Selasa, 26 Desember 2017

Makalah Pengelolaan Kelas "PSIKOLOGI PENDIDIKAN"



BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Ruang kelas merupakan salah satu tempat dimana seorang guru memberikan pelajaran kepada peserta didiknya. Dalam proses pengajaran, kondisi yang nyaman dan menyenangkan akan sangat membantu tersampainya materi yang diajarkan guru kepada peserta. Kondisi yang seperti itu harus direncanakan dan diusahakan oleh guru secara sengaja, agar dapat dihindarkan dari kondisi yang merugikan atau merusak kenyamanan belajar.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa keberhasilan mengajar seorang guru tidak hanya ditentukan oleh hal-hal yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, seperti perumusan tujuan secara jelas dan tepat, pemilihan materi yang sesuai, pemilihan metode yang tepat, serta lengkapnya sumber-sumber belajar dan sebagainya.
Hal lain yang ikut menentukan keberhasilan guru adalah kemampuan guru dalam mencegah timbulnya tingkah laku peserta didik yang menggaunggu jalannya kegiatan belajar mengajar serta kondisi fisik tempat belajar mengajar dan kemampuan guru dalam mengelolanya.
Dalam rangka mencapai tujuan pengajaran yang efektif dan efisien, maka kondisi yang menguntungkan di dalam kelas merupakan prasyarat bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah definisi dari pengelolaan kelas?
2.      Bagaimanakah pandangan tentang pengelolaan kelas?
3.      Bagaimanakah prnsip-prinsip pengelolaan kelas?
4.      Bagaimanakah tujuan pengelolaan kelas?
5.      Apa saja program pengelolaan kelas?
6.      Bagaimana cara menerapkan kedisiplinan dalam pengelolaan kelas?

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Penglolaan Kelas
Pengelolaan kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai kemampuan.  Pengelolaan kelas merupakan usaha sadar, untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis. Usaha sadar itu mengarah pada persiapan bahan belajar, penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi/kondisi proses belajar mengajar dan pengaturan, waktu, sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai.  Guru bertugas menciptakan, memperbaiki, dan memelihara sistem atau organisasi kelas, sehingga anak didik dapat memanfaatkan kemampuannya, bakat, dan energinya pada tugastugas individual. Pengelolaan kelas merupakan upaya dalam mendayagunakan potensi kelas. Kelas mempunyai peranan dan fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan proses interaksi edukatif, agar memberikan dorongan dan rangsangan terhadap anak didik untuk belajar, kelas harus dikelola sebaik-baiknya oleh guru[1].
Kelas adalah setting untuk berbagai aktivitas, mulai dari aktivitas akademik seperti membaca, menulis, berhitung, sampai aktivitas social seperti bermain, berkomunikasi dengan teman, dan berdebat. Sebagai tenaga profesional, seorang guru dituntut mampu mengelola kelas yaitu menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang optimal bagi tercapainya tujuan pengajaran. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif. Pengelolaan dipandang sebagai salah satu aspek penyelenggaraan sistem pembelajaran yang mendasar, di antara sekian macam tugas guru di dalam kelas. Mengelola kelas secara efektif akan memaksimalkan kesempatan pembelajaran murid.
Pandangan lama mengenai cara mengelola kelas secara efektif menekankan pada penciptaan dan pengaplikasian aturan untuk mengontrol tindakan murid. Sehingga mengorientasikan murid pada sikap patuh dan pasif pada aturan yang ketat. Hal tersebut dapat melemahkan keterlibatan murid dalam pembelajaran aktif, pemikiran, dan konstruksi pengetahuan sosial. Sedangkan tren baru dalam manajemen kelas lebih memfokuskan kepada kebutuhan murid untuk mengembangkan hubungan dan kesempatan untuk menata diri. Menekankan pada pembimbingan murid untuk menjadi lebih mau berdisiplin diri dan tidak terlalu menekankan pada control eksternal atas diri murid. Manajemen kelas yang efektif mempunyai beberapa tujuan, yaitu membantu murid menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar dan mengurangi waktu aktivitas yang tidak diorientasikan pada tujuan, mencegah murid mengalami masalah akademik, mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin, menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar mengajar, menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dan membimbing murid sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya, dan sifat-sifat individualnya[2].
B.     Prinsip - Prinsip Pengelolaan Kelas
  1. Kehangatan dan ketantusiasin
Kehangatan dan keantusiasan guru dapat memudahkan terciptanya iklim kelas yang menyenangkan yang merupakan salah satu syarat bagi kegiatan belajar mengajar yang optimal.
  1. Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan-bahan yang menentang akan meningkatnya gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku menyimpang.
  1. Bervariasi
Penggunaan alat atau media, gaya dan interaksi belajar mengajar yang bervariasi merupakan kunci tercapainya pengelolaan kelas yang efektif yang menghin dari kejenuhan.
  1. Keluwesan
Tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dan dapat mencegahkemungkinan munculnya ganguan siswa serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif.
  1. Penekanan pada hal-hal yang positif
Pada sadarnya, di dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan hal-hal yang positif dan menghindari pemutusan perhatian siswa pada hal-hal yang negative.
  1. Penanaman disiplin diri
Pengembangan disiplin diri sendiri oleh siswa merupakan tujuan akhir dari pengelolaan kelas. Untuk itu guru harus  selalu mendorong siswa untuk melaksanakan disiplin diri, dan guru sendiri hendaknya menjadi contoh atau teladan tentang pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab.

C.    Tujuan Penglolaan Kelas
Tujuan pengelolaan kelas adalah sebagai berikut:
1.      Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2.      Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar mengajar.
3.      Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas.
4.      Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya.
5.      Tujuan pengelolaan kelas menurut Sudirman pada hakikatnya terkandung dalam tujuan pendidikan. Tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja. Terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa. Sedangkan Arikunto berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien[3].
D.    Pendekatan Dalam Penglolaan Kelas
Seorang guru mendalami kerangka acuan pendekatan-pendekatan kelas sebagai pekerja profesional, sebab di dalam penggunaan pendekatan tersebut  harus terlebih dahulu yakin bahwa pendekatan yang dipilih oleh guru merupakan alternatif yang baik untuk menangani kasus penglolaan kelas sesuai dengan masalahnya. Apabila alternatif yang dipilih oleh guru tidak memberikan hasil yang memadai, maka guru masih bisa melakukan analisa kembali terhadap pendekatan yang digunakan tersebut[4]. Adapun pendekatan dalam penglolaan kelas ini anatar lain :
1.      Pendekatan Kekuasaan
Ciri yang utama pada pendekatan ini adalah ketaatan pada aturn yang melekat pada pemilik kekuasaan. Guru mengontrol siswa dengan ancaman, sanksi, hukuman dan bentuk disiplin yang ketat dan kaku[5].
2.      Pendakatan Mengubah Tingkah Laku
Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses mengubah tingkah laku siswa. Peranan guru adalah mengembangkan tingkah laku siswa yang baik dan mencegah tingkah laku siswa yang tidak baik.
3.      Pendekatan Sosioemosional
Pengelolaan kelas merupakan suatu proses penciptaan iklim Sosioemosional positif adalah adanya hubungan positif anatara guru dengan siswa, anatar siswa dengan siswa. Guru disini adalah kunci utama dalam membentuk Sosioemosional tersebut.
4.      Pendekatan Proses Kelompok
Diartikan sebagai suatu proses menciptakan kelas sebagai suatu sistem sosial dan proses kelompok merupakan yang paling utama. Peran guru adalah mengusahakan agar pengembangan dan pelaksanaan proses kelompok itu menjadi efektif. Proses kelompok maksudnya usaha mengelompokkan siswa kedalam beberapa kelompok dengan berbagai pertimbangan individual sehingga tercipta kelas yang bergairah dalam belajar.
5.      Pendekatan Pluralistrik
Pengelolaan kelas berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi yang memungkinkan proses belajar mengajar berjalan dengan efektif dan efesien[6].
E.     Komponen-Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas
Komponen – komponen keterampilan pengelolaan kelas pada umumnya dibagi menjadi dua bagian menurut Syaiful Bahri Djamarah yakni:
1.      Keterampilan yang berhubungan dangen penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal ( bersifat preventif). Keterampilan ini berhubuangan dengan kompetensi guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pembelajaran serta aktivitas-aktivitas yang bekaitan dengan keterampilan antara lain:
a.       Sikap tanggap
Komponen ini ditunjukkan oleh tingkah laku guru bahwa guru hadir bersama siswa. Guru tau kegiatan siswa, apakah memperhatikan atau tidak, tahu apa yang siswa kejakan, seakan mata guru ada di belakang kepala, sehingga guru bisa menegurnya walaupun sedang menulis di papan tulis.
b.      Membagi perhatian
Pengelolaan kelas yang efektif terjadi bila guru mampu membagi perhatiannya kepada beberapa kegiatan dalam waktu yang sama.
c.       Pemusatan perhatian kelompok
Kegiatan siswa dalam belajar dapat dipertahankan dari waktu ke waktu, guru mampu memusatkan perhatiannya terhadap tugas-tugas, seperti menyiapkan siswa yaitu dengan memusatkan perhatian siswa kepada suatu hal sebelum guru menyampaikan materi pokok. Maksudnya adalah untuk menghindari penyimpangan perhatian siswa.
Beberapa kesalahan menurut Syaiful Bahri Djamerah  yang perlu dihindari oleh guru yaitu:
1.      Campur tangan yang berlebihan ( Teachers instruction)
Apabila guru menyela kegiatan yang sedang berlangsung dengan berbagai hal seperti komentar, pertanyaan atau petunjuk yang mendadak, maka kegiatan tersebut akan tergangagu dan terputus. Sehingga member kesan kepada siswa bahwa guru hanya mementingkan dirinya tanpa memperhatikan kebutuhan siswa.
2.      Kelenyapan ( Fade away)
Ini terjadi saat guru gagal melengkapi intruksi, penjelasan, petunjuk atau komentar, kemudian menghentikan pelajaran tanpa alasan yang jelas, kehilangan akal dalam menyampaikan pelajaran ini yang mengakibatkan siswa menerawang, melantur, sehingga keefektifan belajar siswa terganggu.
3.      Penyimpangan (Digression)
Ini terjadi saat guru terlalu asyik menyampaikan pelajaran sehingga penjelasannya menyimpang dari pokok pelajarannya.
4.      Berhenti dan memulai kegiatan yang tidak tepat
Ketidak tepatan memulai dan mengakhiri kegiatan bisa terjadi apabila guru tidak menghentikan kegiatan pertama, dan memulai kegiatan kedua, kemudian kembali pada kegiatan pertama lagi, sehingga mengganggu kelancaran kegiatan belajar siswa.

5.      Kecepatan ( Pacing)
Kecepatan disini diartikan sebagai tingkat kemajuan siswa dalam belajar. Guru perlu menghindari kesalahan berupa menahan kecepatan yang tidak perlu dan menahan penyajian pelajaran yang sedang berjalan. Seperti bertele-tele, pengulangan pelajaran yang tidak perlu.
Adapun cara menerapkan kedisiplinan dalam pengelolaan kelas yaitu:
a.       Datang ke sekolah tepat waktu.
b.      Rajin belajar.
c.       Menaati peraturan sekolah.
d.      Mengikuti upacara dengan tertib.
e.       Melaksananakan dan mengumpulkan tugas dengan baik dan tepat waktu.










BAB III
KESIMPULAN
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan guru untuk menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif. Dalam mewujudkan hal tersebut dibutuhkan kerjasama yang baik antara guru dan siswa maka diperlukan pendekatan-pendekatan, prinsip-prinsip dan komponen-komponen keterampilan pengelolaan kelas, jika semua itu sudah dipenuhi akan mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif.


[1] Husni El Hilali, “Pentingnya Penglolaan Kelas Dalam Pembelajaran”, Edu-Bio, 3 (2012), 130.
[2] Ummu Hany Almasitoh, ” Menciptakan Lingkungan Yang Positif Untuk Pembelajaran”, Magistra, 79 (Maret, 2012), 88.
[3] Husni El Hilali, “Pentingnya Penglolaan Kelas Dalam Pembelajaran, 131.
[4] Asmadawati, “Keterampilan Mengelola Kelas”, Logaritma, 2 (Juli, 2014), 6.
[5] Husni El Hilali, “Pentingnya Penglolaan Kelas Dalam Pembelajaran, 133.
[6] Asmadawati, “Keterampilan Mengelola Kelas”, 7.

[7] Asmadawati, Keterampilan Pengelolaan Kelas,(t.tp.: Logaritma,2014), v:II.

1 komentar:

Semoga Manfaat