Senin, 06 November 2017

Makalah Pendekatan Supervisi Ilmiah



Makalah Pendekatan Supervisi Ilmiah
 Mata Kuliah Supervisi Pendidikan


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Banyak pemasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Setiap guru memiliki masalah masing-masing yang kemungkinan besar tidak sama. Permasalahan guru biasanya meliputi metode yang digunakan guru dalam pembelajaran tidak sesuai dengan situasi dalam kelas, kemudian strategi yang digunakan pun juga tidak bisa membuat para siswa mempunyai pemahaman yang baik, bisa juga menimbulkan pemahaman yang berbeda. Terkadang guru juga tidak mengetahui sebenarnya apa yang menjadi tujuan yang mendasar dengan adanya suatu pembelajaran. Kurangnya pemahaman dari guru untuk melakukan pembelajaran agar siswa bisa maksimal dalam memahami maksud dari suatu pembelajaran yang telah dilakukannya.
Pendekatan ilmiah ini menitik beratkan pada pengefektifan sistem pembelajaran. Pengefektifan yang dilakukan dalam pembelajaran, nantinya akan berdampak pada input siswa secara maksimal. Pendekatan ilmiah ini dilakukan dengan cara melakukan penelitian oleh peneliti dan juga supervisor dengan tata cara penelitian sesungguhnya, yang nantinya hasil penelitian tersebut dapat menjadi salah satu cara untuk memecahkan suatu masalah dalam pembelajaran.
Oleh karena itu, permasalahan yang dialami oleh supervisor, kepala sekolah dan juga guru agar mendapat kan suatu cara memecahkan permasalahan tersebut dapat menggunakan pendekatan ilmiah untuk mengefektifkan suatu pembelajaran
.
B.     Rumusan masalah

1.      Apa ruang lingkup dari pendekatan ilmiah?
2.      Apa kelebihan dari pendekatan ilmiah?
3.      Apa kekurangan dari pendekatan ilmiah?


C.    Tujuan

1.      Memahami ruang lingkup dari pendekatan ilmiah.
2.      Mengetahui kelebihan dari pendekatan ilmiah.
3.      Mengetahui kekurangan dari pendekatan ilmiah.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pendekatan Ilmiah
Model pendekatan ilmiah ini lahir di era ketika Teori Scientifie Management sedang mendominasi perkembangan ilmu manajemen pada tahun 1980-an. Pada zaman tersebut, model supervisi dengan pendekatan sains dipandang sebagai jawaban atas rendahnya kualitas pendidikan. Pendekatan ilmiah dalam supervisi pembelajaran ini terkait dengan erat pengupayaan efektivitas pembelajaran. Dalam pandangan pendeketan ilmiah ini, pembelajaran dipandang sebagai ilmu atau science. Oleh karena pembelajaran dipandang sebagai science maka perbaikan pembelejaran dapat dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah seperti rasionalitas dan empirik.[1]
Ciri-ciri dari pendekatan ilmiahnya menurut Sahertian adalah kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data obyektif yang diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses belajar mengaja. Menggunakan instrumen pengumpulan data untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data seperti angket, observasi, percakapan pribadi, dan seterusnya. Setiap kegiatan supervise dilaksanakan secara sistematis terencana dan berkesinambungan.[2]
Guna meningkatkan dan mengupayakan perbaikan pembelajaran, maka seorang supervisor yang menggunakan pendekatan ilmiah dapat melaksanakan tiga hal, yaitu.
1.    Mengimplementasikan hasil temuan para peneliti.
2.    Bersama-sama dengan peneliti mengadakan penelitian di bidang pembelajaran dan hal lain yang bersangkut paut dengannya.
3.    Menerapkan metode ilmiah dan mempunyai sikap ilmiah dalam menentukan efektivitas pemebelajaran.
Jika para peneliti sudah banyak mendapatkan hasil keefektifan pembelajaran, menemukan teori-teori yang sudah teruji kebenarannya, maka tugas guru beserta supervisorlah untuk memanfaatkannya. Dengan demikian, kontribusi yang diberikan oleh peneliti tersebut, mencapai sasarannya.
Supervisor juga mengadakan penelitian bersama-sama dengan peneliti di bidang pembelajaran dan hal lain yang bersangkutpaut dengannya, karena dengan demikian, ia akan mendapatkan pengalaman nyata dalam menentukan efektif tidaknya pembelajaran. Dengan demikia, problema-problema pembelajaran di sekolah dapat terpecahkan. Supervisor bersama-sama dengan peneliti dapat juga meneliti prosedur-prosedur mengajar yang dilakukan oleh guru.
Tugas utama supervisi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah adalah membantu guru dalam menyeleksi metode-metode mengajar dan memperbarui kemampuan guru-guru dalam mengajarnya.
Dalam membantu guru menyeleksi metode mengajaar, supervisor terlebih dahulu harus dapat menemukan prosedur mengajar yang paling baik, penampilan mengajar yang paling baik. Baru setelah menemukan sendiri, ia akan dapat membantu guru menemukan metode-metode yang dapat menjamin keberhasilan siswa yang diajar secara maksimal.
Dalam membina guru-guru, supervisor terlebih dahulu mengidentifikasi kekurangan-kekurangan mengajar guru, melalui pengukuran pengetahuan guru tentang materi pelajaran, pengukuran pengetahuan guru tentang metodelogi pembelajaran, dan pengukuran pengetahuan guru tentang proses pembelajaran. Pengukuran juga dapat diaksentuasikan pada kemampuan guru dalam memandang pembelajaran dari perspektif akademis dan sosial. Selain itu, pengukuran dapat juga dilakukan atas kesabaran dan energi yang dimilki oleh guru.

B.     Posisi Supervisi Pembelajaran Dengan Pendekatan Ilmiah
Posisi pendekatan ilmiah dalam supervisi pembelajaran dapat dipilih menjadi tiga.
1.      Supervisi pembelajaran dengan pendekatan ilmiah dapat dipandang sebagai bagian dari gerakan manajemen ilmiah.
Dalam posisi ini, supervisi pembelajaran yang menggunakan pendekatan ilmiah ini dipandang dapat memberikan responsi atas kekurangan-kekurangan dalam menilai efektivitas pembelajaran.
Dalam membina guru-guru, supervisor terlebih dahulu mengidentifikasi kekurangan-kekurangan mengajar guru, melalui pengukuran pengetahuan guru tentang materi pelajaran, pengukuran pengetahuan guru tentang metodelogi pembelajaran, dan pengukuran pengetahuan guru tentang proses pembelajaran. Pengukuran juga dapat diaksentuasikan pada kemampuan guru dalam memandang pembelajaran dari perspektif akademis dan sosial. Selain itu, pengukuran dapat juga dilakukan atas kesabaran dan energi yang dimilki oleh guru.
2.      Supervisi pembelajaran dengan pendekatan ilmiah dapat dipandang sebagai gambaran hasil penelitian dan aplikasi metode pemecahan masalah.
john Dewy mengemukakan bahwa tujuan supervisi pepmbelajaran dengan  menggunakan pendekatan ilmiah adalah sebagai berikut.
1)      membantu mengembangkan kemampuan guru untuk memecahkan problema kelas secar ilmiah
2)      dalam memecahkan masalah kelas secara ilmiah tersebut, tidak boleh terpengaruh oleh faktor tradisi dan diaktifkan  oleh semangat inquiri.
3.      Supervisi pembelajaran dengan pendekatan ilmiah dapat dipandang sebagai bagian dari ideologi demokrasi.
di awal-awal kejayaan pendekatan ilmiah dalam supervisi pemebelajaran, yaitu sekitar tahun 1940, supervisi pembelajaran dan dinafasi oleh suasana politik pada waktu itu. suasana politik pada waktu itu, menjunjung prinsip-prinsip yang diasosiasikan dan mengarah pada demokrasi, partisipasi, respek sosial serta membutuhkan dukungan dari guru dan masyarakat, khususnya usaha mencapai tujuan.[3]

C.    Kelebihan Pendekatan Ilmiah

Kelebihan dari pendekatan ilmiah ini adalah hasil penelitian tentang pembelajaran dipandang sebagai hal yang sangat penting berdasarkan temuan penelitian, baik yang dilakukan secara mandiri atau oleh peneliti lain, dapat diketahui mana pembelajaran yang efektif dan mana pembelajaran yang tidak efektif. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru dilaksanakan berdasarkan tamuan penelitian atau teori yang secara empirik telah teruji kebenarannya.
Adanya penelitian sehingga  pemecahakan masalah besar kemungkinan tepat sasaran dan tujuan. Supervisor bisa bekerja sama dengan peneliti untuk melakukan penelitian, sehingga dapat membangun relasi antara supervisor, peneliti dan juga guru. Melalui penelitian ini, juga dapat menghasilkan pemenejemenan dalam suatu pembelajaran. Pembinaan guru didasarkan pada aspek-aspek yang mudah digali, mudah dianalisis dan disimpulkan.

D.    Kekurangan Pendekatan Ilmiah

Kekurangan dari pendekatan ilmiah adalah sebagai berikut.
1.      jumlah proposi yang dihasilkan oleh pendekatan ilmiah masih relatif kecil dibandingkan dengan kebutuhan aktual pembelajaran.
2.      peneliti pembelajaran umumnya lebih banyak  menyaring dan mengkonfirmasikan pengetahuan yang telah mapan dibandingkan dengan menemukan dan mengusahakan munculnya pengetahuan yang baru.
3.      dalam melaksanakan penelitian, para penelyi umumnya menyaring pengetahuan dengan seleksi yang ketat
4.      peneliti umumnya tidak menemukan problema kelas secara menyeluruh sehingga yang didapatkan hanya parsial saja.
5.      banyak temuan ilmiah yang mengemukankan konsep pembelajaran yang berbeda-beda.[4]
6.      pendekatan ini menitik beratkan pada penelitian maka dari itu, pendekatan ini membutuhkan biaya yang cukup mahal, penggunaan waktu untuk mendapatkan hasil penelitian juga cukup memakan waktu lama.
7.      Jika supervisor tidak ada kemauan dalam melaksanakan penelitian, maka pendekatan ini tidak akan berhasil mendapatkan sesuatu untuk memecahkan masalah.
8.       jika supervisor tidak mau bekerja sama dengan peneliti atau supervisor tidak mau untuk menggunakan penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti, maka pendekatan ini tidak akan berjalan karena titik beratnya dalam hal pemanfaatan hasil penelitian.
9.      Adanya faktor politi yng terjadi dalam pendekatan ilmiah ini, yang akan meninmbulkan kecondongan dalam suatu pihak.



BAB III
PENUTUP
Pendekatan ilmiah ini dilakukan oleh supervisi dengan cara bekerja sama dengan peneliti dengan menemukan hasil penelitiannya untuk memecahkan masalah pembelajaran yang dialami oleh guru dalam hal metode-metode pembelajaran, strategi pembelajaran, dan juga dalam mengahadapi masalah pembelajaran lainnya untu memaksimalkan pemahaman siswa terhadap pembelajaran itu sendiri.
Kelebihan dari pendekatan ilmiah ini adalah adanya penelitian sehingga  pemecahakan masalah besar kemungkinan tepat sasaran dan tujuan. Supervisor bisa bekerja sama dengan peneliti untuk melakukan penelitian, sehingga dapat membangun relasi antara supervisor, peneliti dan juga guru. Melalui penelitian ini, juga dapat menghasilkan pemenejemenan dalam suatu pembelajaran.
Kelemahan dari pendekatan ini, karena pendekatan ini menitik beratkan pada penelitian maka dari itu, pendekatan ini membutuhkan biaya yang cukup mahal, penggunaan waktu untuk mendapatkan hasil penelitian juga cukup memakan waktu lama. Jika supervisor tidak ada kemauan dalam melaksanakan penelitian, maka pendekatan ini tidak akan berhasil mendapatkan sesuatu untuk memecahkan masalah. Kemudian jika supervisor tidak mau bekerja sama dengan peneliti atau supervisor tidak mau untuk menggunakan penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti, maka pendekatan ini tidak akan berjalan karena titik beratnya dalam hal pemanfaatan hasil penelitian. Adanya faktor politi yng terjadi dalam pendekatan ilmiah ini, yang akan meninmbulkan kecondongan dalam suatu pihak.



DAFTAR PUSTAKA

Aedi, Nur. 2014.  Pengawasan Pendidikan Tinjauan Teori Dan Praktik. Jakarta: Rajawali Pers.
Imron, Ali. 2011. Supervisi pembelajaran tingkat satuan pendidikan. Jakarta: bumi aksara
Sahertian, Piet A. 2008.  Konsep Dasar dan Tehnik Supervisi  Pendidikan Dalam Rangka Mengembangkan SDM.  Jakarta : Rineka Cipta.


[1] Nur Aedi, Pengawasan Pendidikan Tinjauan Teori Dan Praktik, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), 55-56.
[2]  Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Tehnik Supervisi  Pendidikan Dalam Rangka Mengembangkan SDM, ( Jakarta : Rineka Cipta ,2008),  19.
[3] Ali Imron, Supervisi pembelajaran tingkat satuan pendidikan (Jakarta: bumi aksara, 2011), 29-34.
[4] Nur Aedi, Pengawasan Pendidikan Tinjauan Teori Dan Praktik,...57-58.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Semoga Manfaat