Kamis, 09 November 2017

ILMU PENGETAHUAN dalam PERSPEKTIF HADIS NABI



 Ringkasan
ILMU PENGETAHUAN dalam PERSPEKTIF HADIS NABI
Oleh : Suja’i Sarifandi

PENDAHULUAN
            Ilmu pengetahuan merupakan aspek yang amat sangat penting di dalam kehidupan, khususnya di dalam agama islam. Tanpa ilmu, seorang muslim tidak dapat mengetahui suatu hukum tertentu atau suatu amal tertentu di dalam ajaran agama islam. Misalnya ketika seorang muslim hendak akan melakukan sholat, maka sebelum sholat haruslah melakukan wudlu terlebih dahulu karena wudlu adalah syarat mutlak sebelum melaksanakan sholat. Tentu hal semacam ini haruslah diketahui oleh seorang muslim melalui ilmu pengetahuan atau di dala islam dikenal dengan syari’at.
            Islam adalah agama yang kental dengan nuansa ilmu, selain banyak ayat Al-Qur’an yang mengatakan anjuran dan beberapa keutamaan menuntut ilmu, adapula banyak sekali hadis-hadis nabi yang menguatkannya. Islam menganjurkan umatnya untuk tidak berhenti menuntut ilmu, berapapun usianya tidak merubah kewajiban menuntut ilmu karena ilmu ALLAH sangatlah luas dan tiada batasnya.
            Di era modern ini, ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah besar perkembangannya. Mulai dari perangkat keras dan juga perangkat lunak, semuanya serba cepat dan instan dibarengi dengan luasnya ilmu orang-orang zaman sekarang. Selain dari itu semua, jurnal karya Suja’I Sarifandi ini akan membahas secara lebih khusus pembahasan mengenai ilmu berdasarkan perspeksif hadis Nabi Muhammad SAW.

BAGIAN INTI
            Jurnal ini ditulis oleh Suja’i Sarifandi, beliau adalah dosen pada Fakultas Ushuluddin UIN Riau. Jurnal ini membahas secara khusus Ilmu Pengetahuan dalam Perspeksif Hadis Nabi. Yang mana di dalam jurnal ini dibahas secara rinci mengenai ruang lingkup Ilmu Pengetahuan, kedudukan ilmu pengetahuan, dan juga klasifikasi ilmu pengetahuan. Di dalam jurnal ini dikaji secara rinci mengenai hal-hal tersebut berdasarkan perspektif hadis nabi, yang termuat dalam 21 halaman.
            Pembahasan pertama adalah mengenai ruang lingkup ilmu pengetahuan. Penulis menjelaskan ilmu pengetahuan yang ditinjau dari berbagai sisi, yaitu dari istilah sampai dengan pengertian secara umum. Hal ini juga dipaparkan berbagai pendapat ilmu pengetahuan menurut beberapa pakar ahli di bidangnya. Pembahasan kedua adalah mengenai kedudukan ilmu, yaitu orang yang mencari ilmu dan orang yang berilmu (ulama’). Penulis menjelaskan berbagai bentuk hadis nabi yang mengandung nilai keilmuan di dalamnya, mulai dari perintah Allah untuk menuntut ilmu sampai kepada keutamaan-keutamaan mencari ilmu. Di sini, penulis menjelaskan hadis nabi secara teks maupun kontekstualnya, jadi tidak hanya kaku terhadap teksnya saja agar lebih mudah difahami oleh pembaca. Pembahasan ketiga adalah mengenai klasifikasi ilmu pengetahuan yang mencakup berbagai bidang di dalamnya. Yaitu ilmu-ilmu agama, ilmu ekonomi, militer, astronomi sampai kepada ilmu botani. Suja’i Sarifandi menjelaskan dengan jelas bagaimana luasnya ilmu pengetahuan yang sekarang ini telah sangat maju dengan teknologi nya yang modern.
            Kelebihan jurnal ini adalah terletak di dalam pembahasannya yang sangat luas dan juga detail.  Penulis menjelaskan makna dan hakekat ilmu pengetahuan dalam perspekstif hadis nabi yang kemudian dikembangkan pada zaman modern saat ini. Sedangkan kekurangan jurnal ini adalah terletak pada tidak adanya objek yang dikaji. Seharusnya penulis juga mengambil objek yang dikaji untuk kemudian dijelaskan secara lebih khusus dalam perspektif hadis nabi. 

PENUTUP
            Kesimpulan dari pembahasan jurnal karya Suja’i Sarifandi tersebut adalah pentingnya melestarikan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan tidak hanya mencakup ilmu-ilmu agama saja, akan tetapi juga ilmu-ilmu pengetahuan tentang bumi yang diperlukan untuk kelangsungan hidup manusia. Hadis-hadis nabi tidak hanya kaku di dalam aspek keagamaan saja, namun juga membahas nilai-nilai sosial dalam masyarakat yang konteksnya menghendaki kesinambungan di dalam hidup umat manusia sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Berkenaan dengan hal ini, banyak pula hadis nabi yang telah disabdakan pada zaman dahulu sebelum teknologi modern telah ditemukan, nabi Muhammad telah mengetahui terlebih dahulu mengenai ilmu pengetahuan pada zaman sekarang. Artinya, hadis nabi pada zaman dahulu masih relevan dengan majunya teknologi pada zaman sekarang.
            Dalam hal melestarikan ilmu pengetahuan, tentunya tidak mengabaikan peran dari seorang ulama’, mengingat para ulama’ adalah pewaris dari nabi. Seorang ulama’ diharapkan mampu menjawab tantangan akhir zaman pada era modern saat ini. Ulama’ sebagai pendamping sekaligus benteng bagi murid-muridnya, diharapkan mampu menengahi dan mencari jalan tengah untuk murid-muridnya sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadis Nabi Muhammad saw. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Semoga Manfaat