Makalah Pendekatan Supervisi Ilmiah
Mata Kuliah Supervisi Pendidikan
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Banyak pemasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Setiap
guru memiliki masalah masing-masing yang kemungkinan besar tidak sama.
Permasalahan guru biasanya meliputi metode yang digunakan guru dalam
pembelajaran tidak sesuai dengan situasi dalam kelas, kemudian strategi yang
digunakan pun juga tidak bisa membuat para siswa mempunyai pemahaman yang baik,
bisa juga menimbulkan pemahaman yang berbeda. Terkadang guru juga tidak mengetahui
sebenarnya apa yang menjadi tujuan yang mendasar dengan adanya suatu
pembelajaran. Kurangnya pemahaman dari guru untuk melakukan pembelajaran agar
siswa bisa maksimal dalam memahami maksud dari suatu pembelajaran yang telah
dilakukannya.
Pendekatan ilmiah ini menitik beratkan pada pengefektifan sistem
pembelajaran. Pengefektifan yang dilakukan dalam pembelajaran, nantinya akan
berdampak pada input siswa secara maksimal. Pendekatan ilmiah ini dilakukan
dengan cara melakukan penelitian oleh peneliti dan juga supervisor dengan tata
cara penelitian sesungguhnya, yang nantinya hasil penelitian tersebut dapat
menjadi salah satu cara untuk memecahkan suatu masalah dalam pembelajaran.
Oleh karena itu, permasalahan yang dialami oleh supervisor, kepala
sekolah dan juga guru agar mendapat kan suatu cara memecahkan permasalahan
tersebut dapat menggunakan pendekatan ilmiah untuk mengefektifkan suatu
pembelajaran
.
B.
Rumusan masalah
1.
Apa ruang lingkup dari pendekatan ilmiah?
2.
Apa kelebihan dari pendekatan ilmiah?
3.
Apa kekurangan dari pendekatan ilmiah?
C.
Tujuan
1.
Memahami ruang lingkup dari pendekatan ilmiah.
2.
Mengetahui kelebihan dari pendekatan ilmiah.
3.
Mengetahui kekurangan dari pendekatan ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendekatan Ilmiah
Model pendekatan ilmiah ini lahir di era ketika Teori Scientifie
Management sedang mendominasi perkembangan ilmu manajemen pada tahun
1980-an. Pada zaman tersebut, model supervisi dengan pendekatan sains dipandang
sebagai jawaban atas rendahnya kualitas pendidikan. Pendekatan ilmiah dalam
supervisi pembelajaran ini terkait dengan erat pengupayaan efektivitas
pembelajaran. Dalam pandangan pendeketan ilmiah ini, pembelajaran dipandang
sebagai ilmu atau science. Oleh karena pembelajaran dipandang sebagai science
maka perbaikan pembelejaran dapat dilakukan dengan menggunakan
metode-metode ilmiah seperti rasionalitas dan empirik.[1]
Ciri-ciri dari
pendekatan ilmiahnya menurut Sahertian adalah kegiatan supervisi dilaksanakan
berdasarkan data obyektif yang diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses
belajar mengaja. Menggunakan instrumen pengumpulan data untuk memperoleh data
perlu diterapkan alat perekam data seperti angket, observasi, percakapan
pribadi, dan seterusnya. Setiap kegiatan supervise dilaksanakan secara
sistematis terencana dan berkesinambungan.[2]
Guna
meningkatkan dan mengupayakan perbaikan pembelajaran, maka seorang supervisor
yang menggunakan pendekatan ilmiah dapat melaksanakan tiga hal, yaitu.
1.
Mengimplementasikan hasil temuan para peneliti.
2.
Bersama-sama dengan peneliti mengadakan penelitian di bidang
pembelajaran dan hal lain yang bersangkut paut dengannya.
3.
Menerapkan metode ilmiah dan mempunyai sikap ilmiah dalam menentukan
efektivitas pemebelajaran.
Jika para
peneliti sudah banyak mendapatkan hasil keefektifan pembelajaran, menemukan
teori-teori yang sudah teruji kebenarannya, maka tugas guru beserta
supervisorlah untuk memanfaatkannya. Dengan demikian, kontribusi yang diberikan
oleh peneliti tersebut, mencapai sasarannya.
Supervisor juga
mengadakan penelitian bersama-sama dengan peneliti di bidang pembelajaran dan
hal lain yang bersangkutpaut dengannya, karena dengan demikian, ia akan
mendapatkan pengalaman nyata dalam menentukan efektif tidaknya pembelajaran.
Dengan demikia, problema-problema pembelajaran di sekolah dapat terpecahkan.
Supervisor bersama-sama dengan peneliti dapat juga meneliti prosedur-prosedur
mengajar yang dilakukan oleh guru.
Tugas utama
supervisi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah adalah membantu
guru dalam menyeleksi metode-metode mengajar dan memperbarui kemampuan
guru-guru dalam mengajarnya.
Dalam membantu
guru menyeleksi metode mengajaar, supervisor terlebih dahulu harus dapat menemukan
prosedur mengajar yang paling baik, penampilan mengajar yang paling baik. Baru setelah
menemukan sendiri, ia akan dapat membantu guru menemukan metode-metode yang
dapat menjamin keberhasilan siswa yang diajar secara maksimal.
Dalam membina
guru-guru, supervisor terlebih dahulu mengidentifikasi kekurangan-kekurangan
mengajar guru, melalui pengukuran pengetahuan guru tentang materi pelajaran,
pengukuran pengetahuan guru tentang metodelogi pembelajaran, dan pengukuran pengetahuan
guru tentang proses pembelajaran. Pengukuran juga dapat diaksentuasikan pada
kemampuan guru dalam memandang pembelajaran dari perspektif akademis dan
sosial. Selain itu, pengukuran dapat juga dilakukan atas kesabaran dan energi
yang dimilki oleh guru.
B.
Posisi Supervisi Pembelajaran Dengan Pendekatan Ilmiah
Posisi
pendekatan ilmiah dalam supervisi pembelajaran dapat dipilih menjadi tiga.
1.
Supervisi pembelajaran dengan pendekatan ilmiah dapat dipandang
sebagai bagian dari gerakan manajemen ilmiah.
Dalam posisi ini, supervisi pembelajaran yang menggunakan
pendekatan ilmiah ini dipandang dapat memberikan responsi atas
kekurangan-kekurangan dalam menilai efektivitas pembelajaran.
Dalam membina guru-guru, supervisor terlebih dahulu
mengidentifikasi kekurangan-kekurangan mengajar guru, melalui pengukuran
pengetahuan guru tentang materi pelajaran, pengukuran pengetahuan guru tentang
metodelogi pembelajaran, dan pengukuran pengetahuan guru tentang proses
pembelajaran. Pengukuran juga dapat diaksentuasikan pada kemampuan guru dalam
memandang pembelajaran dari perspektif akademis dan sosial. Selain itu,
pengukuran dapat juga dilakukan atas kesabaran dan energi yang dimilki oleh
guru.
2.
Supervisi pembelajaran dengan pendekatan ilmiah dapat dipandang
sebagai gambaran hasil penelitian dan aplikasi metode pemecahan masalah.
john Dewy
mengemukakan bahwa tujuan supervisi pepmbelajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah adalah sebagai
berikut.
1)
membantu mengembangkan kemampuan guru untuk memecahkan problema
kelas secar ilmiah
2)
dalam memecahkan masalah kelas secara ilmiah tersebut, tidak boleh
terpengaruh oleh faktor tradisi dan diaktifkan
oleh semangat inquiri.
3.
Supervisi pembelajaran dengan pendekatan ilmiah dapat dipandang
sebagai bagian dari ideologi demokrasi.
di awal-awal
kejayaan pendekatan ilmiah dalam supervisi pemebelajaran, yaitu sekitar tahun
1940, supervisi pembelajaran dan dinafasi oleh suasana politik pada waktu itu.
suasana politik pada waktu itu, menjunjung prinsip-prinsip yang diasosiasikan
dan mengarah pada demokrasi, partisipasi, respek sosial serta membutuhkan
dukungan dari guru dan masyarakat, khususnya usaha mencapai tujuan.[3]
C. Kelebihan Pendekatan Ilmiah
Kelebihan dari pendekatan ilmiah ini adalah hasil penelitian
tentang pembelajaran dipandang sebagai hal yang sangat penting berdasarkan
temuan penelitian, baik yang dilakukan secara mandiri atau oleh peneliti lain,
dapat diketahui mana pembelajaran yang efektif dan mana pembelajaran yang tidak
efektif. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru dilaksanakan berdasarkan tamuan
penelitian atau teori yang secara empirik telah teruji kebenarannya.
Adanya penelitian sehingga
pemecahakan masalah besar kemungkinan tepat sasaran dan tujuan.
Supervisor bisa bekerja sama dengan peneliti untuk melakukan penelitian,
sehingga dapat membangun relasi antara supervisor, peneliti dan juga guru.
Melalui penelitian ini, juga dapat menghasilkan pemenejemenan dalam suatu
pembelajaran. Pembinaan guru didasarkan pada aspek-aspek yang mudah digali,
mudah dianalisis dan disimpulkan.
D. Kekurangan Pendekatan Ilmiah
Kekurangan dari pendekatan ilmiah adalah sebagai berikut.
1. jumlah proposi yang dihasilkan oleh
pendekatan ilmiah masih relatif kecil dibandingkan dengan kebutuhan aktual
pembelajaran.
2. peneliti pembelajaran umumnya lebih
banyak menyaring dan
mengkonfirmasikan pengetahuan yang telah mapan dibandingkan dengan menemukan
dan mengusahakan munculnya pengetahuan yang baru.
3. dalam melaksanakan penelitian, para
penelyi umumnya menyaring pengetahuan dengan seleksi yang ketat
4. peneliti umumnya tidak menemukan
problema kelas secara menyeluruh sehingga yang didapatkan hanya parsial saja.
5. banyak temuan ilmiah yang
mengemukankan konsep pembelajaran yang berbeda-beda.[4]
6. pendekatan ini menitik beratkan pada
penelitian maka dari itu, pendekatan ini membutuhkan biaya yang cukup mahal,
penggunaan waktu untuk mendapatkan hasil penelitian juga cukup memakan waktu
lama.
7. Jika supervisor tidak ada kemauan
dalam melaksanakan penelitian, maka pendekatan ini tidak akan berhasil
mendapatkan sesuatu untuk memecahkan masalah.
8. jika supervisor tidak mau bekerja sama dengan
peneliti atau supervisor tidak mau untuk menggunakan penelitian yang sudah
dilakukan oleh peneliti, maka pendekatan ini tidak akan berjalan karena titik
beratnya dalam hal pemanfaatan hasil penelitian.
9. Adanya faktor politi yng terjadi
dalam pendekatan ilmiah ini, yang akan meninmbulkan kecondongan dalam suatu
pihak.
BAB III
PENUTUP
Pendekatan ilmiah ini dilakukan oleh supervisi dengan cara bekerja
sama dengan peneliti dengan menemukan hasil penelitiannya untuk memecahkan
masalah pembelajaran yang dialami oleh guru dalam hal metode-metode
pembelajaran, strategi pembelajaran, dan juga dalam mengahadapi masalah
pembelajaran lainnya untu memaksimalkan pemahaman siswa terhadap pembelajaran
itu sendiri.
Kelebihan dari pendekatan ilmiah ini adalah adanya penelitian
sehingga pemecahakan masalah besar
kemungkinan tepat sasaran dan tujuan. Supervisor bisa bekerja sama dengan
peneliti untuk melakukan penelitian, sehingga dapat membangun relasi antara
supervisor, peneliti dan juga guru. Melalui penelitian ini, juga dapat
menghasilkan pemenejemenan dalam suatu pembelajaran.
Kelemahan dari pendekatan ini, karena pendekatan ini menitik
beratkan pada penelitian maka dari itu, pendekatan ini membutuhkan biaya yang
cukup mahal, penggunaan waktu untuk mendapatkan hasil penelitian juga cukup
memakan waktu lama. Jika supervisor tidak ada kemauan dalam melaksanakan
penelitian, maka pendekatan ini tidak akan berhasil mendapatkan sesuatu untuk
memecahkan masalah. Kemudian jika supervisor tidak mau bekerja sama dengan
peneliti atau supervisor tidak mau untuk menggunakan penelitian yang sudah
dilakukan oleh peneliti, maka pendekatan ini tidak akan berjalan karena titik
beratnya dalam hal pemanfaatan hasil penelitian. Adanya faktor politi yng
terjadi dalam pendekatan ilmiah ini, yang akan meninmbulkan kecondongan dalam
suatu pihak.
DAFTAR PUSTAKA
Aedi, Nur.
2014. Pengawasan Pendidikan Tinjauan
Teori Dan Praktik. Jakarta: Rajawali Pers.
Imron, Ali.
2011. Supervisi pembelajaran tingkat satuan pendidikan. Jakarta: bumi
aksara
Sahertian,
Piet A. 2008. Konsep Dasar dan Tehnik
Supervisi Pendidikan Dalam Rangka
Mengembangkan SDM. Jakarta : Rineka
Cipta.
[1] Nur Aedi, Pengawasan Pendidikan Tinjauan Teori Dan Praktik, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2014), 55-56.
[2] Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Tehnik
Supervisi Pendidikan Dalam Rangka
Mengembangkan SDM, ( Jakarta : Rineka Cipta ,2008), 19.
[3] Ali Imron, Supervisi pembelajaran tingkat satuan pendidikan (Jakarta:
bumi aksara, 2011), 29-34.
[4] Nur
Aedi, Pengawasan Pendidikan Tinjauan Teori Dan Praktik,...57-58.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Semoga Manfaat