PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pengertian
belajar secara umum dapat diartikan sebagai proses suatu hal yang tidak
diketahui menjadi tahu dari pengalaman-pengalaman yang diperoleh dilingkungan
sekitarnya.
Belajar
merupakan proses dalam pendidikan yang penting dalam kehidupan. Belajar adalah
suatu proses yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan pengetahuan-pengetahuan
baru.
Seorang
guru harus mengenalkan kiat dan strategi
membelajarkan siswa sehingga tujuan yang diharapkan tercapai. Pemahaman
konseptual mengajar dapat membantu siswa memahami konsep-konsep utama dalam
pembelajaran. Selain mengeksplorasi banyak aspek pemikiran kita juga berlatih
bagaimana guru dapat membimbing siswa untuk terlibat dalam proses-proses
kognitif kompleks lainnya, memahami konsep, memecahkan masalah, dan mentransfer
apa yang dipelajari untuk pengaturan lainnya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah
pengertian konsep?
2.
Apakah
pengertian berpikir?
3.
Apakah
jenis-jenis pemikiran?
4.
Bagaimana
langkah-langkah pemecahan masalah?
5.
Apakah
transfer dalam pembelajaran?
C.
Tujuan
1. Mengetahui dan memahami arti dari konsep.
2. Mengetahui dan memahami arti dari berpikir.
3. Mengetahui dan memahami jenis-jenis pemikiran.
4. Mengetahui dan memhami cara dari langkah-langkah pemecahan masalah.
5.
Mengetahui
dan memahami arti transfer dalam pembelajaran.
A.
Pemahaman Konseptual
Pemahaman Konseptual merupakan aspek penting dari pembelajaran.
Tujuan penting pengajaran adalah membantu siswa memahami konsep-konsep utama
dalam subjek daripada hanya menghafal fakta terisolasi. Dalam banyak kasus,
pemahaman konseptual ditingkatkan saat guru mengeksplorasi topik secara
mendalam dan memberikan yang tepat, adalah contoh menarik dari konsep. Seperti
yang kita ketahui, Konsep adalah poin penting pemikiran.
APAKAH ITU
KONSEP?
Konsep kelompok objek-objek, peristiwa, dan karakteristik
berdasarkan properti umum. Konsep membantu anda untuk menyederhanakan,
meringkas, dan mengatur informasi (Quinn, 2009, 2011).
Konsep juga membantu proses mengingat, sehingga lebih efisien
(Racine, 2011). Saat siswa mengelompokkan objek-objek untuk membentuk konsep,
mereka dapat mengingat konsep, kemudian mengambil karakteristik konsep
tersebut.
Beberapa cara seorang guru dalam membimbing murid untuk membentuk
konsep yang efektif yakni sebagai berikut:
1.
Mempelajari
ciri-ciri dari konsep
2.
Mendefinisikan
konsep dengan jelas dan memberikan contoh secara hati-hati
3.
Peta
konsep
4.
Pengujian
hipotesis
5.
Pengujian
prototipe[1]
B. Berpikir Kreatif
Aspek penting dari
pemikiran adalah untuk berpikir kreatif (Beghetto dan Kaufman). Sedangkan arti
dari kreativitas adalah kemampuan untuk berpikir tentang cara baru, dan tidak biasa
, dan datang dengan solusi yang unik. Berpikir kreatif merupakan kegiatan
mental yang menghasilkan sesuatu yang baru, hasil dari pengembangan. Hal ini
sesuai pendapat Coleman dan Hammen yang menyatakan bahwa berpikir kreatif
adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan kemurnian (originality) dan
ketajaman pemahaman (insight) dalam mengembangkan sesuatu (generating)”.
Kemamuan berpikir kreatif berkenaan dengan kemampuan menghasilkan atau
mengembangkan sesuatu yang baru, yaitu sesuatu yang tidak biasa yang berbeda
dari ide-ide yang dihasilkan kebanyakan orang.[2]
Langkah-langkah dalam proses kreatif :
1.
Persiapan
Siswa tenggelam dalam isu masalah yang
membuat mereka tertarik dan rasa ingin tahu mereka muncul.
2.
Inkubasi
Siswa mengolah ide di kepala mereka,
titik dimana mereka cenderung membuat beberapa koneksi yang tidak biasa dalam
pemikiran mereka.
3.
Wawasan
Siswa mengalami momen “ Aha!” saar semua
potongan teka-teki terlihat cocok satu sama lain.
4.
Evaluasi
Sekarang siswa harus memutuskan tentang
suatu ide yang berharga dan layak dikejar. Mereka harus berpikir, “Apakah ide
baru atau sudah jelas?”.
5.
Elaborasi
Langkah terakhir sering meliputi rentang
waktu terpanjang dan melibatkan pekerjaan paling sulit. Langkah ini adalah yang
dipikirkan oleh penemu asal Amerika, Thomas
Edison, yang terkenal pada abad ke-20 saat ia mengatakan bahwa kreatifitas adalah 1 persen insirasi
dari 99% keringat.
C. Pengambilan
Keputusan
Penalaran Induktif
Salah satu bentuk lain dari penalaran di sebut
penalaran induktif. Sebuah kesimpulan biasanya di nyatakan secara emplisit atau
explisit dalam konteks pernyataan kemungkinan. Dalam kehidupan sehari-hari,
kita biasanya membuat keputusan yang tidak terlalu mencerminkan hasil paradigma
silogistik yang dipikirkan baik-baik, tapi dalam konteks penalaran induktif,
yang keputusanya berdasarkan pengalaman masa lalu dan kesimpulanya berdasarkan
yang dirasa sebagai pilihan terbaik dari sejumlah alternative.
Seperti contoh: Jika aku bekerja selama seminggu
aku akan mendapat cukup uang untuk pergi bersekolah, aku akan bekerja selama seminggu.
Oleh karena itu aku akan mendapat cukup uang untuk pergi berski
Argument di atas valid secara deduktif. Secara
deduktif sekarang anggaplah bahwa pernyataan kedua berbunyi. “ aku tidak akan berkerja
di perpustakaan selama seminggu “. Maka kesimpulanya.”aku tidak akan mendapat cukup
uang untuk pergi berski,” adalah benar menurut logikasi logistik, tapi tidak perlu
benar dalam kenyataan. Sebagai contoh paman hari yang kaya mungkin mengirimkan sejumlah
uang. Oleh kaarena itu, bentuk lain dari pengambilan keputusan harus di
gunakan. Mengevaluasi keabsahna suatu kesimpulan
atas penalaran induktif mungkin lebih berdasarkan pada pertimbangan dari pada bentuk
structural dari suatu argument. Dalam suatu kasus yang baru saja di sebutkan,
keabsahanya lebih di dasar kan pada kecenderungan bahwa paman Harry akan mengirimkan
hadiah uang atau kemungkinan lainya atau sejumlah dana akan anda dapatkan dalam
waktu singkat.
Sebuah contoh pengambilan keputusan berdasarkan
penalaran induktif adalah sebuah contoh yang di
terima di empat universitas- sebuahuniversitasswastayang besar (A) sebuah universitas
swasta yang kecil (B) sebuah universitas negeri yang sedang-sedang saja (C) dan
sebuah universitas negeri yang besar (D) bagaimana anda akan memutuskan unuversitas
mana yang akan di ambil ? salah satunya adalah mengevaluasi tiap pilihan dalam nilai
relative pilihan pilihan itu pada dimensi terkait. Dimensi yang penting meliputi (1) kualitas pengajaran, (2) biaya (3) jarakdarirumah (4) kesempatansosialdan
(5) pretise. Masing-massing dimensi akan diberi nilai antara 0 dan 10
Universitas
A Universitas B Universitas C Universitas D
1. Pengajaran 9 7 6 7
2. Biaya 2 3 9 7
3. Jarak 4 7 8 3
4. Kehidupan social 8 7 3 5
5. Prestise 9 10 3 4
Total 32 34 29 26
Dalam banyak situasi sifat dasar dari masalah adalah tidak cocok dengan Analisa
matematis. Tversky (1972) menyatakan bahwa dalam mengambil keputusan kita memilih alternatif dengan cara mengeliminasi pilihan yang kurang menarik secara bertahap. Dia menyebut ide ini eliminasi oleh aspek karena individu di anggap mengeleminasi alternatif yang kurang menarik berdasarkan evaluasi dari atribut, atau aspek dari alternatif-alternatif yang ada. Jika beberapa alternatif tidak memiliki standart
minimum, maka alternatif itu di eliminasi dari kumpulan pilihan
Pengambilan keputusan dalam kehidupan “nyata”
Andai saja dunia ini sama masuk akalnya dengan logika rasional
Socrates, anda mungkin meratap, semua masalah kita akan menghilang. Anda mungkin sedang berargumen panas dengan orang lain dan ingin berkata, yang benar saja .dengan ini tentu saja anda mungkin betul-betul serius mengatakan ‘setujui pendapatku –tidak perlu memikirkan logika dan fakta ). Karena tidak semua argument bisa di sudahi dengan objektif, mungkin saja untuk menguraikan kalimat pertentangan verbal sehingga paling tidak bisa menganalisa komponen-komponen perselisihan dengan baik.[3]
D. Pemecahan
Masalah
Pemecahan Masalah adalah menemukan cara yang
tepat pada suatu masalah untuk mencapai tujuan. Adanya pertimbangan tugas
mengharuskan siswa untuk mencari jalan keluar yang berbeda, sehingga mereka
melibatkan banyak orang untuk berprasangka.
Di bawah ini terdapat langkah-langkah yang di
lalui individu secara efektif dalam memcahkan masalah. Antara lain:
a) Menemukan dan
mewadahi masalah
Sebelum
memecahkan masalah, seseorang harus menyadari bahwa masalah itu ada. Contohnya,
seorang siswa menciptakan proyek pekan sains dan mereka harus mempersempit
masalah lebih lanjut. Masalah-masalah tersebut harus didefinisikan dam
diselesaikan sebelum tiba di solusi akhir.
b) Mengembangkan
strategi pemecahan masalah
Setelah
menemukan berbagai masalah mereka harus mengembangkan strategi untuk menyelesaikannya
dengan menyusun sub tujuan. Sub tujuan adalah menetapkan tujuan menegah yang
menempatkan pada posisi yang lebih baik.
(i)
Algoritma adalah strategi yang menjamin solusi
masalah
(ii)
Heuritis adalah strategi yang dapat
menyarankan solusi masalh, tetapi tidak menjamin akan bekerja.
(iii) Analisis
rata-rata akhir adalah heuritis yang mengidentifikasi tujuan, menilai dan
mengevakuasi masalah tersebut.
c) Evaluasi solusi
Setelah seorang
berfikir bahwa ia telah memecahkan masalah, mungkin ia tidak tahu mengenai
keefektifan solusi, kecuali ia mengevaluasinya.
d) Pemikiran dan
definisi masalah dan solusi dari ke waktu ke waktu
Dengan
berjalannya waktu mungkin sebagian orang lupa atau meninggalkan upaya lama yang
telah mereka pikirkan, tetapi langkah terakhir adalah seorang harus memperbaiki
kinerja masa lalu dan membuat kontribusi yang asli sehingga dapat menyelesaikan
proyek tersebut.
Hambatan
untuk Memecahkan Masalah
·
Fiksasi
·
Kurangnya motivasi atau kegigihan
·
Pengendalian emosional yang memadai[4]
E. Pengertian Transfer Belajar
Transfer
belajar (transfer learning) mengandung arti pemindahan keterampilan
hasil belajar dari satu situasi ke situasi lainnya. Kata “pemindahan
keterampilan” tidak berkonotasi hilangnya keterampilan melakukan sesuatu pada
masa lalu karena diganti dengan keterampilan baru pada masa sekarang.
1. Macam-Macam Transfer Belajar
Yaitu
ada yang bersifat positif dan ada juga yang bersifat negatif. Transfer belajar
disebut positif jika pengalaman-pengalaman atau percakapan-percakaapan yang telah
dipelajari dapat diterapkan untuk situasi yang baru. Atau dengan kata lain,
respon yang lama dapat memudahkan untuk menerima stimulus yang bari. Disebut
transfer belajar negatif jika pengalaman atau percakapan yang lama menghambat
untuk menerima pelajaran atau percakapan yang baru. Dalam literatur lain,
transfer dalam belajar dapat digolingkan ke dalam empat kategori yaitu: Transfer
Positif yaitu transfer yang berefek baik terhadap kegiatan belajar
selanjutnya, Transfer Negatif yaitu transfer yang berefek buruk terhadap
kegiatan belajar selanjutnya, Transfer Vertical yaitu transfer yang berefek
baik terhadap kegiatan belajar pengetahuan/keterampilan lebih tinggi, Transfer
Lateral yaitu transfer yang berefek baik terhadap kegiatan belajar pengetahuan/keterampilan
yang sederajat.
2. Teori-Teori Dalam Transfer
Belajar
Yaitu teori
disiplin formal (The Formal Discipline Theory), yaitu unsur-unsur yang
identik/teori elemen identik (The Elements Theory) dan teory
generalisasi (The Generalization Theory).
3. Faktor-Faktor Yang Berperan Dalam Transfer Belajar
Yaitu
proses belajar, hasil belajar, bahan atau materi dalam bidang studi, metode
atau prosedur kerja yang diikuti dan sikap yang dibutuhkan dalam bidang studi,
faktor-faktor subjektif di pihak siswa dan sikap usaha guru
Saran
Hendaknya
seorang guru lebih kreatif dan inovatif lagi dalam mengaplikasikan metode
pembelajaran di kelas, dan memperhatikan serta menyadari bahwa transfer belajar
positif akan mudah terjadi pada diri seorang siswa jika situasi belajarnya
dibuat sama (mirip) dengan situasi sehari-hari yang akan ditempati siswa
tersebut, sehingga jika hal tersebut tercapai maka pasti tercipta suasana yang
nyaman dan menyenangkan dari semua pihak.
Daftar Pustaka
Ahmad, Sutrisno, Dkk. Psikologi Pendidikan. Ponorogo: Pondok
Modern Darussalam Gontor, 2004.
Hamalik, Oemar. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara, 2003.
Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosda Karya, 2002.
Syah, Muhibbin. Psikologi
Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1999.
Winkel, W.S. Psikologi Pendidikan
Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi, 2004.
http://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2014/0/2/transfer-belajar-pengertian-macam-macam_20.html
[1] John W.Santrock, Psikologi
Pendidikan, (Jakarta Selatan: 2014). 2-3
[2] Euis Istianah, “Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif
Matematika Dengan Pendekatan Model Eliciting Activities (MEAs) Pada Siswa”, Jurnal
Infinity on line. Diakses tanggal 01 Desember 2017.
[3] M. Kimberlymaclyn, et. al.,Psikologi
Kognitif (Jakarta:Erlangga 2007),416
[4] John W. Santrock, Psikologi
Pendidikan (Jakarta: Salemba Humanika 2014), 27-29.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Semoga Manfaat