MAKALAH PRINSIP KERJA KAMERA
BAB
I
Pendahuluan
- Pembahasan
Prinsip kerja kamera adalah manangkap cahaya. Cahaya
masuk ke kamera lewat lensa yang difokuskan agar diterima oleh sensor cahaya
yang memilih-milih cahaya berdasarkan komponennya. Informasi mengenai
konsentrasi komponen caaya ini diterjemahkan dan diubah menjadi informasi
digital untuk kemudian disimpan dalam media penyimpan.
Penyimpanan data atau program dimana data yang
disimpan tersebut dapat dibaca kembali untuk di proses oleh computer. Beberapa
peralatan yang termasuk media penyimpanan diantaranya adalah memori. Selain
data terdapat media penyimpanan yang lain, diantaranya: harddisk, compact disk
(CD), USB, dan lain-lain.
- Rumusan masalah
1.
Bagaimana cara kerja kamera?
2.
Bagaimana proses terbentuknya gambar pada media
simpan film dan CCD?
3.
Bagaimana penyimpanan data?
4.
Bagaimana proses cetak?
- Tujuan
1.
Mengetahui cara kerja kamera
2.
Mengetahui proses terbentuknya gambar pada media
penyimpanan film dan CCD
3.
Mengetahui penyimpanan data
4.
Mengetahui proses cetak
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Prinsip kerja Kamera
Prinsip kerja kamera adalah menangkap cahaya. Cahaya masuk ke
kamera lewat lensa (subjek dapat dilihat terlebi dahulu melalui view finder),
difokuskan agar diterima oleh sensor cahaya yang memilah-milah cahaya
berdasarkan komponennya. Informasi mengenai konsentrasi komponen cahaya ini diterjemakan
dan diubah menjadi informasi digital untuk kemudian disimpan dalam media
penyimpanan.
Cahaya masuk ke dalam kamera melalui bagian yang disebut lensa.
Cahaya dipastikan hanya boleh melalui bagian lensa ini yang berupa lubang
(berbentuk lingkaran). Lubang ini ibarat jendela kamera kedunia luar, dan
jendela ini punya ukuran lubang tertentu, persis saat kita membuka mata atau
menutup mata. Kamera sendiri juga memiliki komponen untuk mengatur kecepatan
dilubang ini agar membuka saat kita perintahkan. Dengan mengatur dua properties
ini, intesitas cahaya yang masuk ke kamera dapat diatur.
Lensa juga berfungsi untuk mengatur supaya cahaya secara tajam
difokuskan. Fokus adala saat kita bisa melihat objek pada visualisasi yang
terjelasnya, kebalikan dengan yang disebut blur. Kalau menyangkut cara kerja,
fokus adalah saat cahaya yang dilewatkan tepat jatuh kebidang sensor kamera,
seperti setela cahaya lewat kornea mata kita dan tepat jatuh di retina maka
kita bisa fokus melihat suatu objek.
Terdapat beberapa jenis kamera yang beredar dipasaran (berdasarkan
cara pengoprasiannya), yaitu kamera otomatik, semiotomatik, dan manual. Kamera
otomatik biasanya dipakai tanapa harus mempelajari cara kerja yang rumit,
biasanya banyak dipakai oleh orang-orang awam untuk kebutuan praktis. Kamera
semiotomatik memerlukan sedikit pengetahuan mengenai cara kerja kamera sebelum
kita memakai kamera tersebut. Kamera ini biasanya dipakai oleh para penggemar
fotografi. Sedangkan kamera manual memerlukan pemahaman yang detail mengenai
cara kerja kamera sebelum mulai memakainya, biasanya dipakai oleh para
hobis(penggemar) dan profesional fotografi.
1.
Macam-macam kamera
Saat ini kamera dapat dikelompokan menjadi kamera analog dan kamera
digital. Kamera analog mengambil gambar dari cahaya yang ditangkap lensa,
kemudian menyimpan hasilnya pada negatif film. Pada kamera digital terdapat
sensor penangkap gambar CCD(Chaerged coulped device) dan CMOS(Complomentary
Metal Oxide Semiconductor) lebih dari jutaan pixel (picture element).
Sensor tersebut adalah suatu chip yang terletak tepat dibelakang lensa.
Semakin banyak jumlah pixel pada sensor, maka gambar dihasilkam akan semakin
detail.
Saat ini banyak beredar kamera digital dari banyak produsen kamera,
dengan kemampuan baik dari jumlah pixel. Kapasitas memori, fitur-fitur tambahan
lainnya. Secara umum kamera dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara
lain:
a.
Kamera Pocket
Kamera pocket disebut juga kamera saku, karena bentuknya
yang kecil dan mudah dibawa kemana-mana serta sangat praktis dan mudah
digunakan karena tidak perlu menyetel apa-apa dan yang penting adala foto,
pasti jadi karena semuanya sudah diatur oleh kamera. Jadi dalam inisang
fotografer tidak perlu ikut campur masalah teknis kamera. Dia hanya perlu membidik
dan menjepret (point and shoot). Namun saat ini kamera pocket
telah cukup berkembang dengan berbagai macam fasilitas, seperti lensa zoom.
b.
Kamera SLR
Kamera ini disebut SLR(Single Lens Reflex atau cermin lensa
tunggal) karena cara kerja kamera ini yaitu, karena pembidikannya dipantulkan
melalui prisma dan cermin lalu diteruskan pada lensa utama sehingga tidak
terjadi efek paralax (perbedaan bidikan dan hasil gambar yang ditangkap
kamera) seperti yang terjadi pada kamera jenis range finder. Dengan
kamera jenis ini, fotografi harus
menentukan kecepatan shutter speed (kecepatan rana), aperture
bukaan diafragma) serta fokus, mka disni fotografi adala si penentu kualitas
foto, apaka jadi kabur tidak karuan atau lebih indah dari aslinya.
c.
Kamera Range Finder
Disebut demikian karena pembidikannya secara langsung tanpa melalui
lensa utama (sama dengan lamera pocket) dan beberapa fasilitasnya mirip
dengan kamera SLR, seperti pengaturan diafragma, kecepatan rana, penyetelan
fokus, serta dapat ditambah aksesoris seperti filter dan lain-lain. Kamera
jenis ini sekarang sudah tidak populer lagi.
d.
Kamera Medium Format
Cara kerja medium ini mirip dengan SLR, namun dengan ukuran film
yang digunakan lebih besar, yaitu 120 mm. Dengan ukuran film tersebut maka
pembesaran yang dihasilkan akan lebih baik daripada menggunakan film 35 mm.
Kamera ini biasanya digunakan pada pemotretan still life( benda tidak
bergerak), model, ataupun untuk keperluan-keperluan bisnis, seperti iklan dan
majalah yang membutuhkan hasil gambar yang besar.
B.
Proses Terbentuknya Pada Media Simpan Film dan CCD
1.
Proses mencuci Film Negatif
Mencuci film
negatif artinya adalah melakuakn proses mengubah film dari bentuknya yang
bermuatan lantent image menjadi klise atau film negatif.
Terdapat beberapa alat yang diperhatikan dalam
mencuci film negatif.
a.
Peralatan pencucian
Adapun
pencucian film negatif dapat digolongkan ke dalam 2 kelompok. Kelompok adalah
peralatan utama peralatan standar yang harus ada. Kelompok 2 adala kelompok
peralatn yang kalau ada sangat baik, tetapi kalau tidak ada pun kerjaan tetap
dapat dilaksanakan.
Peralatan kelompok 1 adalah: peralatan kelompok 2 adalah:
1). Tangki
pengembang film 1). Timer
2). Rel
gulungan film 2).
Sendok
3). Tabung
kimia 3).
Termometer
4). Botol obat 4).
Gunting
5). Penjepit 5).
Cutter
6).
Corong
7).
Baskom
b.
Obat Pencucian
Obat yang digunakan dalam cuci film
terdiri dari 3macam, yaitu:
1).
Developer
Developer adala obat pengembang yang akan mengubah latent image menjadi
klise (negative film).
2).
Stop Bath
Stop bath adalah obat
yang mengentikan daya oabt pengembang (developer) pada image. Stop
bath juga berfungsi untuk memisahkan 2 daya berbeda, yaitu daya developer
dengan daya fixer.
3). Fixer
Fixer adalah obat
yang akan menetapkan image menjadi klise jika dibiarkan didalam developer
maka film akan hangus.
c.
Langkah pencucian
Memindahkan
dari rolnya ke rel gulungan dan memasukkan ke tangki pengembang. Mengembangkan
film dengan developer.
1. Menghentikan pengembangan dengan stop
bath.
2.
Menetapkan hasil kerja dengan fixer.
3.
Pengeringan
1). Langakah 1
Film yang telah
dicahayai dan masi di dalam rolnya dipundahkan ke rel gulungan yang tersedia
sebagai bagian dari tangki pengembang. Langkah 1 ini dilakukan dalam keadaan
gelap total. Untuk itu harus harus dilakukan dikamar gelap atau di dalam changing
bag. Bagi pemula, lebih baik melatih diri dengan mengunakan film bekas dan
dilkukan dengan cara mata yang tertutup. Bila film telah berhasil dipindahkan
maka segera masukkan ke tangki pengembang dan tertutup rapat.
2). Langkah 2
Masukkan developer
ke tangki pengemabang selama tiga menit. Selama proses berlangsung harus
dilakaukan pengadukan dengan cara membolak-balik tangki. Lakukanlah cara itu
setidaknya setiap setengah menit. Bila langkah 2 sudah dilakukan, lanjutkanlah
kelangka berikutnya.
3). Langkah 3
Keluarkan developer
dari tangki sampai habis, kemudian kedalam tangki masukkan stop bath. Lakukanlah
pengadukan dengan cara serupa agar stopbath mencapai seluru permukaan
film. Lama pencucian dengan stopbath adalah antara 10 samapai 15 detik.
Jika langkah itu terlaksana, bersiaplah melangkah ke tahap selanjutnya.
4). Langkah 4
Masukkan fixer
ketangki pengembang selama 5 menit. Selama proses berlangsung harus
dialkauakan pengandukan dengan cara membolak-balik tangki. Lakukan cara itu
setidaknya setiap setenga menit. Bila langkah 4 sudah dilakukan, langjutkanlah
ke langkah berikutnya.
5). Langkah 5
Film telah
melalui proses pencucian dan selanjutnya bilas dengan air mengalir sehingga
obat-obatan tidak ada lagi. Kemudian film dikeluarkan dari rel gulungan untuk
dikeringkan.
d.
Film Negatif
jika latent image dicuci maka
gambarnya terlihat dalam bentuk negatif atau gambar yang belum nampak jelas
kecuali setela dicetak.
Beberpapa alat-alat yang digunakan
untuk mencuci film negatif:
1.
Sendok
2.
Termometer
3.
Gunting
4.
Chutter
5.
Corong
6.
Baskom
7.
Rel gulungan
8.
Tabung kimia
9.
Botol obat penjepit
Proses Gambar Dalam Media Penyimpanan CCD Proses
penangkapan gambar pada kamera digital dilakukan oleh dua jenis perangkat yang
memiliki cara kerja yang berbeda, yaitu Charge Couple Device(CCD) dan Complementary
Metal Oxide semiconductor(CMOS). Charge Couple Device(CCD) merupakan
chip silikon yang terbentuk dari ribuan atau bahkan jutaan dioda
fotosensitif yang disebut Photosites, photodelement, atau disebut juga
piksel. Tiap photosite menangkapsatu titik objek kemudian dirangkai
dengan hasil tangkapan photosite lain menjadi satu gambar. Saat menekan
tombol capture pada kamera digital, sel pengukur insetitas cahaya akan
menerima dan merekam setiap cahaya yang masuk menurut insetitasnya. Dalam waktu
yang sangat singkat, tiap titik photosite akan merekam cahaya yang
diterima dan diakumulasikan dalam sinyal elektronis. Gambar yang sudah
dikalkulasikan dalam gambar yang sudah direkam dalam bentuk sinyal elektrolis
akan dikalkulasi untuk kemudian disimpan dalam bentuk angka-angka digital. Anka
tersebut akan digunakan untuk menyusun gambar ulang untuk ditampilkan kembali.
Perekam gambar yang dilakukan oleh CCD
sebenarnya dalam format grayscale atau monokrom dengan 256 macam
intensitas cahaya dari putih sampai hitam. Revolusi fotografi yang dilakukan
oleh James Clark Maxwell pada tahun 1860-an mampu membuat gambar
berwarna dari film hitam putih dengan menggunakan filter merah, hijau, dan biru
yang dikenal dengan RGB(read Green Blue). Pembentukan warna pada gambar
fitografi sebenarnya hanya terdiri dari tiga warna yaitu merah, hijau, dan biru
atau disebut additive color system. Apabila ketiga warna ini digabungkan
dengan intesitas yang sama akan membentuk warna putih. Penggabungan kedua warna
dengan intesitas yang sama akan menghasilkan warna baru: Red-Green—Yellow,
Green-Blue—Cyan, Blue-Red—Magenta.
2. Cara Kerja
CCD Sensor atau CMOS Sensor
Bagaimana kamera digital menagkap cahaya
sebuah gambar yang masuk dari lensa? Cahaya ini bukan ditangkap oleh memori.
Ketja memori hanyalah menyimpan gambar yang sudah diproses. Cahay yang masuk
sebenarnya ditangkap oleh CCD sensor atau CMOS sensor. CCD dan CMOS merupakan
suatu chip kecil yang terletak tepat dibelakang lensa kamera digital.
Jadi, sensor inilah yang dimaksud dengan
film. CCD dan CMOS merupakan 2 teknologi yang umum digunakan didalam kamera.
Umumnya, kamera yang ada dipasaran menggunakan CCD sensor.
Seiap kali membeli kamera, pasti anda
ditanya mengenai jumlah megapixel yang diinginkan. Megapixel adalah jumlah
pixel pada CCD atau CMOS sensor. Jadi, jika mempunyai 4 megapixel kamera,
berarti CCD sensor anda mempunyai sekitar 4 juta pixel. Satu pixel itu sangat
kecil, dan satu pixel itu hanya menangkap satu jenis warna.
3. Proses
Filter Warna
Pada proses penyaringan makna, setiap cahay
yang ditangkap oleh piksel photosite akan tersaring menurut warna yang
digunakan untuk proses penyaringan sesuai dengan intesitasnya.
4. Mekanisme Perakaman
a. kualitas CCD
1). Interline tranfer CCD: merupakan kualitas
terendah yang memungkinkan sebagian pixelnya digunakan untuk melihat(preview)
rekakaman image saat pemotretatan. Teknologinya relatif murah diterapkan
pada kamera digital kompak kelas low-end.
2). Frame tranfer CCD: menkonsentrasikan fixer pada kualitas image sihinga tidak
memungkinkan preview. Teknologi ini diterepkan pada kamera digital SLR karena
mekanisme ranah, cermin, dan prisma memungkinkan CCD tidak terkena cahaya
selama atau setelah pembidikan.
3). Frame ineterline tranfer CCD: merupakan jenis CCD dengan kaulitas image terbaik yang diterepkan
pada kamera digital SLR kelas atas.
b. complementary
Metal Oxider Semiconductor (CMOS)
CMOS merupakan teknologi pemutar gambar yang dikembangkan oleh
Water Foundry Fab. CMOS adalah serkuit kecil yang ditempelkan chiep silikon.
Hambatan teknologi CCD tentang ukuran yang terlalu besar bisa diatasi dengan
teknologi CMOS. CMOS banyak digunakan untuk membuat mikroprosesor yang
mampu memasukan sepulu juta chip kedalam inti prosesor. CCD dan CMOS mempunyai
beberapa kelebihan antara lain:
1). Sensor CMOS ditempelkan pada rangkain stabili tator gambar dan
rangkain kompresi gambar. Teknologi mampu menghasilkan kamera digital yang
lebih kecil, lebih ringan, murah, dan juga dapat digabungkan dengan jam tangan,
hp, atau lainya.
2). Sensor CMOS dapat merubah mode pemindai gambar diam menjadi
pemindai gambar gerak.
CCD mempunyai kemampuan menyesuain intensitas cahaya yang sangat
tinggi. Sensor CMOS tidak digunakan pada kamera digital berjenis SLR karena
tidak memiliki sensitivitas tinggi terhadap pergantian cahaya sehingga
pemotretan dalam ruangan perlu bantuan blits/lampu kilat. Untuk
mengatasinya, pada setiap pixel ditambah satu lensa mikro untuk memperbesar
cahaya yang bisa diterima oleh sensor CMOS. Selain itu perlu satu unit pengolah
sinyal digital atau digital signal processing (DSP). DSp berfungsi untuk
mengurangai atau bahkan mengapus semua kesalahan pemindaan. Versi awal DSP
mampu mengolah enam ratus juta intuksi setiap gambarnya.
5.
Cara-Cara Memilih CCD Kamera
a. sesuaikan dengan dana/Budget yang tersedia
jika dana minim, dapat memilih kamera bersensor CMOS saja. Memang
kualitas gambar lebih rendah jika dibandingkan dengan yang bersensor CCD, namun
seringkali gambar yang dihasilkan sudah cukuo memadai, namun jika dana yang
disediakan cukup besar, dapat memili kamera bersensor CCD yang kualitas
gambarnya lebih tinggi (high resolution).
Berikut ini adala standar kualitas/resolusi gambar untuk
perbandingan saja:
1). CMOS standar image quality 380 TVL
2). ¼ “CCD high iamge quality 420 TVL
3).
“CCD very high image quality 480 TVL
Semakin besar TVL berarti semakin tajam gambar
yang dihasilkan. Namun biasanya produsen, mencantumkan tiga pilihahan TVL(380,
420, 480) pada setiap produk kamera, walaupun beberapa kamera CCTV yang
tersedia berTVL diatas lima ratus sekalipun bahkan ada yang diatas enam ratus.
Singkat saja, qualitas atau resolusi gambar pada kamera jauh lebih unggul
dibanding dari resolusi pada alat perekam/DVR, dan nantinya hasil rekam akan
sangat mengikuti qualitas atau resolusi alat perekam/DVR tersebut. ¼ “CCD lebih
rendah resolusi gambarnya jika dibanding dengan satu pertiga “ CCD yagn lebih
besar sehingga menghsilkan gambar yang lebih tajam, namun harganya pun menjadi
lebih mahal.
b. pastikan pemakaian untuk diluar ruangan atau
Out Door atau pemakaian untuk didalam ruangan/ Indoor
jika pemakaian untuk diluar ruangan/ Out Door
pilihlahnkamera khusus untuk Out Dor juga. Kamera Out Door lebih mampu
meroduksi cahaya matahari dan jumlah LED infrared yang dipakai umumnya
lebi banyak dibandingkan kamera In Door. Semua kamera Out Door yang tersedia
bersensor CCD, sudah weahaterproof dan dilengkapi pelindung untuk
menahan sinar matahari maupun air hujan atau biasa disebut topi, dan tidak
perlu membeli housing lagi.
Jika untuk pemakaian untuk In Door saja
pilihannya semakin banyak. Sebagian besar kamera digunakan untuk In Door.
Sesuaikan dengan bentuk fisik kamera yang diingunkan dan penepatannya, entah
itu plafon, tembok/ dinding, disembunyikan, atau tersamar dengan produk lain,
misalnya smoke detector camera. In Door kamera juga ada yang dilengkapi
infrared yang berguna untuk memantau pada kegelapan. Namun, jika ruang/area
yang dipantau cukup terang setiap saat, cukup yang memilih yang nonimfra saja. Dome
camera kusus dipasang pada plafon/ langit-langit dan tidak bisa digabung
dengan rotator, dikarenakan tidak tersedia duduakn untuk protator. Jika ingin
bertipe dome dan dapat berputar pilih pan tilt dome Camera saja,
sedangkan diluar tipe dome bbas saja penempatannya. Dpat dipasang pada plafon
maupun tembok/ dinding dan juga dipasangi rotaktor.
DOBOK CCD camera memiliki kelebihan pada lensa
yang dapat diganti dan disesuaikan dengan kebutuhan. Etrsedia bebrapa pilihan
ukuran lensa yang dijual secra terpisah, semakin kecil ukurannya, semakin lebar
view angle-nya, dan semakin besar milimeternya semakin sempit view anglenya,
tetapi lebih zoom. Kamera berdimensi kecil lebih unggul jika diliat dari
sisi penempatannya karena dapat disembunyikan namun kamera berdimensi besar
juga mempunyai keunggulan tersendiri, yaitu kamera dapat dilihat dengan jelas
sehingga sering kali hal ini merupakan momok yang menakutkan pelaku tindak CCTV
kamera.
Tentunya setiap kamera mempunyai karakteristik,
kekurangan, dan kelebihannya sendiri-sendiri. Oleh karn itu, semakin dilihat
pada keterangan yang diberikan pada masing-masing kamera.
C. Media
Penyimpanan Data
Media penyimpanan data pada kamera digital
mirip dengan film pada kamera konvensional, perbedaannya hanyalah:
1. Bisa dihapus
dan digunakan kembali
2. Bersifat Removable
atau bisa dilepas dan dipasang kembali pada kamera
3. Bisa
ditransfer langsung dari media penyimpanan data ke komputer tanpa menggunakan
kamera digital
4. Kebutuhan
kualitas gambar yang tinggi menyebabkan file yang tersimpan pada media
penyimpanan menjadi besar, sehingga produsen kamera digital memberikan dua
metode penyimpanan data, yaitu:
5. Media Removable
yang memungkinkan pengguna melepas media yang sudah terisi penuh dan mengganti
dengan media yang kosong
6. Menyediakan
metode kompresi gambar yang bertingkat. Kompresi bertingkat tersebut memiliki
konsekuensi, yaitu semakin komplek kevek kompresi, semakin buruk kualitas
gambar yang tersimpan.
Media penyimpanan data sangat beragam,
yaitu:
1. PCMCIA Card
Kartu PCMCIA yang digunakan pada kamera
digital sama dengan kartu {CMCIA yang digunakan pada notebook. Media
penyimpanan data PCMCIA dapat ditemui pada kamera digital SLR, bukan pada
kamera saku digital, karena ukurannya terlalu besar untuk dimasukan pada kamera
saku digital. PCMCIA memiliki kapasitas yang besar, bahkan mampu menyimpan data
beberapa gigabyte. Ukuran kartu PCMCIA adalah 85,6 mm x 54 mm dengan ketebalan
3,3 mm untuk PCMCIA, tipe 1,5 mm untuk tipe ii, dan 10,5 mm untuk tipe ii.
Contoh PCMCIA dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
2. Compact
Flash
Compact Flash dikembangkan oleh Scandisk Corporation
pada tahun 1994. Compact Flash dikembangkan dalam dua format, yaitu CF/1
dan CF/2. Compact Flash ini sekarang banyak digunakan kapasitasnya lebih
dari 256 MB. Compact Flash bisa dipasang pada soket PCMCIA menggunakan
adapter sederhana. Ukuran CF/1 adalah 43 mm x 36 mm dengan ketebalan 3,3 mm,
sedangkan ukuran CF/2 adalah 43 mm x 36 mm dengan ketebalan 5,5 mm.
3. Smartmedia
Smartmedia berukuran lebih kecil daripada Compact
Flash karena chipset pengendali tidak dipasangkan pad kartu. Hal
demikian ini memiliki risiko karena dengan tidak dipaasangkan progam
pengendali, kamera digital tidak akan mengenali smartmedia. Saai ini Smartmedia
Card dikenal sebagai MMC(Multimedia Card) karena memiliki fungsi fleksibel.
Ukuran Smartmedia adalah 45 mm x 37 mm dengan ketebalan 0,76 mm. Bentuk smartmedia
bisa dilihat pada gambar dibawah ini.
4. Sony
Memorystick
Sony merancang media penyimpanan data
dengan basis Compact Flash seukuran permen karet yang diberi nama memorystick.
Meskipun sebenarnya sony memorystick dirancang untuk bermacam merek
kamera digital, namun saat ini hanya sony yang menyediakan soket untuk memorystick-nya.
Ukuran memorystick adalah 50 mm x 21,5 mm dengan ketebalan 2,88 mm.
Bentuk soni memorystick bisa dilihat digambar.
D. Cara Proses Cetak
1. Proses Pencucian Flim
Proses pencucian film
dilakukan terlebih dahulu sebelum mencetak foto. Sebuah film dikeluarkan dari kamera. Kemudian, gulungan film dikeluarkan
dari kasetnya yang berbentuk rol dalam keadaan ruangan gelap total. Atau,
dilakukan dengan bantuan change bag, sebuah kantong hitam rapat cahaya, yang bentuknya
seperti baju anak kecil, dibuat dari kain hitam, dan dapat dibuka dengan
tutupan zip (resleting).
Film digulung pada
reel plastik yang ada dalam tangki pengembang. Kemudian tangki pengembang
tersebut di isi dengan obat pengembang. Ukuran suhu obat pengembang
perlu diperhatikan, begitu juga dengan lama pengembangan (gunakan timer/pengukur
waktu). Setelah waktu pengembangan selesai obat pengembang dibuang, dan stop
bath atau air biasa dituang. Dan digojak dengan baik supaya bersih. Air dibuang
dan diganti dengan fixer selama 10 menit, sebaiknya suhu yang digunakan sama
dengan suhu obat pengembang di atas. Setelah itu, fixer dibuang dan diganti
dengan air. Selanjutnya segera dapat dilihat hasilnya, berhasil atau gagal.
Pencetakan foto secara manual dapat dilakukan dengan menggunakan enlarger dan
pengembangannya dilakukan dengan larutan pengembang (developer), stop bath (air
bilas biasa), fixer, dan air biasa untuk membilas kertas foto sampai bersih. Namun
demikian, sebagian besar penggemar foto lebih suka menyerahkan pekerjaan proses
film dan cetak pada laboratorium foto untuk menghemat biaya dan waktu, terutama
untuk foto warna.
Pada laboratorium foto
warna profesional, kita dapat meminta pada seorang operator mesin cetak warna
untuk mengatur warna sesuai keinginan kita. Misalnya ditambah warna kuningnya (yellow)
atau biru (cyan).
2.
Proses Print
dan Editing
Seiring dengan
kemajuan teknologi yang semakin pesat, fotografi pun makin luas peranannya pada
berbagai bidang ilmu pengetahuan dan profesi. Antara lain pada disiplin desain
komunikasi visual.
Pada
bidang desain komunikasi visual, foto sangat berkaitan erat dengan iklan
(seperti iklan majalah, iklan surat kabar, brosur, katalog, poster, dan lain-lain).
Foto dalam desain komunikasi visual digunakan untuk membantu proses komunikasi,
menggambarkan
suatu keadaan
dan/atau produk (contohnya foto iklan obat demam anak-anak yang menggambarkan
keadaan si anak sebelum dan sesudah meminum obat tersebut). Dengan demikian,
diharapkan sasaran dapat lebih mengenal suatu produk atau jasa melalui foto tersebut,
daripada sasaran hanya membayangkan suatu produk atau jasa tersebut.
foto dibuat
berdasarkan suatu konsep desain untuk mencapai suatu tujuan sesuai dengan
keinginan desainer atau pengguna. Biasanya, dibuat untuk keperluan Suatu iklan
(suatu pesan mengenai suatu produk/jasa yang disampaikan melalui suatu media,
dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal, dan ditujukan kepada sebagian atau keseluruhan
malyarakat). Foto harus produktif (dalam arti membangkitkan minat), komunikatif,
dan menghasilkan respons melalui daya tarik visuafnya dalam mendukung suatu
iklan.[1]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Prinsip kerja kamera adalah
menangkap cahaya. Cahaya masuk ke kamera disebut lensa (subjek dapat dilihat
terlebi dahulu melalui view finder), berfungsi untuk mengatur supaya
caaya secara tajam difokuskan. Fokus adalah saat kita bisa melihat objek pada
visualisasi yang terjelasnya, kebalikan yang disebut blur. Fokus dalam cara
kerjanya dilewatkan tepat jatu ke bidang sensor kamera, seperti setelah cahaya
lewat kornea mata kita dan tepat jatu di retina maka kita bisa fokus melihat
suatu objek.
BAB IV
DAFTAR
PUSTAKA
Setiadi, Teguh. Dasar Fotografi.
Yogyakarta: Andi, 2017.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Semoga Manfaat