Selasa, 19 Desember 2017

Review Jurnal Hadis: Sumber Tujuan Pemikiran Tujuan Pndidikan Rudi Ahmad Suryadi



Review Jurnal
Hadis: Sumber Tujuan Pemikiran Tujuan Pndidikan
Rudi Ahmad Suryadi

Hadis merupakan salah satu sumber teori pendidikan Islam. Hadis merupakan sumber hukum dan ajaran Islam kedua setelah al-Qur’an. Hadis sebagai sebuah bentuk implementasi kepribadian Nabi Muhammad saw memiliki muatan teori pendidikan yang dapat dijadika cermin bagi pengembangan pendidikan. Pada beberapa hadist yang memuat konstruksi teoritik tujuan pendidikan, terdapat beberapa pokok pikirn mengenai tujuan pendidian, seperti pendidikan jasmani, pendidkan ruhaniah, pendidikan emosional, pendidikan sosial, pendidikan akhlak dan pendidikan akal.   
Dalam al-Qur’an kita memperoleh keterangan bahwa  nabi saw mempunyai tugas dan  kewenangan  sebagai berikut:
1.      Menjelaskan kitab Allah (al-Qur’an)
2.      Memberikan teladan
3.      Rasululah saw wajib ditaati
4.      Menetapkan hukum
     Ajaran Islam bersumber dari Allah melaui wahyu yang disampaikan  kepada utusan-Nya yang terpilih, Muhammad saw. Nabi yang dipilihnya ini menjadi representasi risalah kewahyuan- Nya, dan Muhammad bicara sesuai dengan masyiah pewahyuan “tidaklah ia berbicara sesuai dengan keinginannya melainkan menurut apa yang diwah7yukan kepadanya”. Wahyu Allah tersebut kemudian termanifestasikan pada al-Qur’an sedangkan penjabaran dan interpretasi misi prophetik tertuang dalam sabda Nabi yang biasa dikenal dengan hadist. Al-Qur’an dan hadist ini merupakan prime reference bagi ajaran Islam. 

Karena pandangan hidup orang Muslim adalah berdasarkan pada al-Quran dan Hadits, maka sumber tujuan pendidikan Islam berasal dari keduanya. Achmadi menyatakan, hal ini secara teologis dibenarkan karena kedua sumber tersebut mengandung kebenaran mutlak yang bersifat transendental, universal, dan abadi, sehingga diyakini oleh pemeluknya akan selalu sesuai dengan fithrah manusia. Abudin Nata menyebutnya bahwa ajaran Islam yang pada kedua sumber tersebut, memenuhi kebutuhan manusia kapan dan di mana saja (likull zaman wa makan). Jalaludin Rakhmat dalam Islam Alternatif mengemukakan pendapat Gullick dalam bukunya yang terkenal Muhammad The Educator, yang menyatakan bahwa Muhammad adalah benar-benar seorang pendidik yang membimbing manusia menuju kemerdekaan dan kebahagiaan yang lebih besar serta melahirkan ketertiban dan kestabilan yang mendorong perkembangan budaya Islam, suatu revolusi yang dimiliki dalam waktu yang tidak tertandingi dan gairah yang menantang. Jika kita mengkaji lebih jauh mengenai integritas Nabi Muhammad, menurut pandangan alNahlawi, kita akan memperoleh kenyataan bahwa ia merupakan seorang pendidik yang memiliki metode pendidikan yang luar biasa, pendidik yang selalu memperhatikna kebutuhan dan karakteristik murid. Pendidikan Islam pada akhirnya diharapkan akan menghasilkan manusia yang dicita-citakan oleh Islam, yang mengacu pada sunnah Nabi yang menggambarkan realitas pendidikan Islam. Corak pendidikan Islam, khususnya yang bersentuhan dengan dasar tujuan pendidikan, dapat diderivasikan dari Sunnah Nabi Muhammad Saw yaitu sebagai berikut:
1.      Disampaikan sebagai rahmat li al-alamin (rahmat bagi semua alam) yang ruang lingkupnya tidak dibatasi oleh spesies manusia, tetapi juga makhluk biotik dan abiotik lainnya.28 Allah berfirman dalam QS al-Anbiya:107-108
Artinya: ”Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. Katakanlah: ’Sesungguhnya yang diwahyukan kepadaku adalah: "Bahwasanya Tuhanmu adalah Tuhan Yang Esa, maka hendaklah kamu berserah diri (kepada-Nya)’.” (QS al-Anbiya:107-108)
2.      Disampaikan secara utuh dan lengkap, memuat berita gembira dan peringatan
2.pada umatnya, seperti yang difirmankan Allah dalam QS Saba:28
Artinya: ”Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui”. (QS Saba’:28).
3.      Apa yang disampaikan merupakan kebenaran mutlak dan terpelihara otentisitasnya. Allah berfirman dalam QS al-Baqarah:119 dan QS al-Hijr:9
3.
Artinya: ”Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggungjawaban) tentang penghuni-penghuni neraka”. (QS al-Baqarah:119)
Artinya: ”Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”. (QS al-Hijr:9)
4.      Kehadirannya sebagai evaluator yang mampu mengawasi dan senantiasa bertanggung jawab atas aktivitas pendidikan.30 Allah mengisyaratkan dalam QS al-Syura:48, QS al-Ahzab:45, QS al-Fath:8.
Artinya: ”Jika mereka berpaling maka Kami tidak mengutus kamu sebagai pengawas bagi mereka. Kewajibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan (risalah). Sesungguhnya apabila Kami merasakan kepada manusia sesuatu rahmat dari Kami dia bergembira ria karena rahmat itu. Dan jika mereka ditimpa kesusahan disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri (niscaya mereka ingkar) karena sesungguhnya manusia itu amat ingkar (kepada nikmat)”. (QS al-Syura:48)
Artinya: ”Hai Nabi sesungguhnya kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan”. (QS al-Ahzab:45)
Artinya: ”Sesungguhnya Kami mengutus kamu sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan”. (QS al-Fath:8)
5.      Perilaku Nabi tercermin sebagai uswah hasanah yang dapat dijadikan figur atau teladan karena perilakunya dijaga oleh Allah.31 Isyarat tersebut terdapat dalam QS al-Ahzab:21 dan QS al-Najm:3-4
Artinya: ”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (QS al-Ahzab:21)
Artinya: ”Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)”. (QS al-Najm:3-4)
Berkaitan dengan operasional pelaksanaan pendidikan Islam diserahkan penuh pada umatnya. Strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran diserahkan penuh pada hasil pemikiran umatnya, selama hal itu tidak menyalahi aturan pokok dalam Islam. Sabda beliau yang diriwayatkan Imam Muslim dari Anas dan Aisyah:”antum a’lam bi umur dunyakum” (engkau lebih mengetahui urusan duniamu).
Kelebihan jurnal ini adalah isinya yang berbobot dan menarik untuk di baca. Penulisann7ya pun rapi dan jarang ditemukan kesalahan.
Kekurangan dari jurnal ini adalah pemakaian bahasanya yang terlalu asing sehingga bagi orang yang awam akan bahasa asing akan sedikit kesulitan untuk memahaminya. Di dalam jurnal ini juga tidak dicantumkan matan atau isi hadisnya hanya terdapat artinya saja.                                        


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Semoga Manfaat