007),416
[4] John W. Santrock,  Psikologi Pendidikan (Jakarta: Salemba Humanika 2014), 27-29.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Semoga Manfaat