Senin, 18 Desember 2017

MAKALAH HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, MANUSIA DAN PENDIDIKAN



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar  Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial. Yang lahir kedunia ini untuk menjalani kehiduan sehari-hari. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari banyak membutuhkan bantuan dari orang lain. Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Memerlukan orang lain baik dalam menjalankan proses pendidikan serta proses dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Dalam mengembangkan proses pendidikan butuh pola pikir yang menunjang dan baik. Manusia memiliki akaldan pikiran untuk memecahkan problem-problem dalam mengembangkan proses pendidikan yaitu proses mencerdaskan manusia dalam kebodohan. Dari tidak tahu menjadi tahu, dari memiliki sifat primitif dalam berpikir sekarang sudah terfikir kearah yang medern, serta manusiabutuh filsafat dalam proses pendidikan.
Dalam hal ini manusia berhubungan dengan filsafat dalam proses pendidikan. Manusia harus mampu berfilsafat dalam dunia pendidikan. Mampu menjalankan proses pendidikan dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang canggih. Agar proses pendidikan dapat berjalan dengan baik mampu berfilsafat dalam mengatasi masalah-masalah yang muncul dalam proses pendidikan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan filsafat, pendidikan dan manusia?
2.      Bagaimana hubungan filsafat dan manusia?
3.      Bagaimana hubungan filsafat dan pendidikan?
4.      Bagaimana hubungan antara filsafat, manusia dan endidikan?
5.      Bagaimana kedudukan filsafat dalam ilmu pendidikan?
6.      Bagaimana kedudukan filsafat dalam kehidupan manusia?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian filsafat, manusia dan pendidikan
2.      Untuk mengetahui hubungan filsafat dan manusia
3.      Untuk mengetahui hubungan filsafat dan ilmu pendidikan
4.      Untuk mengetahui hubungan antara filsafat, manusia dan pendidikan
5.      Untuk mengetahui kedudukan filsafat dalam ilmu pendidikan
6.      Untuk mengetahui kedudukan filsafat dalam kehidupan manusia


BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian filsafat, manusia dan pendidikan
Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio. Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.[1]
Manusia berasal dari kata “manu” (sansekerta), “mens” (latin), yang berarti berpikir, berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok atau seorang individu.
Manusia merupakan makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, mati dan seterusnya, serta terkait dan berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik positif maupun negatif.
Menurut UU No.20 tahun 2003 pengertian pendidikan adalah sebuah usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, membangun kepribadian, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.


2.      Hubungan filsafat dan manusia
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang telah mencapai derajat sempurna dibandingkan dengan makhluk ciptaan Allah lainnya, termasuk diantaranya malaikat, jin,binatang dan lain-lain. Diantara kesempurnaan itu terlihat dari ciri-ciri manusia yang memiliki jasmani (fisik), ruh yang berfungsi untuk menggerakkan jasmani dan jiwa yang didalamnya ada rasa dan perasaan. Filsafat adalah induk semua ilmu yang ada dalam semesta ini, manusia berfilsafat guna mencari kebenaran dari sebuah ilmu. [2]
Berbicara tentang pendidikan,berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan manusia. Sebaliknya, berbicara tentang kehidupan manusia berarti harus mempersoalkan masalah kependidikan. Jadi, antara manusia dan pendidikan terjalin hubungan kausalitas. Karena manusia, pendidikan mutlak ada dan karena pendidikan, manusia semakin menjadi diri sendiri sebagai manusia yang manusiawi.
 
3.      Hubungan filsafat dan pendidikan
Hubungan antara filsafat dan pendidikan terkait dengan persoalan logika, yaitu logika formal yang dibangun atas  prinsip koherensi, dan logika diakletis dibangun atas prinsip menerima dan membolehkan kontradiksi. Hubungan interaktif antara filsafat dan pendidikan berlangsung dalam lingkaran kultural dan pada akhirnya  menghasilkan yang disebut dengan  filsafat pendidikan

4.      Hubungan antara filsafat, manusia dan pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar, terencana, sistematis dan berkelanjutan untuk mengembangkan potensi-potensi bawaan manusia, dan merupakan bagian dari suatu proses yang diharapkan untuk mencapai suatu tujuan.[3]
Melihat pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa hubungan pendidikan dan manusia itu sangat erat. Adanya pendidikan untuk mengembangkan potensi manusia, menuju manusia yang lebih baik. 
Manusia merupakan subjek pendidikan, tetapi juga sekaligus menjadi objek pendidikan itu sendiri. Pedagogic tanpa ilmu jiwa, sama dengan praktek tanpa teori. Pendidikan tanpa mengerti manusia, berarti membina sesuatu tanpa mengerti untuk apa, bagaimana dan mengapa manusia dididik. Tanpa mengerti sifat manusia, baik sifat individual-individualitasnya yang unik, maupun potensi-potensi yang justru akan dibina. Pendidikan akan salah arah bahkan tanpa pengertian yang baik, pendidikan akan merusak moral, kodrat manusia, apabila digunakan secara negative.
Jadi, hubungan antara filsafat, manusia dan pendidikansecara singkat adalah filsafat digunakan untuk mencari hakekat manusia, sehingga diketahui apa saja yang ada dalam diri manusia. Hasil kajian dalam filsafat tersebut oleh pendidikan dikembangkan dan dijadikannya (potensi) nyata berdasarkan esensi keberadaan manusia. 

5.      Kedudukan filsafat dalam ilmu pendidikan
Dalam ilmu pengetahuan, filsafat mempunyai kedudukan sentral, asal, pokok. Karena filsafatlah yang mula-mula merupakan satu-satunya usaha manusia dibidang kerohanian untuk mencapai kebenaran atau pengetahuan. Lambat laun sesuai dengan sifatnya, manusia tidak pernah merasa puas dengan meninjau suatu hal dari sudut yang umum, melainkan juga ingin memperhatikan hal khusus.
Bisa disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan itu menerima dasarnya dari filsafat, antara lain:
a.       Setiap ilmu pengetahuan itu mempunyai objek dan problem
b.      Filsafat juga memberikan dasar-dasar yang umum bagi semua ilmu
c.       Disamping itu filsafat juga memberikan dasar-dasar yang khusus yang digunakan dalam tiap-tiap ilmu pengetahuan
d.      Dasar yang diberikan oleh filsafat yaitu mengenai sifat-sifat ilmu dari semua ilmu pengetahuan. Tidak mungkin tiap ilmu itu meninggalkan dirinya sebagai ilmu pengetahuan dengan meninggalkan syarat yang telah ditentukan oleh filsafat
e.       Filsafat juga memberikan metode atau cara kepada setiap ilmu pengetahuan.

6.      Kedudukan filsafat dalam kehidupan manusia
Filsafat dalam coraknya yang religius bukanlah yang berarti disamakan dengan agama atau pengganti kedudukan agama, walaupun filsafat dapat menjawab segala pertanyaan atau soal-soal yang diajukan. Kedudukan agama sebagai pengetahuan adalah lebih tinggi dari pada filsafat karena di dalam agama masih ada pengetahuan yang tak tercapai oleh  budi biasa dan hanya dapat diketahui karena diwahyukan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kedudukan filsafat dalam kehidupan manusia adalah:
a.       Memberikan pengertian dan kesadaran kepada manusia akan arti pengetahuan tentang kenyataan yang diberikan oleh filsafat.
b.      Berdasarkan dasar-dasar hasil kenyataan itu, maka filsafat memberikan pedoman hidup kepada manusia. Pedoman ini mengenai segala sesuatu yang terdapat di sekitar manusia sendiri, seperti kedudukan dalam hubungannya dengan yang lainnya. Kita juga mengetahui bahwa alat-alat kewajiban manusia meliputi akal, rasa, kehendak. Dengan akal, filsafat memberikan pedoman hidup untuk berfikir guna memperoleh pengetahuan hidup untuk berfikir guna memperoleh pengetahuan.
Uraian mengenai filsafat sebagaimana yang telah dibahas sebelum kiranya akan banyak memberikan gambaran dan kemudian dalam memahami lapangan pendidikan dan filsafat  pendidikan. Dan muncullah filsafat pendidikan sebagai suatu ilmu baru setelah tahun 1900 an tiada lain adalah sebagai akibat adanya hubungan timbale balik antara filsafat dan pendidikan, untuk memecahkan dan menjawab persoalan-persoalan pendidikan secara filosofis.
Dengan demikian hubungan antara filsafat dalam proses pendidikan. Problematika yang ada dan harus diselesaiakan dengan pengetahauan yang logis dan kritis. Serta mampu mengarahkan pendidikan serta ilmu pengetahuan yang lebih maju dan mencapai tujuan yang dicita-citakan.


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Hubungan antara manusia, filsafat dan pendidikan adalah induk dari ilmu pengetahuan yang melahirkan banyak ilmu pengetahuan yang menbahas sesuai dengan apa yang telah dikaji dan diteliti di dalamnya. Dalam ilmu pengetahuan, filsafat mempunyai kedudukan sentral,asal, atau pokok. Karena filsafat satu-satunya yang telah mencapai kebenaran atau pengetahuan. Disamping itu filsafat juga memberikan dasar-dasar yang khusus yang digunakan dalam tiap-tiap ilmu pengetahuan. Dasar yang diberikan oleh filsafat yaitu mengenai sifat-sifat ilmu dari semua ilmu penegtahuan.
Dengan akal, filsafat memberikan pedoman hidup untuk berpikir guna memperoleh pengetahuan. Antara ketiga komponen yaitu, manusia, filsafat, dan pendidikan sangat erat hubungannya. Manusia dilahirkan sebagai bayi yang tidak bisa melakukan tanpa bantuan orang lain. Dalam proses kehidupan, manusia akan dihadapkan dengan berbagai masalah kehidupan. Untuk dapat memilih dan melaksanakan car hidup yang baik. Manusia yang memerlukan pendidikan. Dengan pendidikan manusia akan menjadi lebih dewasa dan bertanggung jawab peran filsafat dalam kehidupan manusia disini yaitu sebagai pola pikir manusia yang bijaksana, arif dalam menjalani suatu kehidupan.

Daftar Pustaka
Sutrisno. Selamet. Filsafat dan Ideologi Pancasila. Yogyakarta: Andi, 2006.
Prasetya. Filsafat Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia, 1997.
Soegiono. Tamsil. Filsafat pendidikan. Bandung:Remaja Rosdakarya, 2012.




[1] Slamet Sutrisno, Filsafat dan Ideologi Pancasila (Yogyakarta: Andi, 2006), 22.
[2] Prasetya, Filsafat Pendidikan (Bandung: Pustaka Setia, 1997), 146.
[3] Soegiono, Tamsil, Filsafat pendidikan (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2012), 75.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Semoga Manfaat