Ringkasan
ILMU PENGETAHUAN dalam PERSPEKTIF HADIS NABI
Oleh : Suja’i Sarifandi
PENDAHULUAN
Ilmu pengetahuan merupakan aspek yang amat sangat penting di dalam
kehidupan, khususnya di dalam agama islam. Tanpa ilmu, seorang muslim tidak
dapat mengetahui suatu hukum tertentu atau suatu amal tertentu di dalam ajaran
agama islam. Misalnya ketika seorang muslim hendak akan melakukan sholat, maka
sebelum sholat haruslah melakukan wudlu terlebih dahulu karena wudlu adalah
syarat mutlak sebelum melaksanakan sholat. Tentu hal semacam ini haruslah
diketahui oleh seorang muslim melalui ilmu pengetahuan atau di dala islam
dikenal dengan syari’at.
Islam adalah agama
yang kental dengan nuansa ilmu, selain banyak ayat Al-Qur’an yang mengatakan
anjuran dan beberapa keutamaan menuntut ilmu, adapula banyak sekali hadis-hadis
nabi yang menguatkannya. Islam menganjurkan umatnya untuk tidak berhenti
menuntut ilmu, berapapun usianya tidak merubah kewajiban menuntut ilmu karena
ilmu ALLAH sangatlah luas dan tiada batasnya.
Di era modern ini,
ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah besar perkembangannya. Mulai dari
perangkat keras dan juga perangkat lunak, semuanya serba cepat dan instan
dibarengi dengan luasnya ilmu orang-orang zaman sekarang. Selain dari itu
semua, jurnal karya Suja’I Sarifandi ini akan membahas secara lebih khusus
pembahasan mengenai ilmu berdasarkan perspeksif hadis Nabi Muhammad SAW.
BAGIAN INTI
Jurnal ini ditulis
oleh Suja’i Sarifandi, beliau adalah dosen pada Fakultas Ushuluddin UIN Riau. Jurnal
ini membahas secara khusus Ilmu Pengetahuan dalam Perspeksif Hadis Nabi. Yang
mana di dalam jurnal ini dibahas secara rinci mengenai ruang lingkup Ilmu
Pengetahuan, kedudukan ilmu pengetahuan, dan juga klasifikasi ilmu pengetahuan.
Di dalam jurnal ini dikaji secara rinci mengenai hal-hal tersebut berdasarkan
perspektif hadis nabi, yang termuat dalam 21 halaman.
Pembahasan pertama
adalah mengenai ruang lingkup ilmu pengetahuan. Penulis menjelaskan ilmu pengetahuan
yang ditinjau dari berbagai sisi, yaitu dari istilah sampai dengan pengertian
secara umum. Hal ini juga dipaparkan berbagai pendapat ilmu pengetahuan menurut
beberapa pakar ahli di bidangnya. Pembahasan kedua adalah mengenai kedudukan
ilmu, yaitu orang yang mencari ilmu dan orang yang berilmu (ulama’). Penulis
menjelaskan berbagai bentuk hadis nabi yang mengandung nilai keilmuan di dalamnya,
mulai dari perintah Allah untuk menuntut ilmu sampai kepada keutamaan-keutamaan
mencari ilmu. Di sini, penulis menjelaskan hadis nabi secara teks maupun
kontekstualnya, jadi tidak hanya kaku terhadap teksnya saja agar lebih mudah
difahami oleh pembaca. Pembahasan ketiga adalah mengenai klasifikasi ilmu
pengetahuan yang mencakup berbagai bidang di dalamnya. Yaitu ilmu-ilmu agama,
ilmu ekonomi, militer, astronomi sampai kepada ilmu botani. Suja’i Sarifandi
menjelaskan dengan jelas bagaimana luasnya ilmu pengetahuan yang sekarang ini
telah sangat maju dengan teknologi nya yang modern.
Kelebihan jurnal
ini adalah terletak di dalam pembahasannya yang sangat luas dan juga detail. Penulis menjelaskan makna dan hakekat ilmu
pengetahuan dalam perspekstif hadis nabi yang kemudian dikembangkan pada zaman
modern saat ini. Sedangkan kekurangan jurnal ini adalah terletak pada tidak
adanya objek yang dikaji. Seharusnya penulis juga mengambil objek yang dikaji
untuk kemudian dijelaskan secara lebih khusus dalam perspektif hadis nabi.
PENUTUP
Kesimpulan dari
pembahasan jurnal karya Suja’i Sarifandi tersebut adalah pentingnya
melestarikan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan tidak hanya mencakup ilmu-ilmu
agama saja, akan tetapi juga ilmu-ilmu pengetahuan tentang bumi yang diperlukan
untuk kelangsungan hidup manusia. Hadis-hadis nabi tidak hanya kaku di dalam
aspek keagamaan saja, namun juga membahas nilai-nilai sosial dalam masyarakat
yang konteksnya menghendaki kesinambungan di dalam hidup umat manusia sesuai
dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Berkenaan dengan hal ini, banyak pula
hadis nabi yang telah disabdakan pada zaman dahulu sebelum teknologi modern
telah ditemukan, nabi Muhammad telah mengetahui terlebih dahulu mengenai ilmu
pengetahuan pada zaman sekarang. Artinya, hadis nabi pada zaman dahulu masih
relevan dengan majunya teknologi pada zaman sekarang.
Dalam hal
melestarikan ilmu pengetahuan, tentunya tidak mengabaikan peran dari seorang
ulama’, mengingat para ulama’ adalah pewaris dari nabi. Seorang ulama’
diharapkan mampu menjawab tantangan akhir zaman pada era modern saat ini.
Ulama’ sebagai pendamping sekaligus benteng bagi murid-muridnya, diharapkan
mampu menengahi dan mencari jalan tengah untuk murid-muridnya sesuai dengan
Al-Qur’an dan Hadis Nabi Muhammad saw.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Semoga Manfaat