Selasa, 26 Desember 2017

Makalah Teori Motivasi "PSIKOLOGI PENDIDIKAN"



BAB I
PENDAHULUAN
a.Latar Belakang
                Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan. Tujuan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memberikan rumusan hasil yang diharapkan siswa setelah melaksanakan pengalaman belajar. Tercapai tidaknya tujuan pengajaran salah satunya adalah terlihat dari prestasi belajar yang diraih siswa. Dengan prestasi yang tinggi, para siswa mempunyai indikasi berpengetahuan yang baik.
            Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi siswa adalah motivasi. Dengan adanya motivasi, siswa akan belajar lebih keras, ulet, tekun dan memiliki dan memiliki konsentrasi penuh dalam proses belajar pembelajaran. Dorongan motivasi dalam belajar merupakan salah satu hal yang perlu dibangkitkan dalam upaya pembelajaran di sekolah.
Penelitian Wasty Soemanto (2003) menyebutkan, pengenalan seseorang terhadap prestasi belajarnya adalah penting, karena dengan mengetahui hasil-hasil yang sudah dicapai maka siswa akan lebih berusaha meningkatkan prestasi belajarnya. Dengan demikian peningkatan prestasi belajar dapat lebih optimal karena siswa tersebut merasa termotivasi untuk meningkatkan prestasi belajar yang telah diraih sebelumnya.
Untuk mengetahui apa itu motivasi maka dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai motivasi, jenis, teori dan peranannya dalam belajar.[1]

b. Rumusan Masalah
   1. Apa yang dimaksud dengan motivasi ?
   2. Apa saja jenis-jenis motivasi ?
   3. Apa saja teori-teori motivasi ?
   4. Bagaimana peranan motivasi dalam belajar dan pembelajarann?
c. Tujuan Penulisan
   1. Untuk mengetahui pengertian motivasi
   2. Untuk mengetahui jenis-jenis motivasi
   3. Untuk mengetahui teori-teori motivasi.
   4. Untuk mengetahui bagaimana peranan motivasi dalam belajar dan
        pembelajaran




BAB II
PEMBAHASAN
a.Pengertian Motivasi
            Istilah motivasi dalam kaidah bahasa Indonesia berasal dari kata motif yang berarti kekuatan yang ada dalm diri individu , yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah laku, berupa rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga untuk melakukan tingkah laku tertentu.[2] Sedangkan dalam mengartikan motivasi para ahli mempunyai pendapat masing-masing, diantaranya:
1.Hellriegel dan Slocum: “Motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan, kekuatan ini dirangsang oleh berbagai macam kebutuhan.”                                                                                                          2.Petri(1981) :” Motivasi adalah kekuatan yang bertindak pada organisme yang mendorong dan mengarahkan perilakunya”                                                                                            3.Morgan dkk.(1986):” Motivasi adalah suatu kekuatan yang memggerakkan dan mendorong terjadinya perilaku yang diarahkan pada tujuan tertentu.[3]
            Dari serangkaian uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu dorongan yang ada pada diri seorang individu yang menyebabkan individu tersebut melakukan aktivitas atau kegiatan dalam rangka mencapai tujuan tertentu.   
b.Jenis Motivasi
1.Berdasarkan arah datangnya motif :
·         Motivasi Internal
Motivasi internal diartikan sebagai motivasi yang timbul dari dalam diri orang yang bersangkutan tanpa rangsangan atau bantuan dari orang lain. Seseorang yang secara intrinsic termotivasi akan melakukan pekerjaan karena mendapatkan pekerjaan itu menyenangkan dan dapat memenuhi kebutuhannya, tidak tergantung pada penghargaan-penghargaan eksplisit atau paksaan eksternal lainnya. Motif  ini dapat berupa kepribadian, sikap, pengalaman, pendidikan , atau penghargaan dan cita-cita.
·         Motivasi Eksternal
Motivasi eksternal adalah motivasi yang timbul karena rang sangan atau bantuan dari orang lain. Motivasi ini disebabkan oleh keinginan untuk menerima ganjaran atau menghindari hukuman.[4]

2.Berdasarkan pengaruhnya terhadap cara seseorang dalam bertingkah laku
Menurut Davis dan Newsstroom (1996), motivasi yang mempengaruhi seseorang dalam bertingkah laku, termasuk belajar terbagi menjadi empat pola:
·         Motivasi berprestasi, yaitu dorongan untuk mengatasi tantangan, untuk maju dan berkembang.
·         Motivasi berafiliasi, yaitu dorongan untuk berhubungan dengan orng lain secara efektif.
·         Motivasi berkompetisi, yaitu dorongan untuk mencaoai hasil kerja dengan kualitas tinggi.
·         Motivasi berkuasa, yaitu dorongan untuk memengaruhi orang lain dan situasi.[5]
3.Berdasarkan sunber dan proses pekembangannya
            Untuk keperluan studi psikologis telah diadakan penertiban dengan diadakan penggolongannya, antara lain:
·         Motivasi primer, adalah motivasi dasar yang bersifat alamiah dan tidak dipelajari. Motivasi ini dibedakan menjadi dua, yakni:
-Dorongan fisiologis yang bersumber pada kebutuhan organis seperti          lapar, haus, pernafasan, seks, dan lain sebagainya.
-Dorongan umum atau motif darurat termasuk di dalamnya rasa takut, rasa kasih sayang, rasa ingin tahu dan lain-lain.
·         Motivasi sekunder, adalah motivasi yang menunjuk pada motif yang berkembang dalam diri individu, karena pengalaman, dan dipelajari misalnya: takut terhadap apa yang dipelajari, motif sosial, motif objektif dan lain-lain.[6]
c. Teori-Teori Motivasi
            Dari sekian banyak teori motivasi yang telah dikemukakan oleh para ahli, pemakalah akan mengambil beberapa teori yang banyak digunakan dan dianut pada zaman sekarang, diantaranya:
1.Teori Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow
            Menurut Maslow bahwa pada saat seseorang telah mencapai dan memenuhi kebutuhan tertentu, maka mereka ingin bergeser ke tingkat yang lebih tinggi. Dia mengemukakan lima tigkat kebutuhan seoerti terlihat pada gambar di bawah ini.
1.      Kebutuhan Fisologis
Kebutuhan yang harus dipuaskan untuk dapat tetap hidup, misalnya sandang, pangan, dan papan.
2.      Kebutuhan akan Rasa Aman
Ketika seseorang telah tercapai kebutuhan fisologisnya maka perhatian akan diarahkan pada keselamatan diri. Misalnya, pengambilan polis asuransi, mendaftarkan diri masuk pada perserikatan kerja dan lain sebagainya.
3.      Kebutuhan Sosial
Setelah semua kebutuhan fisiologis dan rasa aman terpenuhi, maka seseorang akan memunculkan motif baru yakni berkenaan dengan hubungan sosial. Misalnya, dalam kaitannya dengan pekerjaan seorang karyawan melakakukan pekerjaan tertentu agar memperoleh uang untuk memenuhi kebutuhan hidup(pokok) , sementara di sisi yang lain, ia juga menilai pekerjaan sebagai suatu dasar hubungan kemitraan sosial yang ditimbulkannya.
4.      Kebutuhan akan Penghargaan
Percaya diri dan harga diri maupun kebutuhan akan pengakuan akan orang lain. Dalam kaitannya denga pendidikan, hal itu berarti memiliki suatu capain belajar yang dapat diakui sebagai sesuatu yang bermanfaat, memndapat pengakuan dan kehormatan dalam dunia pendidikan.
5.      Kebutuhan Aktualisasi Diri
Tahap ini merupakan tahap puncak dimana seseorang ingin meraih secara penuh potensinya.

2. Teori Motivasi Kesehatan Hezberg
            Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan wawancara dengan para akuntan dan para ahli teknik  Amerika Serikat, Hezberg mengembangkan teori motivasi dua faktor. Teori tersebut menjelaskan adanya beberapa faktor yang jika tidak ada akan menyebabkan ketidakpuasan dan yang terpisah dari faktor motivasi lain yang membangkitkan upaya dan kinerja sangat istimewa. Hal-hal yang tidak memuaskan, ia gambarkan sebagai motivator.
            Hezberg berteori,” faktor-faktor kesehatan tidak mendorong minat para pegawai. Akan tetapi,jiika faktor-faktor itu dianggap tidak dapat memuaskan dalam berbagai hal, seumpama karena gaji tidak cukup tinggi atau kondisi kerja tidak menyenangkan, faktor-faktor itu menjadi sumber ketidakpuasan potensial yang kuat.”. Motivator sebaliknya, adalah faktor-faktor yang agaknya mendorong semangat guna mencapi kinerja yang lebih tinggi dan pekerjaan denganmutu yang lebih baik.
3. Teori X dan Teori Y Douglas Mc. Gregor
            Teori X dabn Teori Y beranggapan bahwa teori X memandang para pekerja sebagi pemalas yang tidaak dapat diperbaiki, dan oleh karena itu, mereka menggunakan pendekatan “wortel dan tongkat” untuk menanganinya. Sedangkan manajer teori Y memandang bekerja harus seimbang dengan istirahat dan bermain, dan bahwa orang-orang pada dasarnya cenderung untuk bekerja keras dan melakukan pekerjaan dengan baik.[7]
           
4. Teori Harapan Vroom
            Teori harapan didasarka pada keyakinan bahwa orang dipengaruhi perasaan mereka tentang gambaran hasil tindakan mereka. Contohnya, orang menginginkan kenaikan pangkatakan menunjukkan kinerja yang baik jika mereka menganggap kinerja yang tinggi diakui dan dihargai dengan kenaikan pangkat.
            Vroom mengembangkan sebuah teori yang didasarkan pada apa yang ia gambarkan sebagai kemampuan bersenyawa (valence), alat perantara (instrumentality), dan harapan (expectancy). Kemampuan bersenyawa adalah pilihan lebih baik seseorang akan tercapainya hasil tertentu.
5. Teori Motivasi Berprestasi Mc Celland
            Mc Celland menekankan pentingnya kebutuhan berprestasi, karena orang yang berhasil dalam bisnis dan industri adalah orang yang berhasil mengerjakan segala sesuatu. Ia menandai 3 motivasi utama, yaitu penggabungan, kekuatan/prestasi. Ia menandai sifat-sifat dasar orang awam berikut dengan kebutuhan penacapaian yaitu:
·         Selera akan keadaan yang menyebabkan seseorang apat bertanggungjawab secara pribadi
·         Kecenderungan menentukan sasaran yang pantas dan memperhitungskan risikonya
·         Keinginan untuk mendapat umpan balik yang jelas akan kinerja .[8]

6.Teori Keberadaan, Keterkaitan, dan Pertumbuhan Cleyton Alderfer E.R.G
            Alderfer merumuskan lagi hierarki Maslow dalam 3 kelompok yang dinyatakan sebagai keberadaaan, keterkaitan,dan pertumbuhan, yaitu:
·         Kebutuhan akan   keberadaan adalah semua kebutuhan yan berkaitan dengan keberadaan manusia yang diperhatankan dan behubungan dengan hubungan fisiologis daridan rasa aman pada hierarki Maslow.
·         Kebutuhan keterkaitan yaitu hubungan kemitraan
·         Kebutuhan pertumbuhan adalah kebutuhan yang berhubungan dengan perkembangan ppotensi perorangan dan dengan kebutuhan penghargaan dan aktualisasi diri yang dikemukakan oleh Maslow.
Menurut teori ini semua kebutuhan itu timbul pada waktu yang sama. Kalau satu tingkat kebutuhan tertentu tidak dapat dipuaskan, seseorang kelihatannya kembali ke tingkat yang lain.

d.Peranan dalam Belajar dan Pembelajaran
            Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain:
1.Peran motivasi dalam menentukan penguatan belajar
            Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, daan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang dilaluinya. Dapat dipahami bahwa sesuatu dapat menjadi penguat belajar untuk seseorang, apabila ia sedang benar-benar mempunyai motivasi untuk belajar. Dengan perkataan lain, motivasi dapat menentukan hal-hal apa di lingkungan anak yang dapat memperkuat perilaku belajar. Untuk seorang guru perlu memahami suasana itu, agar di adapt membantu siswanya dalam memilih faktor-faktor atau keadaan yang ada dalam lingkungan siswa sebagai bahan penguat belajar.
2.Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar
            Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar itu sendiri. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak. Sebagai contoh, anak akan termotivasi belajar elektronikkarena tujuan belajar elektronik itu dapat melahirkan kemampuan anak dalam bidang elektronik. Dalam suatu kesempatan misalnya, anak tersebut diminta untuk memperbaiki radio yang rusak, dan berkat pengalaman dari belajar elektronik, maka anak tersebut dapat memperbaikinya. Dari pengalaman itu anak semakin termotivasi untuk beajar karena anak tersebut telah mengetahui makna dari belajar elektronik.
3.Motivasi menentukan ketekunan belajar
            Seoarang yang termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun. Dalm hal ini, tampak bahwa motivasi dalam belajar menyebabkan seseorang tekun dalam belajar. Sebaliknya, apabila seseorang kurang atau tidak memiliki motivasi untuk belajar, maka ia tidak tahan lama dalam belajar. Dia mudah tergoda untuk mengerjakan hal yang lain bukan belajar. Itu berarti motivasi sangat berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan belajar.[9]




BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
            Dari serangkaian penjelaasan di atas maka dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan motivasi adalah suatu dorongan yang ada pada diri seorang individu yang menyebabkan individu tersebut melakukan aktivitas atau kegiatan dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Motivasi tersebut bias akibat rangsangan dari luar (lingkungan) individu atau berasal dari  dalam diri individu (alamiah).
            Terdapat beberapa jenis motivasi dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Berdasarkan arah datangnya motif, diantaranya: motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Selain itu jika dipandang berdasarkan pengaruhnya terhadap cara seseorang dalam bertingkah laku, diantaranya motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi,  motivasi berkompetisi, dan motivasi berkuasa. Disamping itu, berdasarkan sumber dan proses perkembangannya motivasi terbagi menjadi motivasi primer dan motivasi sekunder.
            Semua teori motivasi mengisyaratkan bahwa rangsangan adalah hal terpenting. Tidak kalah penting keinginan seseorang untuk menerima rangsangan, tersebut karena hal itu merupakan wujud kerelaan dan kesadaran dari individu serta keinginan untuk menanggapi rangsangan tersebut kemudian menginterpretasikan dalam sebuah aktivitas dalam rangka mencapai tujuan.
            Selain itu peranan motivasi dalam belajar dan pembelajaran dirasa sangat penting. Hal tersebut dikarenakan peranan motivasi sangat besar dalam menentukan hal-hal yang menguatkan intensitas belajar, memperjelas tujuan belajar serta meningkatkan ketekunan belajar.



DAFTAR PUSTAKA
B. Uno, Hamzah. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008.
Khadijah, Nyayu. Psikologi Pendiidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014.
Makmun, Abin Syamsuddin. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1998.
Hamdu, Ghullam dan Nisa Agustina. “Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar”. Jurnal Penelitian Pendidikan (Online), No. 01, 2011(http://jurnal.upi.edu/file/8-Ghullam_Hamdu.pdf, diakses 2 Desember 2017).


[1] Ghullam Hamdu dan Nisa Agustina, “Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar, Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol. 12, 1 April 2011, 90-91.
[2] Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), 3.
[3] Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), 150.
[4] Ibid, 152.
[5] Ibid, 152.
[6] Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1998), 29.
[7] Hamzah B. Uno,  Teori Motivasi dan Pengukurannya (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), 45.
[8] Ibid, 47.
[9] Ibid, 27-29.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Semoga Manfaat