Kamis, 02 November 2017

MAKALAH PRINSIP KERJA KAMERA



MAKALAH PRINSIP KERJA KAMERA



BAB I
Pendahuluan

  1. Pembahasan
Prinsip kerja kamera adalah manangkap cahaya. Cahaya masuk ke kamera lewat lensa yang difokuskan agar diterima oleh sensor cahaya yang memilih-milih cahaya berdasarkan komponennya. Informasi mengenai konsentrasi komponen caaya ini diterjemahkan dan diubah menjadi informasi digital untuk kemudian disimpan dalam media penyimpan.
Penyimpanan data atau program dimana data yang disimpan tersebut dapat dibaca kembali untuk di proses oleh computer. Beberapa peralatan yang termasuk media penyimpanan diantaranya adalah memori. Selain data terdapat media penyimpanan yang lain, diantaranya: harddisk, compact disk (CD), USB, dan lain-lain.
  1. Rumusan masalah
1.      Bagaimana cara kerja kamera?
2.      Bagaimana proses terbentuknya gambar pada media simpan film dan CCD?
3.      Bagaimana penyimpanan data?
4.      Bagaimana proses cetak?

  1. Tujuan
1.      Mengetahui cara kerja kamera
2.      Mengetahui proses terbentuknya gambar pada media penyimpanan film dan CCD
3.      Mengetahui penyimpanan data
4.      Mengetahui proses cetak




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Prinsip  kerja Kamera
Prinsip kerja kamera adalah menangkap cahaya. Cahaya masuk ke kamera lewat lensa (subjek dapat dilihat terlebi dahulu melalui view finder), difokuskan agar diterima oleh sensor cahaya yang memilah-milah cahaya berdasarkan komponennya. Informasi mengenai konsentrasi komponen cahaya ini diterjemakan dan diubah menjadi informasi digital untuk kemudian disimpan dalam media penyimpanan.
Cahaya masuk ke dalam kamera melalui bagian yang disebut lensa. Cahaya dipastikan hanya boleh melalui bagian lensa ini yang berupa lubang (berbentuk lingkaran). Lubang ini ibarat jendela kamera kedunia luar, dan jendela ini punya ukuran lubang tertentu, persis saat kita membuka mata atau menutup mata. Kamera sendiri juga memiliki komponen untuk mengatur kecepatan dilubang ini agar membuka saat kita perintahkan. Dengan mengatur dua properties ini, intesitas cahaya yang masuk ke kamera dapat diatur.
Lensa juga berfungsi untuk mengatur supaya cahaya secara tajam difokuskan. Fokus adala saat kita bisa melihat objek pada visualisasi yang terjelasnya, kebalikan dengan yang disebut blur. Kalau menyangkut cara kerja, fokus adalah saat cahaya yang dilewatkan tepat jatuh kebidang sensor kamera, seperti setela cahaya lewat kornea mata kita dan tepat jatuh di retina maka kita bisa fokus melihat suatu objek.
Terdapat beberapa jenis kamera yang beredar dipasaran (berdasarkan cara pengoprasiannya), yaitu kamera otomatik, semiotomatik, dan manual. Kamera otomatik biasanya dipakai tanapa harus mempelajari cara kerja yang rumit, biasanya banyak dipakai oleh orang-orang awam untuk kebutuan praktis. Kamera semiotomatik memerlukan sedikit pengetahuan mengenai cara kerja kamera sebelum kita memakai kamera tersebut. Kamera ini biasanya dipakai oleh para penggemar fotografi. Sedangkan kamera manual memerlukan pemahaman yang detail mengenai cara kerja kamera sebelum mulai memakainya, biasanya dipakai oleh para hobis(penggemar) dan profesional fotografi.
1.      Macam-macam kamera
Saat ini kamera dapat dikelompokan menjadi kamera analog dan kamera digital. Kamera analog mengambil gambar dari cahaya yang ditangkap lensa, kemudian menyimpan hasilnya pada negatif film. Pada kamera digital terdapat sensor penangkap gambar CCD(Chaerged coulped device) dan CMOS(Complomentary Metal Oxide Semiconductor) lebih dari jutaan pixel (picture element). Sensor tersebut adalah suatu chip yang terletak tepat dibelakang lensa. Semakin banyak jumlah pixel pada sensor, maka gambar dihasilkam akan semakin detail.
Saat ini banyak beredar kamera digital dari banyak produsen kamera, dengan kemampuan baik dari jumlah pixel. Kapasitas memori, fitur-fitur tambahan lainnya. Secara umum kamera dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain:
a.      Kamera Pocket
Kamera pocket disebut juga kamera saku, karena bentuknya yang kecil dan mudah dibawa kemana-mana serta sangat praktis dan mudah digunakan karena tidak perlu menyetel apa-apa dan yang penting adala foto, pasti jadi karena semuanya sudah diatur oleh kamera. Jadi dalam inisang fotografer tidak perlu ikut campur masalah teknis kamera. Dia hanya perlu membidik dan menjepret (point and shoot). Namun saat ini kamera pocket telah cukup berkembang dengan berbagai macam fasilitas, seperti lensa zoom.

b.      Kamera SLR
Kamera ini disebut SLR(Single Lens Reflex atau cermin lensa tunggal) karena cara kerja kamera ini yaitu, karena pembidikannya dipantulkan melalui prisma dan cermin lalu diteruskan pada lensa utama sehingga tidak terjadi efek paralax (perbedaan bidikan dan hasil gambar yang ditangkap kamera) seperti yang terjadi pada kamera jenis range finder. Dengan kamera jenis ini, fotografi  harus menentukan kecepatan shutter speed (kecepatan rana), aperture bukaan diafragma) serta fokus, mka disni fotografi adala si penentu kualitas foto, apaka jadi kabur tidak karuan atau lebih indah dari aslinya.
c.       Kamera Range Finder
Disebut demikian karena pembidikannya secara langsung tanpa melalui lensa utama (sama dengan lamera pocket) dan beberapa fasilitasnya mirip dengan kamera SLR, seperti pengaturan diafragma, kecepatan rana, penyetelan fokus, serta dapat ditambah aksesoris seperti filter dan lain-lain. Kamera jenis ini sekarang sudah tidak populer lagi.
d.      Kamera Medium Format
Cara kerja medium ini mirip dengan SLR, namun dengan ukuran film yang digunakan lebih besar, yaitu 120 mm. Dengan ukuran film tersebut maka pembesaran yang dihasilkan akan lebih baik daripada menggunakan film 35 mm. Kamera ini biasanya digunakan pada pemotretan still life( benda tidak bergerak), model, ataupun untuk keperluan-keperluan bisnis, seperti iklan dan majalah yang membutuhkan hasil gambar yang besar.
B.     Proses Terbentuknya Pada Media Simpan Film dan CCD

1.      Proses mencuci Film Negatif
Mencuci film negatif artinya adalah melakuakn proses mengubah film dari bentuknya yang bermuatan lantent image menjadi klise atau film negatif.
      Terdapat beberapa alat yang diperhatikan dalam mencuci film negatif.
a.      Peralatan pencucian
Adapun pencucian film negatif dapat digolongkan ke dalam 2 kelompok. Kelompok adalah peralatan utama peralatan standar yang harus ada. Kelompok 2 adala kelompok peralatn yang kalau ada sangat baik, tetapi kalau tidak ada pun kerjaan tetap dapat dilaksanakan.
Peralatan kelompok 1 adalah:                   peralatan kelompok 2 adalah:
1). Tangki pengembang film                    1). Timer
2). Rel gulungan film                                2). Sendok
3). Tabung kimia                                       3). Termometer
4). Botol obat                                            4). Gunting
5). Penjepit                                                5). Cutter
                                                                  6). Corong
                                                                  7). Baskom

b.      Obat Pencucian
Obat yang digunakan dalam cuci film terdiri dari 3macam, yaitu:
            1). Developer
Developer adala obat pengembang yang akan mengubah latent image menjadi klise (negative film).
            2). Stop Bath
Stop bath adalah obat yang mengentikan daya oabt pengembang (developer) pada image. Stop bath juga berfungsi untuk memisahkan 2 daya berbeda, yaitu daya developer dengan daya fixer.
                        3). Fixer
Fixer adalah obat yang akan menetapkan image menjadi klise jika dibiarkan didalam developer maka film akan hangus.
c.       Langkah pencucian
Memindahkan dari rolnya ke rel gulungan dan memasukkan ke tangki pengembang. Mengembangkan film dengan developer.
1.      Menghentikan pengembangan dengan stop bath.
2.      Menetapkan hasil kerja dengan fixer.
3.      Pengeringan
1). Langakah 1
Film yang telah dicahayai dan masi di dalam rolnya dipundahkan ke rel gulungan yang tersedia sebagai bagian dari tangki pengembang. Langkah 1 ini dilakukan dalam keadaan gelap total. Untuk itu harus harus dilakukan dikamar gelap atau di dalam changing bag. Bagi pemula, lebih baik melatih diri dengan mengunakan film bekas dan dilkukan dengan cara mata yang tertutup. Bila film telah berhasil dipindahkan maka segera masukkan ke tangki pengembang dan tertutup rapat.
2). Langkah 2
Masukkan developer ke tangki pengemabang selama tiga menit. Selama proses berlangsung harus dilakaukan pengadukan dengan cara membolak-balik tangki. Lakukanlah cara itu setidaknya setiap setengah menit. Bila langkah 2 sudah dilakukan, lanjutkanlah kelangka berikutnya.
3). Langkah 3
Keluarkan developer dari tangki sampai habis, kemudian kedalam tangki masukkan stop bath. Lakukanlah pengadukan dengan cara serupa agar stopbath mencapai seluru permukaan film. Lama pencucian dengan stopbath adalah antara 10 samapai 15 detik. Jika langkah itu terlaksana, bersiaplah melangkah ke tahap selanjutnya.
4). Langkah 4
Masukkan fixer ketangki pengembang selama 5 menit. Selama proses berlangsung harus dialkauakan pengandukan dengan cara membolak-balik tangki. Lakukan cara itu setidaknya setiap setenga menit. Bila langkah 4 sudah dilakukan, langjutkanlah ke langkah berikutnya.
5). Langkah 5
Film telah melalui proses pencucian dan selanjutnya bilas dengan air mengalir sehingga obat-obatan tidak ada lagi. Kemudian film dikeluarkan dari rel gulungan untuk dikeringkan.
d.      Film Negatif
jika latent image dicuci maka gambarnya terlihat dalam bentuk negatif atau gambar yang belum nampak jelas kecuali setela dicetak.
Beberpapa alat-alat yang digunakan untuk mencuci film negatif:
1.      Sendok
2.      Termometer
3.      Gunting
4.      Chutter
5.      Corong
6.      Baskom
7.      Rel gulungan
8.      Tabung kimia
9.      Botol obat penjepit
Proses Gambar Dalam Media Penyimpanan CCD Proses penangkapan gambar pada kamera digital dilakukan oleh dua jenis perangkat yang memiliki cara kerja yang berbeda, yaitu Charge Couple Device(CCD) dan Complementary Metal Oxide semiconductor(CMOS). Charge Couple Device(CCD) merupakan chip silikon yang terbentuk dari ribuan atau bahkan jutaan dioda fotosensitif yang disebut Photosites, photodelement, atau disebut juga piksel. Tiap photosite menangkapsatu titik objek kemudian dirangkai dengan hasil tangkapan photosite lain menjadi satu gambar. Saat menekan tombol capture pada kamera digital, sel pengukur insetitas cahaya akan menerima dan merekam setiap cahaya yang masuk menurut insetitasnya. Dalam waktu yang sangat singkat, tiap titik photosite akan merekam cahaya yang diterima dan diakumulasikan dalam sinyal elektronis. Gambar yang sudah dikalkulasikan dalam gambar yang sudah direkam dalam bentuk sinyal elektrolis akan dikalkulasi untuk kemudian disimpan dalam bentuk angka-angka digital. Anka tersebut akan digunakan untuk menyusun gambar ulang untuk ditampilkan kembali.
Perekam gambar yang dilakukan oleh CCD sebenarnya dalam format grayscale atau monokrom dengan 256 macam intensitas cahaya dari putih sampai hitam. Revolusi fotografi yang dilakukan oleh James Clark Maxwell pada tahun 1860-an mampu membuat gambar berwarna dari film hitam putih dengan menggunakan filter merah, hijau, dan biru yang dikenal dengan RGB(read Green Blue). Pembentukan warna pada gambar fitografi sebenarnya hanya terdiri dari tiga warna yaitu merah, hijau, dan biru atau disebut additive color system. Apabila ketiga warna ini digabungkan dengan intesitas yang sama akan membentuk warna putih. Penggabungan kedua warna dengan intesitas yang sama akan menghasilkan warna baru: Red-Green—Yellow, Green-Blue—Cyan, Blue-Red—Magenta.

2.      Cara Kerja CCD Sensor atau CMOS Sensor
Bagaimana kamera digital menagkap cahaya sebuah gambar yang masuk dari lensa? Cahaya ini bukan ditangkap oleh memori. Ketja memori hanyalah menyimpan gambar yang sudah diproses. Cahay yang masuk sebenarnya ditangkap oleh CCD sensor atau CMOS sensor. CCD dan CMOS merupakan suatu chip kecil yang terletak tepat dibelakang lensa kamera digital.
Jadi, sensor inilah yang dimaksud dengan film. CCD dan CMOS merupakan 2 teknologi yang umum digunakan didalam kamera. Umumnya, kamera yang ada dipasaran menggunakan CCD sensor.
Seiap kali membeli kamera, pasti anda ditanya mengenai jumlah megapixel yang diinginkan. Megapixel adalah jumlah pixel pada CCD atau CMOS sensor. Jadi, jika mempunyai 4 megapixel kamera, berarti CCD sensor anda mempunyai sekitar 4 juta pixel. Satu pixel itu sangat kecil, dan satu pixel itu hanya menangkap satu jenis warna.
3.      Proses Filter Warna
Pada proses penyaringan makna, setiap cahay yang ditangkap oleh piksel photosite akan tersaring menurut warna yang digunakan untuk proses penyaringan sesuai dengan intesitasnya.
4.      Mekanisme Perakaman
a. kualitas CCD
1). Interline tranfer CCD: merupakan kualitas terendah yang memungkinkan sebagian pixelnya digunakan untuk melihat(preview) rekakaman image saat pemotretatan. Teknologinya relatif murah diterapkan pada kamera digital kompak kelas low-end.
2). Frame tranfer CCD: menkonsentrasikan fixer pada kualitas image sihinga tidak memungkinkan preview. Teknologi ini diterepkan pada kamera digital SLR karena mekanisme ranah, cermin, dan prisma memungkinkan CCD tidak terkena cahaya selama atau setelah pembidikan.
3). Frame ineterline tranfer CCD: merupakan jenis CCD dengan kaulitas image terbaik yang diterepkan pada kamera digital SLR kelas atas.
b. complementary Metal Oxider Semiconductor (CMOS)
CMOS merupakan teknologi pemutar gambar yang dikembangkan oleh Water Foundry Fab. CMOS adalah serkuit kecil yang ditempelkan chiep silikon. Hambatan teknologi CCD tentang ukuran yang terlalu besar bisa diatasi dengan teknologi CMOS. CMOS banyak digunakan untuk membuat mikroprosesor yang mampu memasukan sepulu juta chip kedalam inti prosesor. CCD dan CMOS mempunyai beberapa kelebihan antara lain:
1). Sensor CMOS ditempelkan pada rangkain stabili tator gambar dan rangkain kompresi gambar. Teknologi mampu menghasilkan kamera digital yang lebih kecil, lebih ringan, murah, dan juga dapat digabungkan dengan jam tangan, hp, atau lainya.
2). Sensor CMOS dapat merubah mode pemindai gambar diam menjadi pemindai gambar gerak.
CCD mempunyai kemampuan menyesuain intensitas cahaya yang sangat tinggi. Sensor CMOS tidak digunakan pada kamera digital berjenis SLR karena tidak memiliki sensitivitas tinggi terhadap pergantian cahaya sehingga pemotretan dalam ruangan perlu bantuan blits/lampu kilat. Untuk mengatasinya, pada setiap pixel ditambah satu lensa mikro untuk memperbesar cahaya yang bisa diterima oleh sensor CMOS. Selain itu perlu satu unit pengolah sinyal digital atau digital signal processing (DSP). DSp berfungsi untuk mengurangai atau bahkan mengapus semua kesalahan pemindaan. Versi awal DSP mampu mengolah enam ratus juta intuksi setiap gambarnya.
5.      Cara-Cara Memilih CCD Kamera
a. sesuaikan dengan dana/Budget yang tersedia
jika dana minim, dapat memilih kamera bersensor CMOS saja. Memang kualitas gambar lebih rendah jika dibandingkan dengan yang bersensor CCD, namun seringkali gambar yang dihasilkan sudah cukuo memadai, namun jika dana yang disediakan cukup besar, dapat memili kamera bersensor CCD yang kualitas gambarnya lebih tinggi (high resolution).
Berikut ini adala standar kualitas/resolusi gambar untuk perbandingan saja:
1). CMOS standar image quality 380 TVL
2). ¼ “CCD high iamge quality 420 TVL
3).  “CCD very high image quality 480 TVL
Semakin besar TVL berarti semakin tajam gambar yang dihasilkan. Namun biasanya produsen, mencantumkan tiga pilihahan TVL(380, 420, 480) pada setiap produk kamera, walaupun beberapa kamera CCTV yang tersedia berTVL diatas lima ratus sekalipun bahkan ada yang diatas enam ratus. Singkat saja, qualitas atau resolusi gambar pada kamera jauh lebih unggul dibanding dari resolusi pada alat perekam/DVR, dan nantinya hasil rekam akan sangat mengikuti qualitas atau resolusi alat perekam/DVR tersebut. ¼ “CCD lebih rendah resolusi gambarnya jika dibanding dengan satu pertiga “ CCD yagn lebih besar sehingga menghsilkan gambar yang lebih tajam, namun harganya pun menjadi lebih mahal.
b. pastikan pemakaian untuk diluar ruangan atau Out Door atau pemakaian untuk didalam ruangan/ Indoor
jika pemakaian untuk diluar ruangan/ Out Door pilihlahnkamera khusus untuk Out Dor juga. Kamera Out Door lebih mampu meroduksi cahaya matahari dan jumlah LED infrared yang dipakai umumnya lebi banyak dibandingkan kamera In Door. Semua kamera Out Door yang tersedia bersensor CCD, sudah weahaterproof dan dilengkapi pelindung untuk menahan sinar matahari maupun air hujan atau biasa disebut topi, dan tidak perlu membeli housing lagi.
Jika untuk pemakaian untuk In Door saja pilihannya semakin banyak. Sebagian besar kamera digunakan untuk In Door. Sesuaikan dengan bentuk fisik kamera yang diingunkan dan penepatannya, entah itu plafon, tembok/ dinding, disembunyikan, atau tersamar dengan produk lain, misalnya smoke detector camera. In Door kamera juga ada yang dilengkapi infrared yang berguna untuk memantau pada kegelapan. Namun, jika ruang/area yang dipantau cukup terang setiap saat, cukup yang memilih yang nonimfra saja. Dome camera kusus dipasang pada plafon/ langit-langit dan tidak bisa digabung dengan rotator, dikarenakan tidak tersedia duduakn untuk protator. Jika ingin bertipe dome dan dapat berputar pilih pan tilt dome Camera saja, sedangkan diluar tipe dome bbas saja penempatannya. Dpat dipasang pada plafon maupun tembok/ dinding dan juga dipasangi rotaktor.
DOBOK CCD camera memiliki kelebihan pada lensa yang dapat diganti dan disesuaikan dengan kebutuhan. Etrsedia bebrapa pilihan ukuran lensa yang dijual secra terpisah, semakin kecil ukurannya, semakin lebar view angle-nya, dan semakin besar milimeternya semakin sempit view anglenya, tetapi lebih zoom. Kamera berdimensi kecil lebih unggul jika diliat dari sisi penempatannya karena dapat disembunyikan namun kamera berdimensi besar juga mempunyai keunggulan tersendiri, yaitu kamera dapat dilihat dengan jelas sehingga sering kali hal ini merupakan momok yang menakutkan pelaku tindak CCTV kamera.
Tentunya setiap kamera mempunyai karakteristik, kekurangan, dan kelebihannya sendiri-sendiri. Oleh karn itu, semakin dilihat pada keterangan yang diberikan pada masing-masing kamera.
C.    Media Penyimpanan Data
Media penyimpanan data pada kamera digital mirip dengan film pada kamera konvensional, perbedaannya hanyalah:
1.      Bisa dihapus dan digunakan kembali
2.      Bersifat Removable atau bisa dilepas dan dipasang kembali pada kamera
3.      Bisa ditransfer langsung dari media penyimpanan data ke komputer tanpa menggunakan kamera digital
4.      Kebutuhan kualitas gambar yang tinggi menyebabkan file yang tersimpan pada media penyimpanan menjadi besar, sehingga produsen kamera digital memberikan dua metode penyimpanan data, yaitu:
5.      Media Removable yang memungkinkan pengguna melepas media yang sudah terisi penuh dan mengganti dengan media yang kosong
6.      Menyediakan metode kompresi gambar yang bertingkat. Kompresi bertingkat tersebut memiliki konsekuensi, yaitu semakin komplek kevek kompresi, semakin buruk kualitas gambar yang tersimpan.
Media penyimpanan data sangat beragam, yaitu:
1.      PCMCIA Card
Kartu PCMCIA yang digunakan pada kamera digital sama dengan kartu {CMCIA yang digunakan pada notebook. Media penyimpanan data PCMCIA dapat ditemui pada kamera digital SLR, bukan pada kamera saku digital, karena ukurannya terlalu besar untuk dimasukan pada kamera saku digital. PCMCIA memiliki kapasitas yang besar, bahkan mampu menyimpan data beberapa gigabyte. Ukuran kartu PCMCIA adalah 85,6 mm x 54 mm dengan ketebalan 3,3 mm untuk PCMCIA, tipe 1,5 mm untuk tipe ii, dan 10,5 mm untuk tipe ii. Contoh PCMCIA dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
2.      Compact Flash
Compact Flash dikembangkan oleh Scandisk Corporation pada tahun 1994. Compact Flash dikembangkan dalam dua format, yaitu CF/1 dan CF/2. Compact Flash ini sekarang banyak digunakan kapasitasnya lebih dari 256 MB. Compact Flash bisa dipasang pada soket PCMCIA menggunakan adapter sederhana. Ukuran CF/1 adalah 43 mm x 36 mm dengan ketebalan 3,3 mm, sedangkan ukuran CF/2 adalah 43 mm x 36 mm dengan ketebalan 5,5 mm.
3.      Smartmedia
Smartmedia berukuran lebih kecil daripada Compact Flash karena chipset pengendali tidak dipasangkan pad kartu. Hal demikian ini memiliki risiko karena dengan tidak dipaasangkan progam pengendali, kamera digital tidak akan mengenali smartmedia. Saai ini Smartmedia Card dikenal sebagai MMC(Multimedia Card) karena memiliki fungsi fleksibel. Ukuran Smartmedia adalah 45 mm x 37 mm dengan ketebalan 0,76 mm. Bentuk smartmedia bisa dilihat pada gambar dibawah ini.
4.      Sony Memorystick
Sony merancang media penyimpanan data dengan basis Compact Flash seukuran permen karet yang diberi nama memorystick. Meskipun sebenarnya sony memorystick dirancang untuk bermacam merek kamera digital, namun saat ini hanya sony yang menyediakan soket untuk memorystick-nya. Ukuran memorystick adalah 50 mm x 21,5 mm dengan ketebalan 2,88 mm. Bentuk soni memorystick bisa dilihat digambar.


D.    Cara Proses Cetak
1.      Proses Pencucian Flim
Proses pencucian film dilakukan terlebih dahulu sebelum mencetak foto. Sebuah film dikeluarkan dari kamera. Kemudian, gulungan film dikeluarkan dari kasetnya yang berbentuk rol dalam keadaan ruangan gelap total. Atau, dilakukan dengan bantuan change bag, sebuah kantong hitam rapat cahaya, yang bentuknya seperti baju anak kecil, dibuat dari kain hitam, dan dapat dibuka dengan tutupan zip (resleting).
Film digulung pada reel plastik yang ada dalam tangki pengembang. Kemudian tangki pengembang tersebut di isi dengan obat pengembang. Ukuran suhu obat pengembang perlu diperhatikan, begitu juga dengan lama pengembangan (gunakan timer/pengukur waktu). Setelah waktu pengembangan selesai obat pengembang dibuang, dan stop bath atau air biasa dituang. Dan digojak dengan baik supaya bersih. Air dibuang dan diganti dengan fixer selama 10 menit, sebaiknya suhu yang digunakan sama dengan suhu obat pengembang di atas. Setelah itu, fixer dibuang dan diganti dengan air. Selanjutnya segera dapat dilihat hasilnya, berhasil atau gagal. Pencetakan foto secara manual dapat dilakukan dengan menggunakan enlarger dan pengembangannya dilakukan dengan larutan pengembang (developer), stop bath (air bilas biasa), fixer, dan air biasa untuk membilas kertas foto sampai bersih. Namun demikian, sebagian besar penggemar foto lebih suka menyerahkan pekerjaan proses film dan cetak pada laboratorium foto untuk menghemat biaya dan waktu, terutama untuk foto warna.
Pada laboratorium foto warna profesional, kita dapat meminta pada seorang operator mesin cetak warna untuk mengatur warna sesuai keinginan kita. Misalnya ditambah warna kuningnya (yellow) atau biru (cyan).




2.      Proses Print dan Editing

Seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat, fotografi pun makin luas peranannya pada berbagai bidang ilmu pengetahuan dan profesi. Antara lain pada disiplin desain komunikasi visual.
Pada bidang desain komunikasi visual, foto sangat berkaitan erat dengan iklan (seperti iklan majalah, iklan surat kabar, brosur, katalog, poster, dan lain-lain). Foto dalam desain komunikasi visual digunakan untuk membantu proses komunikasi, menggambarkan
suatu keadaan dan/atau produk (contohnya foto iklan obat demam anak-anak yang menggambarkan keadaan si anak sebelum dan sesudah meminum obat tersebut). Dengan demikian, diharapkan sasaran dapat lebih mengenal suatu produk atau jasa melalui foto tersebut, daripada sasaran hanya membayangkan suatu produk atau jasa tersebut.

foto dibuat berdasarkan suatu konsep desain untuk mencapai suatu tujuan sesuai dengan keinginan desainer atau pengguna. Biasanya, dibuat untuk keperluan Suatu iklan (suatu pesan mengenai suatu produk/jasa yang disampaikan melalui suatu media, dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal, dan ditujukan kepada sebagian atau keseluruhan malyarakat). Foto harus produktif (dalam arti membangkitkan minat), komunikatif, dan menghasilkan respons melalui daya tarik visuafnya dalam mendukung suatu iklan.[1]
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Prinsip kerja kamera adalah menangkap cahaya. Cahaya masuk ke kamera disebut lensa (subjek dapat dilihat terlebi dahulu melalui view finder), berfungsi untuk mengatur supaya caaya secara tajam difokuskan. Fokus adalah saat kita bisa melihat objek pada visualisasi yang terjelasnya, kebalikan yang disebut blur. Fokus dalam cara kerjanya dilewatkan tepat jatu ke bidang sensor kamera, seperti setelah cahaya lewat kornea mata kita dan tepat jatu di retina maka kita bisa fokus melihat suatu objek.
           



BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Setiadi, Teguh. Dasar Fotografi. Yogyakarta: Andi, 2017.



[1] Teguh Setiadi, Dasar Fotografi (Yogyakarta: Andi, 2017), 21-47

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Semoga Manfaat