BAB I
PENDAHULUAN
a.Latar
Belakang
Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan.
Tujuan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memberikan rumusan hasil yang
diharapkan siswa setelah melaksanakan pengalaman belajar. Tercapai tidaknya
tujuan pengajaran salah satunya adalah terlihat dari prestasi belajar yang
diraih siswa. Dengan prestasi yang tinggi, para siswa mempunyai indikasi
berpengetahuan yang baik.
Salah satu faktor
yang mempengaruhi prestasi siswa adalah motivasi. Dengan adanya motivasi, siswa
akan belajar lebih keras, ulet, tekun dan memiliki dan memiliki konsentrasi
penuh dalam proses belajar pembelajaran. Dorongan motivasi dalam belajar
merupakan salah satu hal yang perlu dibangkitkan dalam upaya pembelajaran di
sekolah.
Penelitian Wasty Soemanto (2003) menyebutkan, pengenalan seseorang
terhadap prestasi belajarnya adalah penting, karena dengan mengetahui
hasil-hasil yang sudah dicapai maka siswa akan lebih berusaha meningkatkan
prestasi belajarnya. Dengan demikian peningkatan prestasi belajar dapat lebih
optimal karena siswa tersebut merasa termotivasi untuk meningkatkan prestasi
belajar yang telah diraih sebelumnya.
Untuk mengetahui apa itu motivasi maka dalam makalah ini akan
dijelaskan mengenai motivasi, jenis, teori dan peranannya dalam belajar.[1]
b. Rumusan
Masalah
1. Apa yang
dimaksud dengan motivasi ?
2. Apa saja jenis-jenis motivasi ?
3. Apa saja teori-teori motivasi ?
4. Bagaimana peranan
motivasi dalam belajar dan pembelajarann?
c. Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui pengertian motivasi
2. Untuk mengetahui jenis-jenis motivasi
3. Untuk mengetahui teori-teori motivasi.
4. Untuk mengetahui bagaimana peranan
motivasi dalam belajar dan
pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
a.Pengertian
Motivasi
Istilah motivasi dalam kaidah bahasa Indonesia berasal dari kata
motif yang berarti kekuatan yang ada dalm diri individu , yang menyebabkan
individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara
langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah laku, berupa rangsangan,
dorongan atau pembangkit tenaga untuk melakukan tingkah laku tertentu.[2]
Sedangkan dalam mengartikan motivasi para ahli mempunyai pendapat
masing-masing, diantaranya:
1.Hellriegel
dan Slocum: “Motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan
sesuatu untuk mencapai tujuan, kekuatan ini dirangsang oleh berbagai macam
kebutuhan.”
2.Petri(1981) :” Motivasi adalah kekuatan yang bertindak pada organisme
yang mendorong dan mengarahkan perilakunya”
3.Morgan dkk.(1986):” Motivasi adalah suatu kekuatan yang memggerakkan
dan mendorong terjadinya perilaku yang diarahkan pada tujuan tertentu.[3]
Dari serangkaian uraian diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu dorongan yang ada pada diri
seorang individu yang menyebabkan individu tersebut melakukan aktivitas atau
kegiatan dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
b.Jenis
Motivasi
1.Berdasarkan
arah datangnya motif :
·
Motivasi
Internal
Motivasi internal diartikan sebagai motivasi yang timbul dari dalam
diri orang yang bersangkutan tanpa rangsangan atau bantuan dari orang lain.
Seseorang yang secara intrinsic termotivasi akan melakukan pekerjaan karena
mendapatkan pekerjaan itu menyenangkan dan dapat memenuhi kebutuhannya, tidak
tergantung pada penghargaan-penghargaan eksplisit atau paksaan eksternal
lainnya. Motif ini dapat berupa
kepribadian, sikap, pengalaman, pendidikan , atau penghargaan dan cita-cita.
·
Motivasi
Eksternal
Motivasi eksternal adalah motivasi yang timbul karena rang sangan
atau bantuan dari orang lain. Motivasi ini disebabkan oleh keinginan untuk
menerima ganjaran atau menghindari hukuman.[4]
2.Berdasarkan
pengaruhnya terhadap cara seseorang dalam bertingkah laku
Menurut Davis dan Newsstroom (1996), motivasi yang mempengaruhi
seseorang dalam bertingkah laku, termasuk belajar terbagi menjadi empat pola:
·
Motivasi
berprestasi, yaitu dorongan untuk mengatasi tantangan, untuk maju dan
berkembang.
·
Motivasi
berafiliasi, yaitu dorongan untuk berhubungan dengan orng lain secara efektif.
·
Motivasi
berkompetisi, yaitu dorongan untuk mencaoai hasil kerja dengan kualitas tinggi.
·
Motivasi
berkuasa, yaitu dorongan untuk memengaruhi orang lain dan situasi.[5]
3.Berdasarkan
sunber dan proses pekembangannya
Untuk keperluan
studi psikologis telah diadakan penertiban dengan diadakan penggolongannya,
antara lain:
·
Motivasi
primer, adalah motivasi dasar yang bersifat alamiah dan tidak dipelajari.
Motivasi ini dibedakan menjadi dua, yakni:
-Dorongan fisiologis yang bersumber pada kebutuhan organis
seperti lapar, haus, pernafasan,
seks, dan lain sebagainya.
-Dorongan umum atau motif darurat termasuk di dalamnya rasa takut,
rasa kasih sayang, rasa ingin tahu dan lain-lain.
·
Motivasi
sekunder, adalah motivasi yang menunjuk pada motif yang berkembang dalam diri
individu, karena pengalaman, dan dipelajari misalnya: takut terhadap apa yang
dipelajari, motif sosial, motif objektif dan lain-lain.[6]
c. Teori-Teori
Motivasi
Dari sekian banyak teori motivasi yang telah dikemukakan oleh para
ahli, pemakalah akan mengambil beberapa teori yang banyak digunakan dan dianut
pada zaman sekarang, diantaranya:
1.Teori
Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow
Menurut Maslow bahwa pada saat seseorang telah mencapai dan
memenuhi kebutuhan tertentu, maka mereka ingin bergeser ke tingkat yang lebih
tinggi. Dia mengemukakan lima tigkat kebutuhan seoerti terlihat pada gambar di
bawah ini.
1.
Kebutuhan
Fisologis
Kebutuhan yang harus dipuaskan untuk dapat tetap hidup, misalnya
sandang, pangan, dan papan.
2.
Kebutuhan
akan Rasa Aman
Ketika seseorang telah tercapai kebutuhan fisologisnya maka
perhatian akan diarahkan pada keselamatan diri. Misalnya, pengambilan polis
asuransi, mendaftarkan diri masuk pada perserikatan kerja dan lain sebagainya.
3.
Kebutuhan
Sosial
Setelah semua kebutuhan fisiologis dan rasa aman terpenuhi, maka
seseorang akan memunculkan motif baru yakni berkenaan dengan hubungan sosial.
Misalnya, dalam kaitannya dengan pekerjaan seorang karyawan melakakukan
pekerjaan tertentu agar memperoleh uang untuk memenuhi kebutuhan hidup(pokok) ,
sementara di sisi yang lain, ia juga menilai pekerjaan sebagai suatu dasar
hubungan kemitraan sosial yang ditimbulkannya.
4.
Kebutuhan
akan Penghargaan
Percaya diri dan harga diri maupun kebutuhan akan pengakuan akan
orang lain. Dalam kaitannya denga pendidikan, hal itu berarti memiliki suatu capain
belajar yang dapat diakui sebagai sesuatu yang bermanfaat, memndapat pengakuan
dan kehormatan dalam dunia pendidikan.
5.
Kebutuhan
Aktualisasi Diri
Tahap ini merupakan tahap puncak dimana seseorang ingin meraih
secara penuh potensinya.
2. Teori
Motivasi Kesehatan Hezberg
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan wawancara
dengan para akuntan dan para ahli teknik
Amerika Serikat, Hezberg mengembangkan teori motivasi dua faktor. Teori
tersebut menjelaskan adanya beberapa faktor yang jika tidak ada akan
menyebabkan ketidakpuasan dan yang terpisah dari faktor motivasi lain yang
membangkitkan upaya dan kinerja sangat istimewa. Hal-hal yang tidak memuaskan,
ia gambarkan sebagai motivator.
Hezberg berteori,”
faktor-faktor kesehatan tidak mendorong minat para pegawai. Akan tetapi,jiika
faktor-faktor itu dianggap tidak dapat memuaskan dalam berbagai hal, seumpama
karena gaji tidak cukup tinggi atau kondisi kerja tidak menyenangkan,
faktor-faktor itu menjadi sumber ketidakpuasan potensial yang kuat.”. Motivator
sebaliknya, adalah faktor-faktor yang agaknya mendorong semangat guna mencapi
kinerja yang lebih tinggi dan pekerjaan denganmutu yang lebih baik.
3. Teori X dan
Teori Y Douglas Mc. Gregor
Teori X dabn Teori Y beranggapan bahwa teori X memandang para
pekerja sebagi pemalas yang tidaak dapat diperbaiki, dan oleh karena itu,
mereka menggunakan pendekatan “wortel dan tongkat” untuk menanganinya.
Sedangkan manajer teori Y memandang bekerja harus seimbang dengan istirahat dan
bermain, dan bahwa orang-orang pada dasarnya cenderung untuk bekerja keras dan
melakukan pekerjaan dengan baik.[7]
4. Teori
Harapan Vroom
Teori harapan didasarka
pada keyakinan bahwa orang dipengaruhi perasaan mereka tentang gambaran hasil
tindakan mereka. Contohnya, orang menginginkan kenaikan pangkatakan menunjukkan
kinerja yang baik jika mereka menganggap kinerja yang tinggi diakui dan
dihargai dengan kenaikan pangkat.
Vroom
mengembangkan sebuah teori yang didasarkan pada apa yang ia gambarkan sebagai
kemampuan bersenyawa (valence), alat perantara (instrumentality), dan
harapan (expectancy). Kemampuan bersenyawa adalah pilihan lebih baik
seseorang akan tercapainya hasil tertentu.
5. Teori
Motivasi Berprestasi Mc Celland
Mc Celland menekankan pentingnya kebutuhan berprestasi, karena
orang yang berhasil dalam bisnis dan industri adalah orang yang berhasil
mengerjakan segala sesuatu. Ia menandai 3 motivasi utama, yaitu penggabungan,
kekuatan/prestasi. Ia menandai sifat-sifat dasar orang awam berikut dengan
kebutuhan penacapaian yaitu:
·
Selera
akan keadaan yang menyebabkan seseorang apat bertanggungjawab secara pribadi
·
Kecenderungan
menentukan sasaran yang pantas dan memperhitungskan risikonya
·
Keinginan
untuk mendapat umpan balik yang jelas akan kinerja .[8]
6.Teori
Keberadaan, Keterkaitan, dan Pertumbuhan Cleyton Alderfer E.R.G
Alderfer merumuskan lagi hierarki Maslow dalam 3 kelompok yang
dinyatakan sebagai keberadaaan, keterkaitan,dan pertumbuhan, yaitu:
·
Kebutuhan
akan keberadaan adalah semua kebutuhan
yan berkaitan dengan keberadaan manusia yang diperhatankan dan behubungan
dengan hubungan fisiologis daridan rasa aman pada hierarki Maslow.
·
Kebutuhan
keterkaitan yaitu hubungan kemitraan
·
Kebutuhan
pertumbuhan adalah kebutuhan yang berhubungan dengan perkembangan ppotensi
perorangan dan dengan kebutuhan penghargaan dan aktualisasi diri yang
dikemukakan oleh Maslow.
Menurut teori ini semua kebutuhan itu timbul pada waktu yang sama.
Kalau satu tingkat kebutuhan tertentu tidak dapat dipuaskan, seseorang
kelihatannya kembali ke tingkat yang lain.
d.Peranan dalam
Belajar dan Pembelajaran
Motivasi pada
dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu,
termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Ada beberapa peranan penting
dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain:
1.Peran
motivasi dalam menentukan penguatan belajar
Motivasi dapat
berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar dihadapkan
pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, daan hanya dapat dipecahkan
berkat bantuan hal-hal yang dilaluinya. Dapat dipahami bahwa sesuatu dapat
menjadi penguat belajar untuk seseorang, apabila ia sedang benar-benar
mempunyai motivasi untuk belajar. Dengan perkataan lain, motivasi dapat
menentukan hal-hal apa di lingkungan anak yang dapat memperkuat perilaku
belajar. Untuk seorang guru perlu memahami suasana itu, agar di adapt membantu
siswanya dalam memilih faktor-faktor atau keadaan yang ada dalam lingkungan
siswa sebagai bahan penguat belajar.
2.Peran
motivasi dalam memperjelas tujuan belajar
Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya
dengan kemaknaan belajar itu sendiri. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu,
jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati
manfaatnya bagi anak. Sebagai contoh, anak akan termotivasi belajar
elektronikkarena tujuan belajar elektronik itu dapat melahirkan kemampuan anak
dalam bidang elektronik. Dalam suatu kesempatan misalnya, anak tersebut diminta
untuk memperbaiki radio yang rusak, dan berkat pengalaman dari belajar
elektronik, maka anak tersebut dapat memperbaikinya. Dari pengalaman itu anak
semakin termotivasi untuk beajar karena anak tersebut telah mengetahui makna
dari belajar elektronik.
3.Motivasi
menentukan ketekunan belajar
Seoarang yang termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha
mempelajarinya dengan baik dan tekun. Dalm hal ini, tampak bahwa motivasi dalam
belajar menyebabkan seseorang tekun dalam belajar. Sebaliknya, apabila
seseorang kurang atau tidak memiliki motivasi untuk belajar, maka ia tidak
tahan lama dalam belajar. Dia mudah tergoda untuk mengerjakan hal yang lain
bukan belajar. Itu berarti motivasi sangat berpengaruh terhadap ketahanan dan
ketekunan belajar.[9]
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Dari serangkaian
penjelaasan di atas maka dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan motivasi
adalah suatu dorongan yang ada pada diri seorang individu yang menyebabkan
individu tersebut melakukan aktivitas atau kegiatan dalam rangka mencapai
tujuan tertentu. Motivasi tersebut bias akibat rangsangan dari luar (lingkungan)
individu atau berasal dari dalam diri
individu (alamiah).
Terdapat beberapa
jenis motivasi dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Berdasarkan arah
datangnya motif, diantaranya: motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Selain itu jika dipandang berdasarkan pengaruhnya terhadap cara seseorang dalam
bertingkah laku, diantaranya motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, motivasi berkompetisi, dan motivasi berkuasa.
Disamping itu, berdasarkan sumber dan proses perkembangannya motivasi terbagi
menjadi motivasi primer dan motivasi sekunder.
Semua teori
motivasi mengisyaratkan bahwa rangsangan adalah hal terpenting. Tidak kalah
penting keinginan seseorang untuk menerima rangsangan, tersebut karena hal itu
merupakan wujud kerelaan dan kesadaran dari individu serta keinginan untuk
menanggapi rangsangan tersebut kemudian menginterpretasikan dalam sebuah
aktivitas dalam rangka mencapai tujuan.
Selain itu peranan
motivasi dalam belajar dan pembelajaran dirasa sangat penting. Hal tersebut
dikarenakan peranan motivasi sangat besar dalam menentukan hal-hal yang
menguatkan intensitas belajar, memperjelas tujuan belajar serta meningkatkan
ketekunan belajar.
DAFTAR PUSTAKA
B. Uno, Hamzah. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 2008.
Khadijah, Nyayu. Psikologi Pendiidikan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2014.
Makmun, Abin Syamsuddin. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 1998.
Hamdu, Ghullam dan Nisa Agustina. “Pengaruh Motivasi Belajar Siswa
Terhadap Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar”. Jurnal Penelitian Pendidikan
(Online), No. 01, 2011(http://jurnal.upi.edu/file/8-Ghullam_Hamdu.pdf, diakses 2 Desember 2017).
[1]
Ghullam Hamdu dan Nisa Agustina, “Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap
Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar”, Jurnal Penelitian Pendidikan,
Vol. 12, 1 April 2011, 90-91.
[2]
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2008), 3.
[3]
Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2014), 150.
[4]
Ibid, 152.
[5]
Ibid, 152.
[6]
Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Pendidikan (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1998), 29.
[7] Hamzah
B. Uno, Teori Motivasi dan
Pengukurannya (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), 45.
[8] Ibid,
47.
[9] Ibid,
27-29.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Semoga Manfaat